PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan dan Non Perbankan yang Diperingkat oleh PT. PEFINDO Tahun 2011 – 2015) Putri Kinanti Azani1, Khairunnisa2, 1
[email protected], 2
[email protected],
Abstract Bond rating is a risk scale which can illustrate the ability of a company in fulfilling its obligation to pay interest or pay off principal. The higher the bond rating, the more a company is considered able to fulfill its obligation punctually. Conversely, the lower the bond rating, the higher the risk of failure to pay. This study was aimed to determine factors influencing bond rate. The research variables were liquidity, leverage and company growth. The research object was bonds published by non-financial and non-banking companies rated by PT. PEFINDO in 2011-2015. The sampling technique was purposive sampling, which collected 105 bonds published by 7 companies. The data analysis model in this study was logistic regression analysis using SPSS 21 sofware. The research result showed that variables liquidity and leverage had significant positive influence on bond rating while company growth had significant negative influence on bond rating.
Keywords : Bond rating, liquidity, leverage and company growth.
PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sumber pendanaan yang menjadi alternatif perusahaan dalam memperoleh modal, yaitu dengan menerbitkan instrumen keuangan perusahaan seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Perusahaan menilai penerbitan instrumen keuangan merupakan alternatif pendanaan yang lebih murah dibandingkan dengan melakukan pinjaman ke Bank. Pasar modal tidak hanya digunakan sebagai sumber pendanaan bagi emiten, tetapi juga dijadikan oleh para investor untuk memperoleh sumber investasi. Menurut Siegel dan Shim dalam Fahmi (2012 : 55)[5] pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Sehingga dapat dikatakan pasar modal sebagai sarana komunikasi para emiten dengan para investor dalam memperoleh sumber dana dan investasi. Salah satu instrumen keuangan yang terdapat di pasar modal yaitu obligasi. Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga yang terkait (Fahmi, 2012: 170)[5]. Ditinjau dari sisi emiten, obligasi yang diterbitkan bertujuan untuk memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan tanpa menunggu laba dari operasi perusahaan. Sedangkan jika ditinjau dari sisi investor, investasi dalam bentuk obligasi merupakan alternatif yang aman dibandingkan dengan investasi saham. Namun meskipun investor menilai obligasi merupakan suatu investasi yang aman, investor juga harus memperhatikan tingkat resiko dari obligasi yang akan dijadikan investasi, yaitu dengan mempertimbangkan peringkat dari obligasi tersebut. Peringkat atau rating adalah sutu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu perusahaan (surat utang) dalam membayar utang-utangnya baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Pemeringkatan harus dilakukan oleh lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah, misalnya PT. PEFINDO. Informasi peringkat obligasi menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu membayar kewajibannya serta menunjukkan tingkat risiko atau keamanan obligasi. Namun,
meskipun peringkat dari suatu obligasi tersebut merupakan investment grade, risiko gagal bayar atas utang suatu perusahaan tidak dapat terhindarkan. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi suatu emiten gagal memenuhi kewajibannya dalam membayar utang. Oleh karena itu setelah PT.PEFINDO menerbitkan peringkat dari suatu obligasi, PT. PEFINDO juga harus melakukan pengawasan terhadap perusahaan penerbit obligasi tersebut, untuk mengetahui apakah peringkat obligasi yang sudah diterbitkan harus diturunkan atau dinaikan peringkatnya. Karena perubahan yang dapat terjadi kapan saja terhadap faktor-faktor yang menjadi dasar penilaian pemeringkatan yang dilakukan oleh PT. PEFINDO. Menurut Mahfudhoh (2014)[7] terdapat dua ketegori pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO yaitu investment grade dan non investment grade. Investment grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi hutangnya (layak investasi), sedangkan non investment grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan dianggap tidak memiliki kemampuan untuk melunasi hutangnya (tidak layak investasi). Penentuan kategori obligasi yang merupakan investment grade dan non investment grade ditentukan dengan menggunakan kriteria kategori peringkat obligasi. Dalam menentukan kategori peringkat obligasi adalah dengan memberikan simbol dalam peringkat obligasi yang akan diberi nilai kemudian ditotal dan dirata-ratakan. Menurut Mahfudhoh (2014) metode ini dilakukan karena sampel peringkat obligasi pada penelitian ini didominasi dengan peringkat AAA, AA dan BBB. Setelah melakukan perhitungan seperti yang tertera pada tabel 2.1 didapat total sebesar 734, kemudian dibagi sebanyak sampel penelitian yaitu 105 sehingga didapat nilai rata-rata sebesar 6,990. Maka pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa obligasi yang termasuk kategori investment grade
adalah AAA dan AA, sedangkan obligasi yang termasuk non investment grade adalah A, BBB, BB, B, CCC dan D.
