1. Mad jaiz munfasil, yaitu huruf mad tabi‘i dalam satu kata bertemu dengan hamzah berharakat pada kata lain. Bacaan mad yang ini di terapkan saat membaca kalimat آمَنُواإِذَا dengan panjang bacaan 2–5 ketukan.
2. Izhar syafawi, yaitu huruf mim mati bertemu huruf selain mim dan ba. Kamu harus membacanya dengan terang dan jelas di bibir serta mulut tertutup. Contohnya terdapat dalam kalimat لَكُمْ تَفَسَّحُوا.
3. Ikhfa, yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf yang berjumlah lima belas, dibaca samar-samar. Surah al-Mujadilah ayat 11 di atas, kata yang mengandung hukum bacaan ikhfa terdapat pada kata مِنكُمْ.
4. Lam jalalah tarqiq (tipis), yaitu huruf lam pada lafal Allah harus dibaca tipis jika didahului huruf yang berharakat kasrah. Contohnya bacaan Bismillahi. Sebaliknya, dibaca tafkhim (tebal) saat huruf lam pada lafal Allah didahului huruf yang berharakat fathah atau dammah sebagaimana terdapat pada kalimat وَاللَّهُ.
5. Mad ‘arid lissukun, yaitu jika mad tabi‘i yang bertemu dengan huruf pada akhir ayat (yang dibaca waqaf). Panjang bacaan mad ‘arid lissukun ini satu sampai tiga alif. Contohnya adalah yang terdapat pada kalimat خَبِيرٌ pada akhir ayat. (As‘ad Humam. 1995. Halaman 13, 15, 24, 46, dan 60)
Dalam Surah al-Mujadilah ayat 11 kita banyak menemukan hukum bacaan mad. Sebaiknya kita membaca ayat tersebut sesuai hukum bacaan tajwidnya serta dengan memerhatikan makhraj hurufnya.
Penjelasan:
a) Menjaga kehormatan diri karena dengan bekerja keras berarti kita terlepas dari ketergantungan pada orang lain.
b) Bekerja merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga.
c) Bekerja merupakan sarana ibadah yang bernilai pahala jika dilakukan dengan ikhlas sebagai pengabdian kepada Allah.
d) Bekerja berarti akan menciptakan karakter pribadi yang tangguh dan sabar dalam setiap keadaan.
Jawaban:
1. Mad jaiz munfasil, yaitu huruf mad tabi‘i dalam satu kata bertemu dengan hamzah berharakat pada kata lain. Bacaan mad yang ini di terapkan saat membaca kalimat آمَنُواإِذَا dengan panjang bacaan 2–5 ketukan.
2. Izhar syafawi, yaitu huruf mim mati bertemu huruf selain mim dan ba. Kamu harus membacanya dengan terang dan jelas di bibir serta mulut tertutup. Contohnya terdapat dalam kalimat لَكُمْ تَفَسَّحُوا.
3. Ikhfa, yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf yang berjumlah lima belas, dibaca samar-samar. Surah al-Mujadilah ayat 11 di atas, kata yang mengandung hukum bacaan ikhfa terdapat pada kata مِنكُمْ.
4. Lam jalalah tarqiq (tipis), yaitu huruf lam pada lafal Allah harus dibaca tipis jika didahului huruf yang berharakat kasrah. Contohnya bacaan Bismillahi. Sebaliknya, dibaca tafkhim (tebal) saat huruf lam pada lafal Allah didahului huruf yang berharakat fathah atau dammah sebagaimana terdapat pada kalimat وَاللَّهُ.
5. Mad ‘arid lissukun, yaitu jika mad tabi‘i yang bertemu dengan huruf pada akhir ayat (yang dibaca waqaf). Panjang bacaan mad ‘arid lissukun ini satu sampai tiga alif. Contohnya adalah yang terdapat pada kalimat خَبِيرٌ pada akhir ayat. (As‘ad Humam. 1995. Halaman 13, 15, 24, 46, dan 60)
Dalam Surah al-Mujadilah ayat 11 kita banyak menemukan hukum bacaan mad. Sebaiknya kita membaca ayat tersebut sesuai hukum bacaan tajwidnya serta dengan memerhatikan makhraj hurufnya.
Penjelasan:
a) Menjaga kehormatan diri karena dengan bekerja keras berarti kita terlepas dari ketergantungan pada orang lain.
b) Bekerja merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga.
c) Bekerja merupakan sarana ibadah yang bernilai pahala jika dilakukan dengan ikhlas sebagai pengabdian kepada Allah.
d) Bekerja berarti akan menciptakan karakter pribadi yang tangguh dan sabar dalam setiap keadaan.