Siti Humairoh. Wuri Septi Handayani

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, TOTAL ASSETS TUNOVER, DEBT TO TOTAL ASSETS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pad

Autor Sudirman Iskandar

24 downloads 460 Views 415KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, TOTAL ASSETS TUNOVER, DEBT TO TOTAL ASSETS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009 – 2012)

Siti Humairoh Wuri Septi Handayani Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur Jakarta Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta 12260 Email: [email protected], [email protected] ABSTRACT Auditor issued a going-concern audit opinion to ascertain whether the company is able to maintain the continuity of their business or not. Going concern audit opinion can be used as an early warning for the users of financial statements to avoid errors in decision-making. This research aimed to determine the effect of Sales Growth, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets, and Auditor Reputation on Going Concern Audit Opinion. This research uses manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange 2009-2012 period by the number of observations of 11 sample firms obtained by purposive sampling technique. Test this hypothesis using logistic regression analysis. The test results showed that the Total Assets Turnover significantly negative effect on the going concern audit opinion. Sales Growth, Debt To Total Assets, and Auditors Reputation no significant effect on the going concern audit opinion. Keywords : Sales Growth, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets, Auditor Reputation, Going Concern Audit Opinion. ABSTRAKSI Auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern dapat digunakan sebagai peringatan awal bagi para pengguna laporan keuangan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets, dan Reputasi Auditor terhadap Opini Audit Going Concern. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 dengan jumlah pengamatan 11 sampel perusahaan yang diperoleh dengan teknik purpose sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Total Assets Turnover secara signifikan berpengaruh negatif pada opini audit going concern. Pertumbuhan Penjualan, Debt To Total Assets, dan Reputasi Auditor tidak berpengaruh secara signifikan pada opini audit going concern. Kata Kunci : Pertumbuhan Penjualan, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets, Reputasi Auditor, Opini Audit Going Concern 118

PENDAHULUAN Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 merupakan peristiwa yang mempengaruhi perekonomian hampir seluruh negara dunia, termasuk Indonesia. Krisis tersebut berawal dari jatuhnya Lehman Brothers, sebuah perusahaan jasa keuangan global di Amerika Serikat (Depkeu, 2008). Krisis tersebut dapat berdampak pada kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No. 30). Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Masalahmasalah keuangan banyak terjadi pada masa krisis yang terjadi sekitar tahun 1997, yang menyebabkan banyak perusahaan menerima opini going concern dan akhirnya collaps. Pertumbuhan penjualan yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga mempunyai kecendrungan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Sementara perusahaan dengan pertumbuhan penjualan negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan. Total Asset Turnover menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputarannya lambat, menunjukkann bahwa aktiva yang dimilikinya terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. 119

Hal ini konsisten dengan bukti empiris yang menyatakan bahwa semakin kondisi keuangan perusahaan terganggu atau memburuk, maka akan semakin besar probabilitas perusahaan menerima opini audit going concern (Praptitorini dan Januarti, 2007). Debt to total asset memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil prosentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Dalam hubungannya dengan likuiditas makin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuiditas sehingga tidak dapat membayar para krediturnya maka auditor kemungkinan memberi opini audit going concern. Tidak jarang perusahaan yang secara konsisten mengalami kerugian operasi mempunyai working capital yang sangat kecil bila dibandingkan dengan total assets (Altman, 1968) dalam Komalasari (2004). Sedangkan hubungan likuiditas dengan opini audit adalah makin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern. Dalam hasil pengujian Hani et al. (2003) dikatakan bahwa rasio keuangan tidak dapat dijadikan tolak ukur yang pasti untuk menentukan going concern atau kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun rasio dapat menjadi alat bantu dalam pengukuran kesehatan perusahaan dalam kelangsungan hidupnya. Reputasi auditor yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern (Santoso dan Wedari, 2007). Kantor akuntan publik baik big four maupun non big four akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan pendapat. Jika perusahaan mengalami keraguan dalam meneruskan usahanya maka akan diberikan opini audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Para pemakai laporan keuangan merasa bahwa pengeluaran opini audit going concern ini sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Auditor harus bertanggung jawab terhadap opini audit going concern yang dikeluarkannya, karena akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan keuangan (Setiawan, 2006). Penelitian ini mencoba melakukan pengujian apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan penjualan, total asset turnover, debt to total asset dan 120

reputasi auditor terhadap opini audit going concern baik secara partial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fakta-fakta atau bukti-bukti empiris yang menjelaskan besarnya pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan penjualan, total asset turnover, debt to total asset dan reputasi auditor terhadap opini audit going concern baik secara partial maupun simultan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Tinjauan Pustaka Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan didefinisikan sebagai rasio yang mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya secara keseluruhan dengan mengukur penjualan dengan tahun ini dengan tahun sebelumnya (Setyarno, 2006). Rasio pertumbuhan penjualan yang positif menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga perusahaan terus meningkatkan laba dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Total Asset Turnover (TATO) Menurut Kasmir (2008:185) Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Debt To Total Assets Menurut Sawir (2009:13) debt ratio atau debt to total assets merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