Tabel 1 Perhitungan Peringkat Obligasi Jumlah Proyeksi Total Simbol simbol Angka simbol AAA 37 8 296 AA 58 7 406 A 2 6 12 BBB 3 5 15 BB 0 4 0 B 0 3 0 CCC 0 2 0 D 5 1 5 Total 734 Fenomena yang terjadi pada salah satu perusahaan go public yaitu PT. Mobile8 Telecom Tbk, perusahaan telekomunikasi pencipta FREN. Obligasi Rupiahnya senilai Rp 675 milyar yang jatuh tempo Maret 2012, telah dua
kali gagal
membayar kupon periode 15 Maret 2009 dan 15 Juni 2009. Hal ini mengakibatkan peringkat obligasi PT. Mobile-8 Telecom Tbk diturunkan oleh PT. PEFINDO yang sebelumnya idBBB+ per Juni 2010 menjadi idD (default). (Sumber: www.kompasiana.com). Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan penyedia jasa transportasi laut, yaitu PT. Berlian Laju Tengker Tbk. Perusahaan ini mengalami gagal bayar bunga terhadap enam surat utangnya yang berdenominasi rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) salah satunya adalah Obligasi konversi bergaransi dengan kupon 12% senilai US$ 36.63 juta yang harus dibayarkan pada 9 Februari 2012 (Sumber: www.ibpa.co.id) dan obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 2015. Sebelum masa jatuh tempo obligasi PT. Berlian Laju Tengker Tbk sudah mengalami default, sehingga pada tahun 2010 peringkatnya mulai menurun dari sebelumnya idA menjadi idA-, kemudian turun lagi menjadi idCCC pada tanggal 14 Februari 2012 dan terakhir PT. PEFINDO resmi menurunkan peringkat obligasi PT. Berlian Laju Tengker pada tanggal 27 Februari 2012 menjadi idD (default). (Sumber: www.pefindo.com). Penurunan peringkat obligasi juga dilakukan oleh PT. PEFINDO terhadap PT. Aneka Tambang Tbk, namun dengan faktor yang berbeda dari dua perusahaan sebelumnya. Dua obligasi yang akan jatuh tempo pada 14 Desember 2018 dan 14 Desember 2021 senilai Rp. 3 milyar diturunkan peringkatnya oleh PT. PEFINDO
karena penurunan profitabilitas dari perusahaan . Hal tersebut disebabkan oleh penjualan PT. Aneka Tambang yang menurun dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2015. Jika pada tahun 2015 penjualan mencapai Rp. 10,531 milyar namun pada akhir Juni 2016 pejualan baru mencapai Rp. 4,162 milyar. Kebijakan pelarangan ekspor oleh pemerintah yang menjadi penyebab penurunan profitabilitas dari perusahaan ini, karena kebijakan tersebut PT. Aneka Tambang tidak dapat lagi melakukan ekspor bijih nikel yang sebelumnya memberikan margin yang relatif tinggi terhadap perusahaan jika dibandingkan dengan menjualnya di dalam negri. Akibat penurunan profitabilitas tersebut PT. PEFINDO menurunkan peringkat obligasi PT. Aneka Tambang yang pada September 2015 berperingkat idA menjadi idBBB+ pada 14 September 2016. (Sumber: www.pefindo.com) Informasi mengenai suatu obligasi harus diketahui dengan baik oleh investor sebelum melakukan investasi obligasi, baik itu informasi yang diperoleh dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan misalnya saja melalui peringkat obligasi. Setyaningrum (2005) menyatakan bahwa investor menghadapi masalah informasi yang disebabkan beragamnya karakteristik dari penerbit obligasi. Peringkat (rating) obligasi yang diterbitkan oleh lembaga independen membantu mengurangi masalah informasi tersebut. PT. PEFINDO adalah satu dari beberapa perusahaan pemeringkat efek yang ada di Indonesia, yang diberi kepercayaan untuk melakukan pemeringkatan terhadap efek (obligasi) yang akan diterbitkan di BEI. Dalam melakukan pemeringkatan terhadap obligasi, bias informasi bisa saja terjadi yang menyebabkan peringkat dari obligasi tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya. Oleh karena itu penulis mencoba untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi peringkat obligasi, dan pemilihan faktor-faktor tersebut sebagai variabel dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saputri dan Purbawangsa (2016)[11], Sari dan Badjra (2016)[12], Arisanti et al (2014)[3], Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014)[7], Widiyastuti dan Khusniyah (2014)[17], Prabowo dan Sutjipto ( 2012)[9],
Al-
khawaldeh (2012)[2], Pandutama (2012)[8], Sejati (2010)[13], Adams dan Burton (2000)[1]. Faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi peringkat obligasi pada
penelitian sebelumnya adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, size, maturity, pertumbuhan perusahaan (growth), jaminan, reputasi auditor, risiko bisnis, produktifitas, laba ditahan, rasio coverage, fee ,capital intensity, loss propensity, industry type, organisational form, reinsurance dan business activity. Faktorfaktor yang inkonsistensi mempengaruhi peringkat obligasi dan digunakan sebagai variabel independen yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi (variabel dependen) yaitu Likuiditas (Liquidity), Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan (Growth). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana likuiditas, leverage, pertumbuhan perusahaan dan peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT. PEFINDO tahun 2011 – 2015, dan bagaimana pengaruh likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat obligasi secara simultan dan parsial . Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat obligasi secara simultan dan parsial pada obligasi yang terdaftar di PT. PEFINDO pada tahun 2011- 2015.
