BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang merupakan penelitian sejenis dengan penelitian yang peneliti lakukan:

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang merupakan penelitian sejenis dengan p

Autor Liani Tanudjaja

46 downloads 407 Views 97KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang merupakan penelitian sejenis dengan penelitian yang peneliti lakukan: Tabel 2.1 State of the Art No.

Judul Penelitian

Teori terapan

Metodologi

Hasil Penelitian

Does Viewing

Eksplanatif

Kuantitatif

Penelitian yang

Television Affect the

Survei

Dan Nama Peneliti 1.

dilakukan, memberikan

Academic Performance

bukti bahwa menonton

ofChildren?

televisi memiliki

(Year of 2012)

dampak yang negatif

By:Wataru Kureishi

terhadap kinerja anak

Tokyo, Japan.

di sekolah, meskipun kita tidak bisamengabaikan kemungkinan instrumen yang lemah.

2.

Kuesioner

Perancangan

Hasil kuesioner kepada

Komunikasi Visual

155 anak, didapati bahwa

CD Interaktif “Serial

82% anak tahu dan pernah

Polisi Cilik” Guna

mengoperasikan CD

Menanamkan

interaktif, 65% anak lebih

Kesadaran Tertib

menyukai belajar melalui

Berlalu Lintas

CD interaktif dibanding

Oleh: Andreas James

media lain, seperti buku,

Darmawan, Willya

dan 70% anak ingin

Effendy

mengetahui dan

7

8

3.

Binus University

mempelaari tentang tata

2011

cara berlalu lintas 1

Hubungan Tayangan

Teori Uses and

Kuantitatif

Meskipun hubungan

Effect Reality Show “Be A Man”

antara terpaan tayangan

di Global TV dengan

reality show “Be A

Perilaku

Man” di Global TV

Asertif Transgender

terhadap perilaku

Oleh: Rima Oktavriani dan

asertif transgender

Yearry Panji

lemah, tapi mereka

(2011)

tetap menonton tayangan tersebut. Perilaku asertif mereka yang tinggi tidak memiliki korelasi yang kuat dengan terpaan tayangan, artinya ada kemungkinan perilaku asertif mereka dipengaruhi variabel lainnya.

4.

Pengaruh Tayangan

Teori komunikasi Kuantitatif

Berdasarkan

“ILOOK” di NET TV

massa, media

perhitungan, 48%

Terhadap Minat

massa, televisi,

responden perempuan

Kreatifitas Penonton

dan usesand effect

sebanyak 44 orang,

Eksplanatif

(studi pada followers

dan 5 orang yang

Twitter

terpengaruh oleh

@ILOOK_NET)

tayangan “iLook”

Oleh: Maria Frili Kusuma

terhadap minat

Binus University

kreatifitas mereka.

2015

Mereka merasa tayangan “iLook” mendorong mereka untuk meningkatkan

9 kreatifitas mereka dengan mencoba hal baru. 5.

Religiosity,

Kultivasi

Kuantitatif

Resiko personal untuk

Repression and

perampokan dengan

Cultivation: Different

kekerasan 13,6% untuk

Pattern of TV

yang relogius dan

Viewing Effect on

22,3% untuk non

Crime Prevalence

religius. Resiko

Estimates and

personal untuk

Personal Victimization

kriminalitas properti

Likelihood

tanpa kekerasan sebesar

Assessment.

19,3% untuk yang religius

Amir Hetsroni & Hila

dan 28,6% untuk non

Lowenstein, Ariel

religius. Perkiraan

University Center,

kelaziman untuk

Israel

perampokan dengan kekerasan sebesar 16,3% untuk yang religius dan 24,2% non religius. Perkiraan kelaziman untuk kriminalitas properti tanpa kekerasan sebesar 21,8% untuk yang religius dan 30,5% untuk non religius.

