FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERIODE E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERIODE 2004-2013

E-JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syar

Autor Hartanti Budiaman

43 downloads 845 Views 473KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERIODE 2004-2013

E-JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Oleh : LITA FAUZIAH 11090143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERIODE 2004-2013 Oleh , Rika Verawati, M.Pd3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2, 3) Dosen Program Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatra Barat Email: [email protected]

ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto, hal ini terjadi karena diperoleh nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0.025 dengan nilai thitung sebesar 0.982 < 1,895 ttabel; (2) Tenaga Kerja (Upah) berpengaruh positif dan signifikan karena diperoleh nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,495 dengan nilai thitung sebesar 11.992 > ttabel sebesar 1,895.;(3) Pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh positif dan tidak signifikan hal ini terjadi karena diperoleh nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0.003.; (4) investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Brito Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013 hal ini terbukti dengan perolehan Fhitung sebesar 114.368 > 3.708 Ftabel dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Untuk nilai R2 diperoleh nilainya adalah sebesar 0.983 menunjukan bahwa besarnya pengaruh variabel X (investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan)) terhadap variabel Y (Produk Domestik Regional Bruto) adalah sebesar 98,3 % sedangkan sisanya sebesar 1.7 % dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : Produk Domestik Regional Bruto, Investasi, Tenaga Kerja (Upah), Pengeluaran Pemerintah (Pembangunan) ABSTRACT The results showed that (1) investment and no significant positive effect on the Gross Regional Domestic Product, this happens because the values obtained koofesien regression that is positive is 0.025 with tcount of 0.982 ttabel 1,895.; (3) Government expenditure (development) positive effect and insignificant this happens because koefisien values obtained were marked positive regression 0.003 .; (4) investment, labor (wages) and government spending (construction) significantly influence Regional Domestic Product Brito Padang Pariaman regency period 2004-2013 it is proved by the acquisition Fhitung 114 368> 3708 F tabel and significant value 0,000 nilai X2tabel maka tolak H0, berarti menolak untuk menghilangkan variabel tersebut. Jika nilai statistik X2 hitung < nilai X2 tabel maka terima H0, berarti menghilangkan variabel tersebut dibenarkan. Nilai hitung statistik X2hitung pada penelitian ini diperoleh dengan bantuan Eviews Hasil uji pengurangan untuk variabel investasi diperoleh X2 hitung log likelihood ratio adalah sebesar 0.048458 sedangkan nilai X2 tabel adalah sebesar 7.815, dengan nilai df1 atau α = 0,05 dimana menunjukkan X2hitung < X2 tabel, dengan demikian berarti menerima Ho yang berarti dibenarkan menghilangkan variabel investasi (X1) dan menggunakan model persamaan ini adalah tepat, hal ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel investasi (X1). Dan hasil uji pengurangan untuk variabel Tenaga Kerja (upah) diperoleh nilai statistik X2hitung sebesar 34.55452 sedangkan nilai X2 tabel adalah sebesar 7.815 dengan nilai df1 atau α = 0,05 dimana menunjukkan X2hitung > X2 tabel, dengan demikian berarti menolak Ho dan menerima Ha yang berarti tidak dibenarkan menghilangkan variabel tenaga kerja (upah) (X2). Selanjutnya untuk pengurangan variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) X3 diperoleh nilai statistik X2 hitung log likelihood ratio adalah sebesar 0.000205 sedangkan nilai X2 tabel adalah sebesar 7.815 dengan nilai df1 atau α = 0,05 dimana menunjukkan X2hitung < X2 tabel, dengan demikian berarti menerima Ho yang berarti dibenarkan menghilangkan variabel pengeluaran pemerintah (X3) dan menggunakan