DASAR TEORI DAN METODOLOGI Dasar Teori Hubungan Likuiditas Dengan Peringkat Obligasi Menurut Kasmir (2012:130)[6] rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan dengan cara membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Menurut Yuan dalam Veronica (2015)[16] bahwa tingkat likuiditas suatu obligasi sangat penting dalam mempengaruhi harga obligasi. Obligasi dengan tingkat likuiditas yang tinggi cendrung memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi dengan tingkat likuiditas yang rendah. Sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi pada obligasi yang memiliki
tingkat likuiditas yang tinggi meskipun harga yang ditawarkan untuk obligasi tersebut tinggi, karena dengan tingkat likuiditas yang tinggi investor menilai perusahaan akan mampu memenuhi kawajiban dalam membayar bunga obligasi maupun pokoknya pada waktu jatuh tempo. Maka dapat disimpulkan sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Arisanti et al (2014)[3] bahwa likuiditas berpengaruh signifikan secara positif terhadap peringkat obligasi. Hubungan Leverage Dengan Peringkat Obligasi Menurut Mahfudhoh (2014)[7] rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimilikinya. Leverage yang dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), menunjukan bahwa semakin tinggi DER maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk tidak mampu memenuhi kewajibannya dan risiko terjadi kebangkrutan juga semakin tinggi. Perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi memiliki obligasi dengan peringkat yang rendah atau non investmen grade. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan secara negatif dalam memprediksi peringkat obligasi, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sufiyanti dan Wardani (2016)[14] Hubungan Growth Dengan Peringkat Obligasi Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Hal itu dapat dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan memposisikan diri dalam perekonomian secara keseluruhan dan pada industri yang sama. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun kemungkinan lebih besar memperoleh peringkat obligasi yang yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhan perusahaannya rendah, karena perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi lebih diminati oleh para investor. Burton dan Adams dalam Saputri (2016)[11] menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan faktor akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi karena pertumbuhan perusahaan yang positif dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi finansial.
Likuiditas (X1)
Leverage
Peringkat Obligasi
(X2)
(Y)
Pertumbuh Perusahaan (X3)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan : = Pengaruh Parsial = Pengaruh Simultan
Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya, maka penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut: 1. Likuiditas (liquidity), leverage dan pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap peringkat obligasi pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 – 2015. 2. Likuiditas (liquidity) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada obligasi yang diperingkat oleh PT.PEFINDO tahun 2011 – 2015. 3. Leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 – 2015. 4. Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 – 2015.
Metodologi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah obligasi yang diterbitkan secara konsisten oleh perusahaan non keuangan dan non perbankan yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011- 2015. Teknik pengambilan sampel dalam skripsi ini adalah menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:122)[15] purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah obligasi perusahaan non keuangan dan non perbankan yang terdaftar di PT. PEFINDO tahun 2011- 2015 yang berjumlah 105 sampel. Dalam melakukan pengolahan data, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Model regresi logistik dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan: Y
= Peringkat obligasi (variabel ini merupakan dummy dengan 0 adalah non investment grade dan 1 adalah investment grade)
α
= Konstanta
β1,2,3
= Koefisien regresi
X1
= Likuiditas
X2
= Leverage
X3
= Pertumbuhan perusahaan (growth)
e
= Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian.