10 2.2 Landasan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori yang menjadi acuan pada bidang kajian penelitian ini yang dibagi menjadi dua, yaitu teori umum dan teori khusus. 2.2.1 Teori Umum 2.2.1.1 Teori Ilmu Komunikasi Sejak lahir manusia selalu melakukan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari,baik verbal maupun non verbal, mulai dari berdoa, bersenda gurau, pidato, hingga penggunaan alat-alat elektronik yang canggih. Lewat komunikasi, manusia berusaha mendefinisikan sesuatu, termasuk istilah komunikasi itu sendiri. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi (2008:46), kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kessamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna serta sikap. Dalam artian luas, komunikasi merupakan interaksi antara dua atau lebih individu.

Sedangkan menurut Laswell, komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sedangkan menurut Richard West dan Lynn H.Turner dalam buku Pengantar Teori Komunikasi (2008:5), komunikasi adalah sebuah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbolsimbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

11 2.2.1.2 Komunikasi Massa Menurut Rahmat (Elvinaro, 2009: 6), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa (Bungin, 2011:71), merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Sedangkan menurut pendapat Tan Wright,dalam Liliweri (1991), menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang

menggunakan

saluran

(media)

dalam

menghubungkan

komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, terpencar,

heterogen,

dan

menimbulkan

efek

tertentu.

(ElvinaroArdianto dan Lukiati Komala, 2007: 3). Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi Massa memiliki pengertian sebuah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa

dengan

berbagai

macam

tujuan

komunikasi

untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak luas dalam waktu yang singkat. 2.2.1.2.1 Unsur Komunikasi Massa Komunikasi

Massa

memiliki

beberapa

unsur

penting,

diantaranya: 1. Komunikator Komunikator berperan sebagai sumber informasi yang mewakili institusi formal dengan sifatnya yang mencari keuntungan dari penyebaran informasi. 2.

Media Massa

12 Media Massa merupakan alat komunikasi dan informasi yang dapat melakukan penyebaran informasi secara massal melalui berbagai macam media, salah satunya seperti televisi. 3.

Informasi Massa (Pesan) Informasi Massa atau pesan adalah informasi yang diperuntukkan masyarakat secara massal, bukan hanya informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi,tetapi dapat diterima oleh semua orang tanpa terkecuali. Informasi massa adalah milik publik.

4.

Gatekeeper Komunikasi massa dikelola oleh beberapa orang. Orangorang inilah yang menyeleksi informasi yang diperoleh dari berbagai macam sumber, yang kemudian dipilih dan disebar luaskan. Penyeleksian informasi tersebut disebut dengan Gatekeeper.

5.

Khalayak (Publik) Khalayak atau publik merupakan salah satu unsur terpenting, karena khalayak adalah sasaran dari media massa. Khalayak adalah massa yang menerima suatu informasi massa yang disebarkan oleh media massa.

6.

Umpan Balik (Feedback) Respon khalayak terhadap informasi yang diberikan.

2.2.1.2.2 Proses Komunikasi Massa Menurut Sendjaja (2002: 4.7), proses komunikasi massa diawali oleh sumber (source), baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses komunikasi menurut Burhan Bungin (2006: 255) :

13 1. Ideation Penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan merupakan suatu pesan yang akan disampaikan. 2. Encoding Sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata, tanda atau lambang. Mengekspresikan gagasan dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis ataupun perilaku nonverbal, seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar. 3. Encode Penyampaian pesan yang telah disandi kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar atau melalui suatu tindakan tertentu yang dapat dikenal dengan istilah channel atau alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. 4. Decoding Memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang akan disampaikan kepadanya. Penerima yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana respon terhadap pesan tersebut. 5. Feedback Umpan balik untuk mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikan kepada penerima. 2.2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Dalam buku Ilmu Komunikasi (Effendy, 2011:29), Joseph R. Dominick menyebutkan beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat, yaitu: 1. Fungsi Pengawasan a. Pengawasan peringatan Pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman, misalkan

14 adanya bencana alam, kondisi ekonomi yang menurun, dan sebagainya. b. Pengawasan Instrumental Jenis pengawasan ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, misalkan harga barang kebutuhan dipasar, berita dan hadirnya film-film yang akan tayang dibioskop, dan lain sebagainya. 2.