121

Reputasi Auditor Reputasi Auditor dipersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki kualitas atau ukuran yang lebih tinggi. Ukuran KAP dibedakan menjadi dua, yaitu KAP big four dan KAP nonbig four. Adapun KAP big four yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) PricewaterhouseCoopers (PwC) berafiliasi di Indonesia dengan Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. 2) Deloitte Touche Tohmatsu berafiliasi di Indonesia dengan Osman Bing Satrio dan Rekan. 3) Klyveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International berafiliasi di Indonesia dengan Sidharta dan Widjaja. 4) Ernst and Young (EY) berafiliasi di Indonesia dengan Purwantono, Suherman, dan Surja.

Opini Audit Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit dengan paragraf penjelasan mengenai pertimbangan auditor bahwa terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada masa mendatang (Meriani dan Krisnadewi, 2012). Opini audit going concern merupakan variabel dummy. Perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi nilai 1 dan perusahaan yang menerima opini audit nongoing concern diberi nilai 0. Data ini diperoleh berdasarkan laporan keuangan perusahaan

yang

telah

diaudit

dan

dilengkapi

laporan

auditor

independen.

Pengungkapan opini audit going concern dapat dilihat dari pernyataan auditor atas kelangsungan hidup entitas, baik yang tertera dalam paragraf keempat laporan auditor independen maupun penjelasan atas laporan auditan (Sinarwati, 2010).

122

Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih menjadi obyek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena pengungkapan opini audit going concern pada perusahaan merupakan hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk memperoleh laba dan aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan usahanya. Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada opini audit going concern telah dilakukan, yaitu sebagai berikut: Tabel 1: Penelitian Terdahulu

No.

Item

1.

Judul Penelitian

2.

Variabel Penelitian

3.

Hasil Penelitian

Ni Putu Meriani dan Komang Ayu Krisnadewi (2012) Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor Pada Pengungkapan Opini Audit Going Concern Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi Auditor dan Opini Going concern

Pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh pada pengungkapan opini audit going concern.

A.A.Ayu Putri Widyantari (2011) Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Arus kas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan perusahaan, Kualitas Audit, Audit Lag, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Auditor Client Tenure. Leverage, Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif pada opini audit going concern,

Hanny (2013) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Terhadap Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas Going Concern Rasio Keuangan (current ratio, debt equity ratio, total assets turnover), opini audit going concern

Debt equity ratio dan current ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Sumber : Meriani dan Krisnadewi (2012), Widyantari (2011), Hanny (2012)

HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada pendahuluan, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1: Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap opini audit going concern. H2: Total Assets Turnover berpengaruh terhadap opini audit going concern. 123

H3: Debt To Total Assets berpengaruh terhadap opini audit going concern. H4: Reputasi Auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern. H5: Pertumbuhan Penjualan, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets dan Reputasi Auditor secara bersama berpengaruh terhadap opini audit going concern atau paling sedikit ada satu variabel yang berpengaruh.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 yang diperoleh melalui website www.idx.co.id. Adapun perusahaan manufaktur yang diteliti adalah, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi, dengan kriteria sampel sebagai berikut: 1) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama periode penelitian dinyatakan dalam rupiah. 2) Perusahaan yang mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif (kerugian) minimal satu periode selama periode penelitian (2009-2012).3) Perusahaan yang menerbitkan laporan auditor independen. Berdasarkan kriteria tersebut perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah: 1) PT. Alam Karya Unggul Tbk. 2) PT. Eratex Djaja Tbk. 3) PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk. 4) PT. Indal Aluminium Industry Tbk. 5) PT. Intan Wijaya International Tbk. 6) PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. 7) PT. Kedaung Indah Can Tbk. 8) PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. 9) PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. 10) PT. Siwani Makmur Tbk. 11) PT. Tirta Mahakan Resources Tbk. Tahap-Tahap Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern merupakan data kualitatif berupa variabel dummy (Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik. Langkah awal adalah mengukur setiap variabel baik independen dan dependen sesuai dengan indikatornya, yang dapat dilihat pada tabel operasionalisasi variabel. Kemudian menilai kecocokan/ kelayakan model secara keseluruhan, dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel 124

bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 >nilai -2LL Block Number = 1, hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011:340). Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dengan pendekatan chi-square untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menunjukkan nilai signifikasi > α (0,05) maka H0 diterima, berarti dapat dikatakan model diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011:341). Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Nilai Nagelkerke R square menunjukkan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian (Ghozali, 2006:233). Kemudian Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat yang dinyatakan dalam persen. Selanjutnya dilakukan uji T untuk parsial dan uji F untuk simultan dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Operasionalisasi Variabel Tabel 2: Operasionalisasi Variabel No. 1