PEMBAHASAN Statistik deskriptif ditujukan untuk mengetahui nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu likuidtas, leverage,
pertumbuhan perusahaan dan peringkat obligasi. Hasil uji statistik deskriptif sebagai berikut: Tabel 2 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
RATING
105
0
1
,90
,295
Likuiditas
105
,0407
2,4028
,860086
,4005106
Leverage
105
-2,5104
3,3746
1,605378
1,0845825
-,2504
,5984
,112054
,1431647
PertumbuhanPerusahaan 105 Valid N (listwise)
105
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 21 Berdasarkan tabel 2 terdapat nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi dari setiap variabel, yaitu likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan. Variabel likuiditas nilai minimumnya adalah 0,0407 yang dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada tahun 2015, sedangkan nilai maximumnya adalah 2,4028 dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2011. Variabel leverage nilai minimumnya adalah -2,5104 yang dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada tahun 2011, sedangkan nilai maximumnya adalah 3,3746 dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. Indosat Tbk pada tahun 2015. Variabel pertumbuhan perusahaan nilai minimumnya adalah -0,2504 dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada tahun 2014, sedangkan nilai maximumnya adalah 0,5984 dimiliki oleh obligasi yang diterbitkan PT. BW Plantation Tbk pada tahun 2012. Tabel 3 Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square df
Sig.
1
13,770
,055
7
Sumber: data yang diolah SPSS 21
Berdasarkan tabel 3 ditunjukan bahwa hasil uji hipotesis dengan logistic regression menunjukan nilai dari Hosmer and Lemeshow Test sebesar 13,770 dengan probabilitas Sig 0,055, dimana 0,055> 0,05. Dengan demikian maka model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diamati. Tabel 4 Koefisien Determinasi Step 1
-2 Log likelihood 30,669
Cox & Snell R Square ,286
Nagelkerke R Square ,613
Sumber: data diolah SPSS 21 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,295 dan nilai Nagelkerle R Square adalah sebesar 0,613 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 61,3 %, sedangkan sisanya 38,7 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar variabel-variabel yang diteliti.
Tabel 5 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Df
Sig.
Step
35,375
3
,000
Step 1 Block
35,375
3
,000
Model
35,375
3
,000
Sumber: data diolah SPSS 21 Untuk pengaruh secara simultan dilihat dari tabel Omnibus Tests of Model Coefficients, dapat diketahui nilai Chi-square sebesar 35,375 dengan tingkat Sig
sebesar 0,000 dimana 0,000 < 0,05. Hal ini berarti likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian hipotesis secara simultan adalah H0 1 ditolak dan Ha 1 diterima. Tabel 3 Variables in the Equation B
S.E.
Likuiditas
5,348
Leverage
Wald
df
Sig.
Exp(B)
2,424 4,867
1
,027
210,285
1,505
,607
6,148
1
,013
4,502
PertumbuhanPerusahaan
-7,773
2,743 8,033
1
,005
,000
Constant
-2,354
1,568 2,253
1
,133
,095
Step 1a
Sumber: data diolah SPSS 21 Dari hasil pengujian model logistic regression, dapat dibuat persamaan sebagai berikut: RATING = -2,354 + 5,348 X1 + 1,505 X2 – 7,773 X3 + 0,095e Keterangan: RATING
: Peringkat Obligasi
X1
: Likuiditas
X2
: Leverage
X3
: Pertumbuhan Perusahaan
e
: Error term Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa nilai sig dari variabel likuiditas sebesar
0,027, dimana nilai tersebut berada dibawah 0,05. Maka dari itu, dapat disimpulakan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian maka hipotesis penelitian H02 ditolak dan Ha2 diterima yaitu likuiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa nilai sig dari variabel leverage adalah sebesar 0,013, dimana nilai tersebut berada dibawah 0,05. Maka dari itu, dapat disimpulakan bahwa variabel leverage berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian maka hipotesis penelitian H03 ditolak dan Ha3 diterima yaitu leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa nilai sig dari variabel pertumbuhan perusahaan adalah 0,005, dimana nilai tersebut berada dibawah 0,05. Maka dari itu, dapat disimpulakan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian maka hipotesis penelitian H04 ditolak dan Ha4 diterima yaitu pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
a.
Berdasarkan pengujian statistik deskriptif: Likuiditas yang diukur dengan menggunakan indikator current ratio pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 memiliki nilai minimum sebesar 0,0407 dan nilai maximum sebesar 2,7158 dengan nilai mean sebesar 0,848528 lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu sebesar 0,4037682. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari sampel yang diolah tidak tersebar atau mengelompok.
b.