Fungsi Penafsiran Media massa tidak hanya

menyajikan fakta dan data,

tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. 3.

Fungsi Keterkaitan atau Hubungan Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.

4.

Fungsi Penyebaran Nilai Fungsi ini disebut juga

sosialisasi. Media

massa

menyajikan penggambaran masyarakat, dengan membaca, mendengarkan,

dan

menonton

maka

seseorang

mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilainilai apa saja yang dirasa penting. 5.

Fungsi Hiburan Hiburan merupakan fungsi media massa. Hal ini tampak jelas pada televisi, film, radio, majalah, dan sebagainya.

2.2.1.3 Media Massa Menurut Hafied Cangara (2006: 122) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.

15 Sedangkan menurut Nurani Soyomukti (2010: 198), istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak dan waktu yang singkat. Media massa bukan sekedar alat tetapi juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatankesepakatan lain. Peran media massa secara umum adalah sebagai sarana atau sumber informasi dalam komunikasi massa. Hal ini dapat dilihat saat media massa dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menyebarkan informasi. Menurut Burhan Bungin (2007: 85), media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan

pesan-pesan-pesan

dari

sumber

kepada

khalayak

(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, internet, dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan suatu komunikasi yang digunakan melalui media massa. media massa dalam menjalankan paradigmanya berperan dalam: 1. sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat baik dalam hal positif maupun negatif, tergantung kepada setiap individu dalam menyaring informasi yang diterima. 2. Media massa juga menjadi media informasi. Media setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat 3. Media massa berperan sebagai media hiburan.

16 2.2.1.3.1 Jenis Media Massa Menurut Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Massa (2011:24), media massa terbagi dalam tiga jenis, yaitu: 1. Media Cetak Media cetak merupakan media yang paling tua jika dibandingkan dengan media lainnya. Media cetak adalah sebuah media yang sifatnya tertulis dan tercetak seperti koran, majalah, dan lain-lain. 2. Media Elektronik Jenis media massa yang disebarluaskan melalui teknologi yaitu alat-alat elektronik seperti televisi dan radio. Media ini bersifat audio visual. Media elektronik menggunakan suara dan gambar dengan teknologi elektro yang dapat menyebarkan informasi dengan cepat. 3. Media Online (internet) Media yang menggunakan internet dalam penyebarannya. Media online lebih cepat dalam penyebaran informasi dan semakin populer karena penggunaannya yang mudah dan dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

2.2.1.4 Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh di dalam kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi dirumahnya. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. (Elvinaro, 2009:134) Menurut Adi Badjuri (2010:39), televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual, yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.

17 Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk audio visual yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

2.2.1.4.1 Karakteristik Televisi Menurut Elvinaro (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Oleh karena itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit serta harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

18 2.2.1.4.2 Fungsi Program Televisi Menurut Effendy, seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada umumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. Fungsi Penerangan (the information function) Dalam

melaksanakan

penerangan,

stasiun

fungsinya televisi

sebagai

selain

sarana

menyiarkan

informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiarm dilengkapi dengan gambar-gambar yang sudah tentu faktual. b. Fungsi Pendidikan (the educational function) Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur. c. Fungsi Hiburan (the entertainment fuction) Fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah oleh seluruh keluarga.

