DeviaAgustin58
1.Normal Fault Patahan dikatakan masuk ke dalam normal fault jika patahan tersebut memungkinkan satu block misalnya bagian foot wall memiliki lapisan yang bergerak searah namun relatof naik terhadap blok lainnya yaitu hanging wall. Ciri yang sangat mudah ditemukan pada jenis normal fault adalah tingkat kemiringannya yang hampir 90 derajat. 2. Reserve Fault Kebalikan dari normal fault, untuk jenis reserve fault ini merupakan patahan yang terjadi dengan arah foot wall yang relatif turun dibandingkan dengan hanging wall. Ciri yang mudah ditemukan pada jenis patahan ini adalah tingkat kemiringannya yang relatif kecil yaitu sekitar 45 derajat saja atau setengah dari kemiringan normalfault. 3. Strike Fault Untuk jenis strike fault ini merupakan patahan yang memiliki arah relatif mendatar baik itu ke kiri maupun ke kanan. Arah patahan ini memang tidak seluruhnya bergerak dengan arah mendatar namun juga bisa dengan arah vertikal. Pada patahan jenis ini yang bergerak ke arah kiri disebut dengan dekstral sedangkan untuk patahan yang bergerak ke kanan disebut dengan sinistral.Ada juga pengelompokan sesar atau patahan lainnya yang dikemukakan oleh ahli E.W Spencer (1977), menurutnya sesar atau patahan dapat dikelompokan menjadi berikut ini: a.Sesar Tranlasi –merupakan kondisi dimana tidak adanya gerakan rotasi dari masing-masing blok namun garis-garis sejajar dari masing-masing blok yang berlawanan tetap sejajar. b. Sesar rotasi – merupakan kondisi dimana terjadi rotasi pada masing-masingblok yang membuat kedudukan kedua blok tidak sejajar dan berlawanan arah.Sesar juga dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut ahli Billinge tahun 1977, seperti berikut ini:*.Strike Skip Fault – Sebuah patahan akan dikatakan masuk dalam kategori strike skip fault jika memilikirake sebesar 0° dan memiliki arah sejajar terhadap bidang sesar.*.Dip Slip Fault – Merupakan kondisi dimana terdapat patahan yang memiliki rake 90° dan memiliki arah gerak tegak lurus pada masing-masing bidangnya.*.Diagonal Fault – Sebuah patahan akan dikatakan sebagai diagonal fault jika tidak memiliki rake 0° dan 90°.
Patahan dikatakan masuk ke dalam normal fault jika patahan tersebut memungkinkan satu block misalnya bagian foot wall memiliki lapisan yang bergerak searah namun relatof naik terhadap blok lainnya yaitu hanging wall. Ciri yang sangat mudah ditemukan pada jenis normal fault adalah tingkat kemiringannya yang hampir 90 derajat.
2. Reserve Fault
Kebalikan dari normal fault, untuk jenis reserve fault ini merupakan patahan yang terjadi dengan arah foot wall yang relatif turun dibandingkan dengan hanging wall. Ciri yang mudah ditemukan pada jenis patahan ini adalah tingkat kemiringannya yang relatif kecil yaitu sekitar 45 derajat saja atau setengah dari kemiringan normalfault.
3. Strike Fault
Untuk jenis strike fault ini merupakan patahan yang memiliki arah relatif mendatar baik itu ke kiri maupun ke kanan. Arah patahan ini memang tidak seluruhnya bergerak dengan arah mendatar namun juga bisa dengan arah vertikal. Pada patahan jenis ini yang bergerak ke arah kiri disebut dengan dekstral sedangkan untuk patahan yang bergerak ke kanan disebut dengan sinistral.Ada juga pengelompokan sesar atau patahan lainnya yang dikemukakan oleh ahli E.W Spencer (1977), menurutnya sesar atau patahan dapat dikelompokan menjadi berikut ini:
a.Sesar Tranlasi –merupakan kondisi dimana tidak adanya gerakan rotasi dari masing-masing blok namun garis-garis sejajar dari masing-masing blok yang berlawanan tetap sejajar.
b. Sesar rotasi – merupakan kondisi dimana terjadi rotasi pada masing-masingblok yang membuat kedudukan kedua blok tidak sejajar dan berlawanan arah.Sesar juga dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut ahli Billinge tahun 1977, seperti berikut ini:*.Strike Skip Fault – Sebuah patahan akan dikatakan masuk dalam kategori strike skip fault jika memilikirake sebesar 0° dan memiliki arah sejajar terhadap bidang sesar.*.Dip Slip Fault – Merupakan kondisi dimana terdapat patahan yang memiliki rake 90° dan memiliki arah gerak tegak lurus pada masing-masing bidangnya.*.Diagonal Fault – Sebuah patahan akan dikatakan sebagai diagonal fault jika tidak memiliki rake 0° dan 90°.
2. Pahat lurus ( pahat penyilat )
3. Pahat lengkung setengah bulatan ( pahat kol )
4. Pahat miring ( pahat pengot )
semoga membatu