Iqbal mengalami kelumpuhan sehingga tidak mampu berdiri hanya berbaring di tempat tidur. ia hendak melaksanakan solat dengan cara terlentang, yaitu dengan A ) berbaring ke sebelah kanan dengan menghadap kiblat, kepala berada di utara dan kaki di selatan
B ) berbaring ke sebelah kanan dengan menghadap kiblat, kepala berada di utara kaki di barat
C ) kedua kaki di arahkan ke kiblat, jika mungkin kepala di beri bantal agar bisa menghadap kiblat
D ) kedua kaki di hadapkan ke atas, kepala di sebelah utara dan kaki di selatan
Jika tidak mampu, maka hendaknya dia shalat tidur miring dengan menghadap kiblat. Jika tidak mampu, maka hendaknya dia berbaring dan kedua kakinya menghadap kiblat dan dia memberi isyarat dengan matanya.
Adapun tata cara shalat sambil berbaring adalah sebagai berikut;
Pertama, tidur berbaring dengan kedua kaki menghadap pada kiblat. Kemudian kepalanya diangkat dan di bawahnya diberi bantal sehingga wajah bisa menghadap ke kiblat, bukan ke atas.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ berikut;
أَنَّهُ يَسْتَلْقِي عَلَى قَفَاهُ وَيَجْعَلُ رِجْلَيْهِ إلَى الْقِبْلَةِ وَيَضَعُ تَحْتَ رَأْسِهِ شَيْئًا لِيَرْتَفِعَ وَيَصِيرَ وَجْهُهُ إلَى الْقِبْلَةِ لَا الي السماء
Hendaknya dia berbaring telentang dan kedua kakinya menghadap kiblat, dan di bawah kepalanya diberi ganjalan hingga wajahnya menghadap kiblat, bukan ke atas.
Kedua, bertakbir dan bersedekap seperti shalat dalam keadaan berdiri.
Ketiga, rukuk dengan menundukkan kepala sedikit sambil meluruskan kedua tangan ke arah lutut.
Keempat, sujud dengan menundukkan kepala lebih ke bawah dibanding rukuk sambil meluruskan kedua tangan ke arah lutut.
Kelima, tasyahud dengan meluruskan kedua tangan ke arah lutut, dan jari telunjuk diangkat ketika sampai pada lafadz ‘illallah’.
Keenam, mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana shalat pada umumnya atau berdiri.
Jawaban:
C ) kedua kaki di arahkan ke kiblat, jika mungkin kepala di beri bantal agar bisa menghadap kiblat
Penjelasan:
maaf jika salah
Jawaban:
c.
Penjelasan:
Jika tidak mampu, maka hendaknya dia shalat tidur miring dengan menghadap kiblat. Jika tidak mampu, maka hendaknya dia berbaring dan kedua kakinya menghadap kiblat dan dia memberi isyarat dengan matanya.
Adapun tata cara shalat sambil berbaring adalah sebagai berikut;
Pertama, tidur berbaring dengan kedua kaki menghadap pada kiblat. Kemudian kepalanya diangkat dan di bawahnya diberi bantal sehingga wajah bisa menghadap ke kiblat, bukan ke atas.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ berikut;
أَنَّهُ يَسْتَلْقِي عَلَى قَفَاهُ وَيَجْعَلُ رِجْلَيْهِ إلَى الْقِبْلَةِ وَيَضَعُ تَحْتَ رَأْسِهِ شَيْئًا لِيَرْتَفِعَ وَيَصِيرَ وَجْهُهُ إلَى الْقِبْلَةِ لَا الي السماء
Hendaknya dia berbaring telentang dan kedua kakinya menghadap kiblat, dan di bawah kepalanya diberi ganjalan hingga wajahnya menghadap kiblat, bukan ke atas.
Kedua, bertakbir dan bersedekap seperti shalat dalam keadaan berdiri.
Ketiga, rukuk dengan menundukkan kepala sedikit sambil meluruskan kedua tangan ke arah lutut.
Keempat, sujud dengan menundukkan kepala lebih ke bawah dibanding rukuk sambil meluruskan kedua tangan ke arah lutut.
Kelima, tasyahud dengan meluruskan kedua tangan ke arah lutut, dan jari telunjuk diangkat ketika sampai pada lafadz ‘illallah’.
Keenam, mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana shalat pada umumnya atau berdiri.