2.2.1.4.3 Kelebihan Televisi Sebagai media massa yyang terus berkembang, televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibanding jenis media massa lainnya. Televisi mampu menandingi media lain karena media ini mempunyai sejumlah kelebihan. Kelebihan Televisi menurut Badjuri (2010:14) antara lain sebagai berikut: 1. Bersifat Dengar Pandang Tidak seperti media radio yang hanya bisa dinikmati melalui indera pendengar, media tv dapat dinikmati pula secara visual. Faktor visual itu menjadi sangat penting

19 karena dengan melihat sendiri, seseorang merasa terlibat secara langsung dalam suatu peristiwa yang ditampilkan. 2. Menghadirkan Realitas Sosial Televisi memiliki kemampuan menghadirkan realitas sosial seolah-olah seperti aslinya. Kemampuan teknologi kamera dalam merekam realitas sebagaimana aslinya menjadikan tayangan televisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat kepada diri khalayak. 3. Simultaneous Kemampuan televisi dalam menyampaikan segala sesuatu secara

serempak

sehingga

mampu

menyampaikan

informasi kepada banyak khalayak yang tersebar di berbagai

tempat

dalam

waktu

yang

sama

persis.

Keserempakan yang terjadi dalam media televisi tidak hanya bersifat auditif, tetapi juga visual sehingga kesan yang diterima khalayak sangat kuat. 4. Memberi Rasa Intim (Kedekatan) Tayangan program televisi secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasif terhadap khalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang dekat dan tutur bahasa seharihari serta gestureyang mudah diterima menciptakan suasana intim antara pembawa acara program dan khalayak. 5. Menghibur Fungsi televisi adalah informatif, edukatif dan menghibur. Namun fungsi terbesar dari televisi yaitu menghibur. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa motif utama orang menonton televisi adalah mencari hiburan, setelah itu mencari informasi, dan yang paling akhir adalah mencari pengetahuan atau pendidikan.

20 2.2.1.4.4 Kelemahan Televisi Berikut ini kelemahan media televisi menurut Badjuri (2010:41), diantaranya: 1. Jangkauan penonton massal, sehingga pemilihan dalam menentukan pangsa pasar tertentu sering sulit dilakukan. 2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci apabila hal tersebut diperlukan konsumen. 3. Relatif mahal. 4. Pembuatan iklan di televisi cukup mahal.

2.2.1.4.5 Program Televisi Menurut Morisson (2011:209), program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program

adalah

suatu

jadwal

(schedule)

atau

perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. (Soenarto, 2007:1) Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien. Program tersebut juga dapat disiarkan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Ada dua jenis program televisi, diantaranya: 1. Program Informasi (Berita) Program informasi yaitu segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi)

21 kepada khalayak. Dalam program informasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Hard News Segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan langsung oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Hard news disajikan dalam beberapa durasi, mulai dari beberapa menit seperti breaking news, hingga program berita berdurasi 30 menit atau bahkan hingga satu jam. Hard news dapat dibagi dalam beberapa bentuk berita, yaitu: -

Straight News, berita langsung, yaitu suatu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi penting saja yang mengandung unsur 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

-

Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan rasa penasaran.

-

Infotainment,

adalah

berita

yang

menyajikan

informasi mengenai kehidupan orang-orang yang terkenal dan berpengaruh, seperti celebrity. b. Soft News Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-dept) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Soft news dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu: -

Current Affair, sebuah program televisi yang menayangkan

infotmasi

penting

dan

telah

ditayangkan sebelumnya, namun disini dibuat lebih lengkap dan mendalam. -

Magazine, menayangkan informasi yang ringan dan mendalam

22 -

Dokumenter,

program

yang

bertujuan

untuk

memberikan pengetahuan namun berisi informasi yang tetap ringan. -

Talk Show, menayangkan perbincangan antara beberapa orang untuk

membahas topik tertentu

yang sudah ditentukan dan dibawakan oleh pembawa acara. 2.

Program Hiburan (Entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang memiliki tujuan untuk menghibur audien dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam hiburan adalah drama, musik, game show, entertainment, reality show, serta variety show.

