Eksplorasi tambang di Nusantara masih tetap berlangsung ketika sekutu dikalahkan oleh Jepang. Saat itu pemerintahan kolonial Hindia-Belanda sempat menghancurkan instalasi-instalasi pertambangan yang ada di wilayah Hindia-Belanda.
Namun tidak berselang lama, Jepang segera melakukan perbaikan dan mengoperasikan kembali tambang-tambang yang rusak tersebut. Mengingat produk yang dihasilkan oleh sektor pertambangan sangat dibutuhkan oleh pemerintahan Jepang untuk mendukung program Perang Dunia.
Hanya saja apabila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia-Belanda, masa eksplorasi tambang oleh pemerintahan Jepang berlangsung selama 3 tahun saja.
Meskipun masa pemerintahan Jepang ini tergolong singkat, aktifitas eksplorasi tersebut telah menghasilkan beberapa temuan barang tambang baru. Di samping itu jumlah tambang batu bara yang dibuka juga bertambah dengan signifikan.
Beberapa barang tambang baru yang dikembangkan oleh Jepang diantaranya: tambang tembaga, bijih besi, sinabar, bijih mangaan dan bauksit. Dimana keseluruhan hasil eksploitasi barang tambang berupa mineral yang ada di Nusantara ini diarahkan untuk mendukung aktifitas perang.
Untuk itu, selama proses eksplorasi bahan tambang di bumi Nusantara ini, di bawah pemerintahan militer Jepang nilai investasi yang dikeluarkan mencapai 198.8 juta yen, atau setara dengan 16% dari total investasi yang dilakukan di Indonesia.
Setelah terjadi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh Amerika, akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Pada tahun 1945 ini pula menandai berakhirnya masa penjajahan Jepang di Indonesia, yang kemudian mengembalikan penguasaan kepada Belanda dan sekutu.
Masa Orde Lama (1950-an)
Eksplorasi tambang di Nusantara masih tetap berlangsung ketika sekutu dikalahkan oleh Jepang. Saat itu pemerintahan kolonial Hindia-Belanda sempat menghancurkan instalasi-instalasi pertambangan yang ada di wilayah Hindia-Belanda.
Namun tidak berselang lama, Jepang segera melakukan perbaikan dan mengoperasikan kembali tambang-tambang yang rusak tersebut. Mengingat produk yang dihasilkan oleh sektor pertambangan sangat dibutuhkan oleh pemerintahan Jepang untuk mendukung program Perang Dunia.
Hanya saja apabila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia-Belanda, masa eksplorasi tambang oleh pemerintahan Jepang berlangsung selama 3 tahun saja.
Meskipun masa pemerintahan Jepang ini tergolong singkat, aktifitas eksplorasi tersebut telah menghasilkan beberapa temuan barang tambang baru. Di samping itu jumlah tambang batu bara yang dibuka juga bertambah dengan signifikan.
Beberapa barang tambang baru yang dikembangkan oleh Jepang diantaranya: tambang tembaga, bijih besi, sinabar, bijih mangaan dan bauksit. Dimana keseluruhan hasil eksploitasi barang tambang berupa mineral yang ada di Nusantara ini diarahkan untuk mendukung aktifitas perang.
Untuk itu, selama proses eksplorasi bahan tambang di bumi Nusantara ini, di bawah pemerintahan militer Jepang nilai investasi yang dikeluarkan mencapai 198.8 juta yen, atau setara dengan 16% dari total investasi yang dilakukan di Indonesia.
Setelah terjadi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh Amerika, akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Pada tahun 1945 ini pula menandai berakhirnya masa penjajahan Jepang di Indonesia, yang kemudian mengembalikan penguasaan kepada Belanda dan sekutu.