model persamaan ini adalah tepat, hal ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel pengeluaran pemerintah (X3). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari model persamaan diperlukan pengurangan variabel karena dari hasil uji likelihood ratio telah dibuktikan bahwa penghilangan atau pengurangan variabel dibenarkan pada variabel X1 dan X3 sedangkan untuk variabel x2 tidak dibenarkan karena X2hitung < X2 tabel b. Uji Ramsey Dengan bantuan Program Eviews.6 diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.636594 lebih kecil dari pada nilai Ftabel yaitu 4.74 pada α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa nilai Fhitung < Ftabel yang menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat di tolak. c. Uji Stasioner Uji stasioner dengan Augmented Dickey Fuller (ADF) merupakan pengujian stasioner dengan menentukan apakah data runtun waktu mengandung akar unit (Unit root). Uji stasioner adalah teknik pengujian yang dilakukan untuk mengetahui jangka waktu efek/perubahan dari suatu varibel terhadap variabel lain. Uji stasioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji akar unit (unit root test) yang dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller, atau yang lebih dikenal dengan uji akar unit Dickey Fuller (DF) (Dickey Fuller Test Statistic) probabilitasnya kecil dari α = 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya data tadi stasioner pada level 1 st different atau 2st different. Jika nilai statistik DF probabilitas besar dari α = 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya variabel tersebut tidak stasioner atau mengandung unit root. Dengan menggunakan bantuan eviews maka diperoleh hasil variabel Y adalah PDRB Kabupaten Padang Pariaman memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0048 kecil dari nilai alpha

(α) sebesar 0.05 (0.0048 < 0.05) pada tingkat nilai unit root tes berada pada 1st different, sedangkan variabel X1 yaitu investasi memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0438 < dari nilai alpha 0.05 dan berada pada tingkat unit root level, sedangkan untuk variabel X2 atau tenaga kerja (upah) mamiliki nilai probabilitas sebesar 0.0431 < 0.05 (alpha) dengan tingkat unit root pada 2nd different, dan variabel X3 atau pengeluaran pemerintah (pembangunan) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0013 yang berada pada tingkat unit root 2nd different, dari penjelasan diatas menjelaskan bahwa variabel investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) memiliki nilai stasioner dengan tingkat unit root pada level, 1st different dan 2Nd Different. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut suliyanto (2011:75) Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berdasarkan pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness). Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistic Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai Jargue-Bera (JB) ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai Jargue-Bera (JB) > X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi tidak normal. [

]

Nilai statistik Jerque-Bera sebesar 0.58 sedangkan nilai X2 tabel dengan nilai df1 dengan nilai alpha sebesar 0,05 adalah 7.815 karena nilai statistik Jeque-Bera (JB) (0.58) ≤ nilai X2 tabel (7.815), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan nilai VIF (Varians Inflantion Factor) dari masingmasing variabel bebas (Suliyanto, 2011:82). Jika nilai VIF kurang dari 10 (VIF α) maka dapat dipastikan model ini tidak mengandung heteroskedastisitas atau dikatakan tidak terdapat gejala heteroskedastitas apabila t hitung < t tabel.Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan jika nilai X2 hitung > X2 tabel. Dari hasil olahan data dengan SPSS 16.0 diperoleh nilai sig. variabel investasi terhadap obsolut residual sebesar 0.342 > 0.05, sedangkan sig variabel tenaga kerja (upah) terhadap absolut residual adalah sebesar 0.582 > 0.05, begitu juga dengan sig. Pengeluaran pemerintah terhadap absolut residual adalah sebesar 0.567 > 0.05, dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas karena X hitung > X tabel. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode berjalan dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Durbin Watson (DW). Dengan keterangan tabel Durbin-Watson nilai n=10 dan k=3, maka akan diperoleh nilai dL= 0.525 dan dU=2.016, sehingga nilai 4 –dU sebesar 4 – 2.016 = 1.984 Sedangkan nilai 4 – dL sebesar 4 – 0.525 = 3.475 sedangkan nilai Durbin-Watson adalah sebesar (1.921). suatu pengujian dikatakan mengandung autokorelasi apabila nilai Dw terletak antara nilai dU dan 4-dU, jika dilihat dari hasil output yang diperoleh nilai DW tidak terletak antara nilai Du dan 4-dU. Pada output diatas dapat dijelaskan bahwa nilai Du = 2.016 Dw = 1.921 4-du = 1.984, maka dapat dikatakan hasil analisis tidak mengandung unsur autokorelasi.