Berdasarkan jenisnya, Program acara 86 di NET TV masuk ke dalam jenis program reality show, karena program ini menayangkan tentang peran, pekerjaan dan keseharian Polisi di Indonesia serta menampilkan interaksi antara polisi dengan masyarakat yang berlangsung tanpa dilengkapo skenario, baik berlokasi di indoor maupun outdoor dalam kegiatan yang ditampilkan.

2.2.1.4.6 Kemasan Pesan Televisi Penyajian pesan di televisi dikemas semenarik mungkin hingga mampu menarik perhatian pemirsa. Menurut Elvinaro (2007:140), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemas pesan dan menyampaikannya, yaitu: 1. Pemirsa

23 Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang tua. Hal ini berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. 2. Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Bagi semua stasiun televisi, pukul 19.30 sampai pukul 21.00 WIB dianggap sebagai waktu utama (Prime Time), yaitu waktu yang dianggap paling baik untuk menayangkan program pilihan, karena pada waktu itulah hampir seluruh anggota keluarga berkumpul dan punya waktu untuk menonton televisi. 3. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yaitu jumlah menit dalam setiap tayangan program. Durasi masing-masing program disesuaikan dengan jenis dan tuntutan skrip atau naskah. Suaru program tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. 4. Format (penyajian) Telah diketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi, fungsi non hiburan dan non informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Cara agar fungsi non hiburan dan non informasi tetap diminati pemirsa adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengundang unsur hiburan.

Penyajian pesan dalam acara yang ditayangkan kepada pemirsa berkaitan dengan materi pesan dan jam tayang. Pesan harus sesuai dengan sasaran pemirsa dewasa, anak-anak, remaja dan semua umur, sehingga waktu disesuaikan dengan

24 minat dan kebiasaan pemirsa, dapat memprediksikan pada waktu kapan audiens yang menjadi sasaran isi pesan berada di rumah atau memiliki waktu luang untuk menonton. Penayangan televisi harus berimbang di mana media televisi mencirikan proses interasi bagi pemirsa dalam meningkatkan

pengetahuan

terhadap

informasi

yang

berkembang. Selain itu, tingkat kepentingan dan kebutuhan pemirsa menjadi terpenuhi serta jelas dan terarah. Pesan yang disampaikan melalui televisi tidak langsung disiarkan sama persis dengan kejadian atau fakta yang ada di lapangan. Dalam penyajiannya, dilakukan proses seleksi terlebih dahulu, tujuannya agar mendapatkan hasil yang lebih baik. 2.2.1.5 Reality Show Reality show(acara realitas) merupakangenreacara televisi yang

menggambarkan

adegan

yang

seakan-akan

benar-benar

berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran.Reality showberasal dari kata “real” yang berarti asli, tidak direkayasa. Kejadian diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat apa adanya. Reality showadalah sebuah tayangan yang bersifat non fiksi, dalam artian kejadian yang sebenarnya tanpa rekayasa, yang direkam oleh kamera dan diracik semenarik mungkin agar menjadi sebuah hiburan yang menarik untuk ditonton pemirsa televisi. (Nirmala, 2007) Stasiun Televisi setiap hari menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dengan jenis yang beragam. Adapun bentuk-bentuk reality show adalah: 1. Hidden camera Merupakan kamera video yang diletakkan tersembunyi dan digunakan untuk merekam orang dan aktifitasnya tanpa mereka ketahui atau menyadarinya.

25 2. Competition Show Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam berkompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu untuk memenangkan perlombaan,permainan atau pertanyaan. 3. Relationship Show Seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. 4. Fly on the wall Program

yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari

seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan pribadi hingga aktifitas profesionalnya. Dalam hal ini, kamera mengikuti kemana saja orang bersangkutan pergi. 5. Mistik Program yang berkaitan dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, paranormal, praktik spiritual magis, mistik kontak dengan roh, dan lain-lain. Program ini merupakan program yang paling digunakan realitasnya.

