Jelaskan sebab-sebab munculnya istilah "Indonesia" yang kemudian dijadikan identitas perjuangan bangsa Indonesia !
dian17071
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
3 votes Thanks 6
junitaananda88
Pada tahun 1850 untuk pertama kalinya penggunaan istilah Indonesia digunakan. Adalah seorang kebangsaan Inggris J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia tersebut dalam pengertian geografis. J.R. Logan merupakan seorang etnolog dan juga seorang Redaktur Journal of the Indian Archipelago and Eastrn Asia, berpendapat bahwa kata Indonesia itu berasal dari gabungan dua kata, yaitu India dan nesos yang bermakna Kepulauan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1884 kata Indonesia dalam arti etnologis digunakan oleh A. Bastian seorang jerman dalam tulisannya Indonesien oder die Inselndes Malayischen Archipels. Kata Indonesia yang dimaksud adalah Kepulauan Melayu (Hindia). Sejak kedua pakar itu memunculkan kata Indonesia, istilah Indonesia kemudian dipakai dalam ilmu etnologi, hukum adat, dan ilmu bahasa oleh guru-guru besar Universitas Leiden, seperti R.A. Kern, Snouck Hurgronye, van Vallenhoven dan lain-lain. dalam buku-buku yang ditulis oleh para guru besar itu, istilah Indonesia disebarluaskan melalui pemakaian kata-kata Indonesie, Indonesier, atau Indonesisch. Para pelajar Indonesia di Belanda kemudian menggunakan istilah-istilah itu. Organisasi pelajar di Belanda Indische Vereeniging (1908) kemudian diganti namanya pada tahun 1922 menjadi Indonesische Vereeniging kemudian diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1924. Berkenaan dengan itu di dalam kata pengantar majalah Indonesia Merdeka, termuat kalimat, "Kita memasuki tahun baru dengan pakaian baru dan nama baru." Yang dimaksud nama baru adalah kata "Indonesia". Perhimpunan Indonesia dalam setiap kesempatan terus menerus menyuarakan nama Indonesische sebagai identitas bangsa yang berusaha membangkitkan tujuan dan cita-cita menentang kolonialisme dan imperialisme. Propaganda perhimpunan Indonesia di negeri Belanda ternyata mendapat sambutan hangat dari kaum pergerakan dalam negeri, seperti Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1926 di Jakarta dan Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 di Bandung. Kedua organisasi pergerakan tersebut telah ikut menggunakan dan menyebarluaskan kata Indonesia sebagai identitas kebangsaan.
Pembentukan identitas nasional Indonesia semakin jelas dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta. Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia adalah pernyataan yang jelas tegas bahwa nasionalisme Indonesia mendapat dukungan dari semua bangsa yang mencakup wilayah dari Sabang sampai Marauke. sejak saati tiu, bahasa Malayu sebagai bahasa pengantar di Nusantara disebut bahasa Indonesia. Lagu Indonesia Raya gubahanWage Rudolf Supratman untuk pertama kali diperdengarkan dalam kogres yang semakin memantapkan rasa nasionalisme Indonesia.
Sejak kedua pakar itu memunculkan kata Indonesia, istilah Indonesia kemudian dipakai dalam ilmu etnologi, hukum adat, dan ilmu bahasa oleh guru-guru besar Universitas Leiden, seperti R.A. Kern, Snouck Hurgronye, van Vallenhoven dan lain-lain. dalam buku-buku yang ditulis oleh para guru besar itu, istilah Indonesia disebarluaskan melalui pemakaian kata-kata Indonesie, Indonesier, atau Indonesisch.
Para pelajar Indonesia di Belanda kemudian menggunakan istilah-istilah itu. Organisasi pelajar di Belanda Indische Vereeniging (1908) kemudian diganti namanya pada tahun 1922 menjadi Indonesische Vereeniging kemudian diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1924. Berkenaan dengan itu di dalam kata pengantar majalah Indonesia Merdeka, termuat kalimat, "Kita memasuki tahun baru dengan pakaian baru dan nama baru." Yang dimaksud nama baru adalah kata "Indonesia".
Perhimpunan Indonesia dalam setiap kesempatan terus menerus menyuarakan nama Indonesische sebagai identitas bangsa yang berusaha membangkitkan tujuan dan cita-cita menentang kolonialisme dan imperialisme. Propaganda perhimpunan Indonesia di negeri Belanda ternyata mendapat sambutan hangat dari kaum pergerakan dalam negeri, seperti Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1926 di Jakarta dan Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 di Bandung. Kedua organisasi pergerakan tersebut telah ikut menggunakan dan menyebarluaskan kata Indonesia sebagai identitas kebangsaan.
Pembentukan identitas nasional Indonesia semakin jelas dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta. Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia adalah pernyataan yang jelas tegas bahwa nasionalisme Indonesia mendapat dukungan dari semua bangsa yang mencakup wilayah dari Sabang sampai Marauke. sejak saati tiu, bahasa Malayu sebagai bahasa pengantar di Nusantara disebut bahasa Indonesia. Lagu Indonesia Raya gubahanWage Rudolf Supratman untuk pertama kali diperdengarkan dalam kogres yang semakin memantapkan rasa nasionalisme Indonesia.