2

Variabel

Indikator Skala Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu : Opini Audit 1 = Jika mendapat Nominal Going Opini Audit Going concern Concern (Y) 0 = Jika tidak mendapat Opini Audit Going concern Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu : Pertumbuhan P t – P t-1 Rasio Penjualan PP = ---------------(X1) P t-1

Laporan Auditor Independen (idx.co.id) Laporan Keuangan (idx.co.id)

3

Total Assets Turnover (X2)

Penjualan TATO = ------------------Total Assets

Rasio

Laporan Keuangan (idx.co.id)

4

Debt To Total Assets (X3)

Total Debt DAR = -----------------Total Assets

Rasio

Laporan Keuangan (idx.co.id)

5

Reputasi Auditor (X4)

Nominal

Laporan Auditor Independen (idx.co.id)

1 = Jika perusahaan diaudit oleh KAP big four 0 = Jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four Sumber : Data diolah sendiri

125

Sumber Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu data pertumbuhan penjualan, total assets turnover, debt to total assets, reputasi auditor dan opini audit going concern. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id, www.sahamok.com, Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Deskripsi Data Tabel 3 : Deskripsi Pertumbuhan Penjualan

Tabel 4 : Deskripsi Total Asset Turnover

126

Tabel 5 : Deskripsi Debt To Total Assets

Tabel 6 : Deskripsi Reputasi Auditor

127

Tabel 7 : Deskripsi Opini Audit Going concern

Analisis Regresi Logistik Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit). Tabel 8

Tabel 9

128

Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test) Tabel 10

Uji Nagelkerke R Square (Koefisien Determinasi) Tabel 11

Uji Ketepatan Prediksi Tabel 12

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-T) Tabel 13

129

Dari tabel output di atas dapat ditulis persamaan model regresi logistik sebagai berikut: Ln(OAGC/1-OAGC) = 0,942 -0,012PP -1,989TATO +1,615DAR +2,276RA +€ Dimana : OAGC = opini audit going concern €

= error

Dari persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model penelitian analisis jalur (path analysis) sebagai berikut :

Gambar 1: Model Penelitian Analisis Jalur (Path Analysis)

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-F) Tabel 14

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan regresi logistik,

maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Secara

Parsial,

Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, Total assets turnover berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern, Debt to total assets tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, dan Reputasi Auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. 2) Secara Simultan, 130

Pertumbuhan Penjualan, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets dan Reputasi Auditor tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going concern. Koefisien determinasi (Nagelkerke R square) adalah sebesar 0,180 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah hanya sebesar 18%, sedangkan sisanya sebesar 82% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Saran Saran untuk Stakeholder adalah 1) Bagi perusahan yang mendapatkan opini audit going concern hendaknya selalu memperhatikan aspek fundamental perusahaan terutama yang menyangkut risiko-risiko opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor. 2) Sebaiknya investor memanfaatkan Opini audit going concern agar tidak terjadi kekhawatiran kepada para investor akan kerugian atau kebangkrutan suatu perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk 1) Meneliti dengan variabel lain seperti : current ratio, return on assets, return on equity, ukuran perusahaan, net profit margin, opini audit tahun sebelumnya dan lain-lain. 2) melakukan penelitian dengan objek yang berbeda misalnya perusahaan sektor keuangan, property dan lainlain. 3) menambahkan tahun pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA Annisa. 2010. Alat Analisis Yang Digunakan Untuk Mengukur Balanced Scorecard. Diakses April 25, 2013 dari http://nisadin.blogspot.com. Altman, Edward I. 1968. “Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy”. Journal of Finance. September: 589-609. Altman, E. dan McGough, T. 1974. “Evaluation of A Company as A Going concern”. Journal of Accountancy. December 50-57. Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Lehman Brothers dan Reformasi Birokrasi DJA. Diakses Maret, 24,2013 dari http://www.anggaran.depkeu.go.id. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS .Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro. -----.

2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Semarang:Badan Penerbit Universitas Dipenegoro.

Program

SPSS.

Edisi5.

Hani, Clearly, dan Mukhlasin, 2003. “Going-Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya: 16-17 Oktober. 131

Hanny. 2013. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas Going concern”. Tesis. Unika Atma Jaya. Jakarta: Program Studi Akuntansi FE Unika Atma Jaya. IDX. 2011. Indonesian Capital Market Directory Institute For Economic And Finance Research (ECFIN). http://www.idx.co.id. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Satuan Usaha Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya, PSA30. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat. -----. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Komalasari, Agrianti. 2004. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going concern terhadap Opini Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.9, No.2:1-15. Meriani, Ni Putu dan Komang Ayu Krisnadewi. 2012. “Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor pada Pengungkapan Opini Audit Going concern ”.Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.7, No.1. Denpasar. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going concern”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X . Makassar:26-28 Juli. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going concern”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas UNIKA Soegijapranata. Semarang. Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume V No.1. Mei 2006. 59-67. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang:23-26 Agustus. Sinarwati, NiKadek. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto. Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Widyantari, A.A. Ayu Putri. 2011.“Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar. 132

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.