2.2.2 Teori Khusus 2.2.2.1 Uses and Effect Konsep kegunaan atau use adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari proses komunikasi massa. (Sendjaja,dkk, 2007:5.43) Pada uses and gratifications, pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada

26 keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja,dkk, 2007: 43). Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan pengunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu sebagai berikut (Sendjaja, dkk, 2007 : 44 - 45) : 1.

Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini juga, uses and gratifications hanya dianggap berperan perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.

2.

Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat pengguna daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti ketergantungan merupakan

pada

media

penyebab

utama

tertentu.Jika dari

hasil

penggunaan maka

disebut

konsekuensi. 3.

Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantara penggunanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya, ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan

suatu

hasil

yang

disebut

“conseffects”

(gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk “conseffects”. Dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran atau efek, dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara

otomatis

pengetahuan.

mengakumulasikan

dan

menyimpan

27

2.2.2.2 Kesadaran Secara harfiah kata “kesadaan” berasal dari kata “sadar”, yang berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti. Kita sadar jika kita tahu, mengerti, insyaf dan yakin tentang kondisi tertentu khususnya sadar atas hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Tingkat kesadaran seseorang terhadap kondisi yang dihadapinya akan mempengaruhi tingkat kemauan untuk mengambil tindakan. Kesadaran adalah keadaan seseorang dimana ia tahu atau mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan pikiran bisa diartikan dalam banyak makna, seperti ingatan, hasil berpikir, akal, gagasan ataupun maksud atau niat. (Yusuf Syamsu, 2007) Ada dua macam kesadaran, yaitu: 1. Kesadaran Pasif Kesadaran pasif adalah kondisi dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal. 2. Kesadaran Aktif Kesadaran

aktif

adalah

kondisi

dimana

seseorang

menitikberatkan pada inisiatif dan mencari serta dapat meneleksi stimulus-stimulus yang diberikan. Dalam Psikologi Kognitif (Solso dkk, 2007) cara kerja kesadaran dikenal dengan “AWARE”. Adapun penjelasan AWARE, yaitu: 1. Attention (Perhatian) Pemusatan sumber daya mental ke hal-hal eksternal maupun internal. Pemusatan kepada hal-hal eksternal, misalnya dengan memperhatikan sesuatu di luar kita. Sedangkan contoh dari pemusatan kepada hal-hal internal

28 adalah merenungkan pikiran-pikiran pribadi, memorimemori dan citra visual. 2. Wakefulness (Kesiagaan/keterjagaan) Adalah kontinum dari tidur hingga terjaga . dalam bagian kerangka kerja AWARE, kesadaran adalah suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang hidupnya. Kondisi keterjagaan ini dapat dikontrol oleh seseorang dengan menggunakan meditasi, obat-obatan, maupun atensi yang intensif. 3. Architecture (Arsitektur) Lokasi fisik struktur-struktur fisiologis (dan proses-proses yang berhubungan dengan struktur-struktur tersebut) yang menyokong

kesadaran.

Terdapat

pernyataan

yang

menyatakan bahwa kesadaran memiliki sejumlah struktur fisiologis. Diasumsikan bahwa pusat kesadaran di otak, maka dapat diidentifikasikan melalui penyidikan terhadap korelasi neural kesadaran. 4. Recall of Knowledge (Mengingat Pengetahuan) Proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia di sekelilingnya. Kesadaran memampukan manusia mendapatkan informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan melalui proses recall dan rekognisi terhadap pengetahuan yang telah didapat. 5. Emotive Komponen-komponen afektif yang dikondisikan dengan kesadaran.