3. Analisis Regresi Linier Berganda Analinis linear berganda adalah persamaan regresi yang melibatkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil olahan data dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 dapat disimpulkan bahwa : 1. Koefisien regresi variabel investasi (X1) sebesar 0.025 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif investasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto, apabila nilai variabel investasi meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat produk domestik regional bruto sebesar 0.025 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. 2. Koefisien regresi variabel tenaga kerja (upah) (X2) sebesar 0,495 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif tenaga kerja (upah) terhadap Produk Domestik Regional Bruto, apabila nilai variabel tenaga kerja (upah) meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat Produk Domestik Regional Bruto sebesar 0.495 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. 3. Koefisien regresi variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) (X3) sebesar 0.003 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap Produk Domestik Regional Bruto, apabila nilai variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) meningkat sebesar 0,003 dalam setiap satu satuannya maka akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto sebesar dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Selanjutnya untuk pengujian secara parsial dan simultan digunakan uji t (parsial) dan uji f (simultan) berikut adalah hasil analisis yang diperoleh : 1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara investasi (X1) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y) di Kabupaten Padang

Pariaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.982 < 1,895 ttabel dengan nilai signifikan 0,000 > = 0,05 berarti H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja (upah) (X2) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 11.992 > ttabel sebesar 1,895 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. 3. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara pengeluaran pemerintah (pembangunan) (X3) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.150 < ttabel sebesar 1,895 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha ditolak dan H0 diterima 4. Terdapar pengaruh yang signifikan secara simultan antara investasi, renaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman, dimana diperoleh nilai Fhitung sebesar 114.368 > 3.708 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Investasi Tehadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dijawab hipotesis pertama terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara investasi (x1) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y) di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.982 < 1,895 ttabel dengan nilai signifikan 0.634 < = 0,05 berarti ha ditolak dan h0 diterima. Hal ini berarti secara parsial jumlah investasi yang disumbangkan oleh investor pada periode 2004-2013 tidak mempengaruhi kondisi Pdrb Di Kabupaten Padang Pariaman secara signifikan, dengan kata lain ada variabel lain yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kondisi PDRB

Kabupaten Padang Pariaman selain investasi. Todaro (2006:130) mengungkapkan bahwa dalam teori Harrod-Domar menyatakan bahwa pemicu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal (Capital Stock). Dalam teori ini mengungkapkan pendapat bahwa setiap tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasil kenaikan arus output nasional/GDP. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil output yang dihasilkan dalam penelitian ini, bahwasannya investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap produk domestik regional bruto. Ada beberapa jenis investasi, salah satunya adalah investasi bruto, Variabel investasi pada penelitian ini termasuk investasi bruto karena kegiatan yang dilakukan dalam pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan oleh para investor dalam melakukan investasi pada perusahaan. Investasi bruto adalah investasi yang dilakukan utnuk menambah kemampuan produksi dalam perekonomian dan untuk mengganti barang modal yang telah di depresiasikan. Untuk melakukan investasi di sebuah perusahaan para investor harus memperhatikan faktor penentu investasi sebagai berikut: 1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh 2. Suku bunga 3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan 4. Kemajuan teknologi 5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya 6. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan Dengan memperhatikan ke-6 penentu kegiatan investasi tersebut, para investor menentukan akan melakukan investasi atau tidak. Tidak berpengaruh positifnya investasi terhadap PDRB Kabupaten Padang Pariaman salah satunya karena kurangnya minat investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Padang Pariaman, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah dalam memanfaatkan Sumber daya yang tersedia di Kabupaten Padang Pariaman,