Leverage pada penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator debt to equity ratio pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 memiliki nilai minimum sebesar -2,5104 dan nilai maximum sebesar 3,3746 dengan nilai mean sebesar 1,605378, lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu sebesar 1,0845825. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari sampel yang diolah tidak tersebar atau mengelompok. c.
Pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator sales growth pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 memiliki nilai minimum sebesar -0,2504 dan nilai maximum sebesar 0,5984 dengan nilai mean sebesar 0,112054, lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu sebesar 0,1431647. Hal ini menunjukan bahwa data pada variabel pertumbuhan perusahaan memiliki sebaran yang sangat besar dan tidak mengelompok.
2.
Dari hasil pengujian menggunakan regresi logistik dengan nilai chi-square sebesar 36,741, degree of freedom adalah 3 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dimana 0,000 < 0,05, maka hasil pengujian hipotesis secara simultan adalah variabel likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
3.
Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan regresi logistik membuktikan bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan menggunakan indikator current ratio pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 berpengaruh signifikan secara positif terhadap peringkat obligasi.
4.
Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan regresi logistik membuktikan bahwa variabel leverage pada penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator debt to equity ratio pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 berpengaruh signifikan secara positif terhadap peringkat obligasi.
5.
Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan regresi logistik membuktikan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator sales growth pada obligasi yang diperingkat oleh PT. PEFINDO tahun 2011 sampai tahun 2015 berpengaruh signifikan secara negatif terhadap peringkat obligasi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran bagi praktisi dan pengguna lainnya, yaitu: 1. Bagi manajemen perusahaan yang melakukan pemeringkatan di PT. PEFINDO diharapkan untuk memperhatikan likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan, karena likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Dengan peringkat obligasi yang baik maka perusahaan dinilai mampu memenuhi kewajibannya dan resiko gagal bayar dapat terhindari, sehingga hal ini dapat mendorong investor untuk melakukan investasi terhadap obligasi tersebut. 2. Bagi para investor maupun calon investor yang ingin menanamkan modalnya melalui instrumen investasi obligasi diharapkan untuk memperhatikan faktorfaktor seperti likuiditas, leverage dan pertumbuhan perusahaan, karena faktor ini terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Investor sebaiknya memilih obligasi dengan peringkat yang termasuk kategori investment grade. Daftar Pustaka: [1] Adams, Mike. Burton, Bruce. (2000)The Determinants of Credit Ratings in the United Kingdom Insurance Industry. School of Finance & Law Working Paper Series, Nomor 19, ISBN: 1-85899-096-3. [2] Al-khawaldeh, Abdullah A. (2012). Determinants and Impacts of Internal Credit Rating. International Journal of Financial Research, Vol. 4, Nomor 1. [3] Arisanti, Ike. Fadah, Isti. Puspitasari, Novi. (2014). Analisi Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Syariah (Studi Empiris Pada Perusahaan Penerbit Obligasi Syariah yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012). ISSN. [4] Estiyanti, Ni Made. Gerianta, Yasa W. (2012). Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Udayana.
[5] Fahmi, Irham. (2012). Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. [6] Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. [7] Mahfudhoh et al. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1, Nomor 1, Halaman 1-13, ISSN : 2337- 3806. [8] Pandutama, Arvian. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di
BEI. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1, Nomor 4. [9]
Prabowo,Adhi.
Sutjipto,
Eddy.
(2012).
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan GoPublic (Non Keuangan dan Non Perbankan) yang listing di BEI Tahun 20072011. Juraksi Vol.1, No.2, Februari 2012, ISSN : 2301-9328 [10] Pratomo, Ario W. (2014). Analisisi Pengaruh Pengumuman Bond Rating Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.II Nomor. XII. 601-609. [11] Saputri et al. (2016). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Sektor Jasa di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, Nomor 6, ISSN : 2302- 8912. [12] Sari et al. (2016). Pengaruh Likuiditas Ukuran Perusahaan Leverage dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan. EJurnal Manajemen Unud, Vol. 5, Nomor 8, ISSN : 2302-8912. [13] Sejati, Putri G. (2010). Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.
[14] Sufiyanti, Fenni. Wardani, Dewi K. (2016). Dampak Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Syariah Papper Accounting FEB UMS, ISSN 2460-0784. [15] Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. [16] Veronica, Aries. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.13, No.2, Juni 2015. [17] Widiyastuti, Tetty. Khusniyah, Nur D. (2014). Faktor- faktor yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 12, Nomor 2, Juni 2014, ISSN: 1693-5241.