2.2.2.3 Teori Kultivasi Teori Kultivasi pertama kali dikenalkan oleh Professor George

Gerbner

ketika

ia

menjadi

Dekan

Annenberg

of

Communication di Universitas Pennysilvania Amerika Serikat. Awalnya ia melakukan penelitian tentang “indikator budaya” di pertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton

29 televisi. Ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi (Nurudin, 2007: 167). Analisis Kultivasi adalah sebuah teori yang memprediksikan dan menjelaskan formasi dan pembentukkan jangka panjang dan persepsi, pemahaman dan keyakinan mengenai dunia sebagai akibat dari konsumsi akan pesan-pesan media. Analisis Kultivasi dikembangkan sebagai respons terhadap paradigma dampak terbatas yang dominan pada massa itu. Hal yang lebih penting lagi bahwa ini mencerminkan transformasi pelan teori dari ketergantungan pada perspektif transmisional menjadi penerimaan yang lebih luas akan perspektif ritual mengenai komunikassi massa. Terdapat empat tahap proses dan produk Analisis Kultivasi: 1. Analisis Sistem Pesan Analisis isi mendetail dari pemrograman televisi untuk menunjukkan presentasi gambar, tema, nilai dan penggambaran yang paling sering berulang dan konsisten. Seperti melakukan analisis sisi lain keseharian dari polisi yang bertugas melalui program 86 NET TV. 2. Formulasi Pertanyaan Mengenai Realitas Sosial Penonton Melibatkan penyusunan pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan sehari-hari mereka. 3.

Mensurvei Khalayak Dalam tahap ini, pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan kepada anggota khalayak dan bahwa para peneliti menanyakan penonton ini mengenai level komunikasi mereka.

4.

Membandingkan Realitas Sosial dari Penonton Kelas Berat dan Kelas RinganPresentase perbedaan dalam respons antara penonton televisi kelas berat dan kelas ringan. Penonton kelas berat adalah mereka yang paling sering menonton dari sekelompok sampel orang yang diukur, sedangkan penonton kelas ringan adalah mereka yang paling sedikit menonton.

30

Gerbner memaparkan beberapa dampak adanya media massa, yaitu: 1. Kognitif Dampak kognitif berhubungan dnegan pikiran atau penalaran sehingga audiens yang semula tidak tahu dan tidak mengerti mengenai suatu hal menjadi jelas. Dampak ini berkaitan dengan fungsi komunikasa yaitu menyampaikan informasi, pengetahuan, dan pengarahan terhadap suatu hal. 2. Afektif Dampak Afektif berkaitan dengan perasaan yang diakibatkan dari menonton tayangan di televisi. Dampak tersebut terajadi ketika pada audiens timbul perasaan emosional tertentu ketika menonton suatu tayangan. Hal ini berarti tayangan di televisi dapat dikatakan efektif. 3. Konatif Dampak ini berkaitan dengan niat, tekad, upaya dan usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh audiens. Dikatakan konatif apabila audiens menimbulkan suatu pola tindakan, kegiatan atau perilaku tertentu yang dapat diamati.

2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran memudahkan dalam mengerti alur pikir dari penelitian ini. Peneliti ingin meneliti apakah program reality show “86” dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat. •

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program reality show 86. Dalam penyajian suatu program televisi, penyajian pesan di kemas semenarik mungkin hingga mampu menarik perhatian pemirsa. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemas pesan dan menyampaikannya, yaitu waktu, durasi, Format.



Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesadaran masyarakat mengenai ketertiban lalu lintas. Kesadaran adalah keadaan seseorang dimana ia tahu

31 dan mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan pikiran bisa diartikan dalam banyak makna, seperti ingatan, hasil berpikir, akal, gagasan, ataupun maksud dan niat. Dalam hal ini, masyarakat dinilai sejauh mana kesadaran mereka akan ketertiban berlalu lintas. Terdapat beberapa cara kerja kesadaran, yaitu attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Dalam kerangka pemikiran penelitian yang digunakan kali ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Program Reality Show “86” (X) -

Waktu

-

Durasi

-

Format

2. Kesadaran Masyarakat (Y) -

Attention

-

Wakefulness

-

Architecture

-

Recall of Knowledge

-

Emotive

32

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.