hal ini tergambar jelas dari 17 kecamatan hanya ada 5 kecamatan yang diminati untuk berinvestasi di Kabupaten Padang Pariaman. Para investor lebih banyak melakukan investasi di kota Padang, karena kota padang lebih dominan memenuhi kriteria penentu investasi. 2. Pengaruh Tenaga Kerja (Upah) Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013 Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dengan. uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier diperoleh thitung sebesar 19.755 > 1.895 t tabel, hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan uji hipotesis dengan Analisis Regresi Berganda diperoleh hasil bahwa variabel tenaga kerja (upah) (X2) diperoleh thitung sebesar 11.992 > 1,895 ttabel dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara tenga kerja (upah) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013. Hal ini berarti bahwa jika jumlah upah yang diberikan meningkat sebesar 3.90 % maka akan meningkatkan jumlah tenaga kerja sehingga semakin berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto sebesar 3.90 % begitu pula sebaliknya tingkat upah yang diberikan rendah maka akan menurunkan jumlah tenaga kerja, hal ini akan berdampak buruk terhadap kondisi Produk Domestik Regional Bruto dan juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Pariaman. 3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah (Pembangunan) Terhadap Pdrb Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013 Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) (x3) diperoleh thitung sebesar 0.150 < ttabel sebesar 1,812 dengan signifikan 0,000 < 0,05 berarti h0 diterima dan ha ditolak. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang tidak signifikan secara parsial antara pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Padang Pariaman periode 2004-2013. Hal ini berarti semakin tinggi pengeluaran pemerintah (pembangunan) maka tidak akan berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari hasil output yang diperoleh tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap PDRB maka diharapkan masih banyak variabel selain pengeluran pemerintah (pembangunan) yang berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Padang Pariaman. Pengeluaran pemerintah di Kabupaten Padang Pariaman, tidak hanya untuk pembangunan akan tetapi pengeluaran pemerintah juga diperuntukan untuk konsumsi pemerintah yang diberikan untuk pengeluaran atau pembiayaan gaji, dll. 4. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja (Upah) Dan Pengeluaran Pemerintah (Pembangunan) Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Di Kabupaten Padang Pariaman Periode 2004-2013 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman secara simultan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan, uji hipoteis uji f diperoleh nilai fhitung sebesar 114.368 > 3.708 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. Maksudnya, semakin banyak jumlah investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) akan meningkatkan jumlah Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Padang Pariaman atau pertumbuhan perekonomian akan semakin baik. Dari uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara simultan investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman sedangkan secara parsial yang berpegaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman hanyalah tenaga kerja (upah) sedangkan investasi dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) tidak berpengaruh signifikan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. PENUTUP Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan dan telah dilakukan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara investasi (X1) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y) di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.982 < 1,895 ttabel dengan nilai signifikan 0,000 > = 0,05 berarti H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tenaga kerja (upah) (X2) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 11.992 > ttabel sebesar 1,895 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. 3. Terdapar pengaruh positif dan Tidak signifikan antara pengeluaran pemerintah (pembangunan) (X3) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.150 < ttabel sebesar 1,895 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha ditolak dan H0 diterima 4. Terdapar pengaruh yang signifikan secara simultan antara investasi, renaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman, dimana diperoleh nilai Fhitung sebesar 114.368 > 3.708 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa pengaruh investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap produk domestik regional bruto Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas yang telah peneliti uraikan, maka penulis dapat menyimpulka dan menyarankan sebagai berikut: 1. Variabel investasi berpengaruh positif terhadap PDRB Kabupaten Padang Pariaman, akan tetapi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini terlihat pada nilai koefisien uji thitung sebesar 0.982 < ttabel 1.895 dengan nilai signifikan 0,364 > 0,05 berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil ini menunjukan bahwa kurangnya peranan investasi yang dilakukan oleh investor di Kabupaten Padang Pariaman sehingga tidak mempengaruh pertumbuhan ekonomi yang dapat diperhitungkan dengan menggunakan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto. 2. Variabel tenaga kerja (upah) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini terlihat pada nilai koefisien sebesar 0.364 dengan nilai uji t hitung sebesar 11.992 > 1.895 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi jumlah tenaga kerja dan tingkat upah maka akan semakin baik juga kondisi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. 3. Variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) berpengaruh positf dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini terlihat pada nilai uji thitung sebesar 0.150 < ttabel sebesar 1.895 dengan nilai signifikan 0,886 < 0,05 berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi pengeluaran pemerintah maka semakin rendah pula Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. 4. Variabel investasi, tenaga kerja (upah) dan pengeluaran pemerintah

(pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini terlihat pada nilai uji Fhitung 114.368 > 4,74 Ftabel dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan H0 diterima. DAFTAR PUSTAKA Afrizal, Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat investasi, Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011. Jurnal penelitian. Hal 1-79. Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman. 2003-2013. Padang Pariaman Dalam Angka. Pariaman. Hasanah, Erni Umi & Sunyoto, Danang. 2013. Penghantar Ilmu ekonomi Makro. CAPS (Center For Academic Pubishing Service). Yogyakarta. Hasibuan, Muhammad Idris. 2011. Analisi Faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Jurnal Penelitian. Hal 1-69. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 13 dan 30 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan. Sjafrizal. 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Alfabet: Bandung. Suindiyah D, Sayekti. 2009. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Timur. Jurnal Penelitian. Hal 147. Sukirno, Sadono. 2008. Makro Ekonomi Teori Penghantar Edisi ketiga. Rajawali Pers: Jakarta. Tarigan, Robinson. 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Bumi. Aksara: Jakarta Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid 1. Erlangga: Jakarta. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS. CV Andi Ofsset: Yogyakarta.

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.