Transcript
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilaksanakan termasuk ke dalam jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Model pengembangan yang digunakan berupa model prosedural yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian pengembangan ini menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk media pembelajaran berupa modul elektronik animasi interaktif. Model deskriptif ini meliputi pengumpulan data, penyusunan data, analisa dan interpretasi data. B. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian pengembangan produk media pembelajaran fisika modul elektronik animasi interaktif diadaptasi dari model pengembangan yang dikembangkan oleh Sugiyono. Dalam prosedur pengembangan penelitian ini dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengembang. Berikut ini tahapan pengembangan media pembelajaran modul elektronik animasi interaktif. 1. Analisis Potensi dan Masalah 2. Pengumpulan Informasi 3. Desain Produk 4. Validasi Desain a) Validasi ahli materi b) Validasi ahli bahasa c) Validasi ahli media 5. Revisi Desain 6. Uji Coba Produk a) Uji Coba Perorangan 7. Revisi Produk 8. Uji Coba Pemakaian commit to user a) Uji Coba Kelompok Terbatas 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 9. Revisi produk 10. Produk Media a) Uji Coba Kelompok Besar Alur penelitian terlihat seperti Gambar 3.1 berikut ini.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain produk
UjiCoba Produk
Revisi Desain
Validasi Desain
Revisi Produk
UjiCoba Pemakaian
Revisi Produk
Produk Media Gambar 3.1 Alur Prosedur Pengembangan (Sugiyono, 2012: 409) Berikut ini penjelasan mengenai alur prosedur pengembangan 1. Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat diatasi melalui penelitian sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. 2. Pengumpulan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan “up to date” selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 3. Desain Produk Dalam bidang pendidikan, penelitian pengembangan menghasilkan produk yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang berkualitas dan relevan dengan kubutuhan. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk itu secara rasional baik atau efektif. Dikatakan rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasioanal, belum fakta di lapangan. Validasi desain dapat diadakan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. 5. Perbaikan Desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut diperbaiki dengan cara merubah desain 6. Uji Coba Produk Dalam bidang pendidikan, produk dapat diuji coba setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan produk baru tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk itu efektif dan efisien atau dalam hal ini memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk lain. 7. Revisi Produk Apabila dalam pengujian produk di dapat hasil yang kurang memuaskan maka dapat direvisi lagi dan setelah direvisi maka perlu diuji cobakan lagi. 8. Uji Coba Pemakaian Setelah uji coba terhadap produk berhasil maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. Dalam pelaksanaannya, produk baru tersebut harus tetap di nilai kekurangan atau hambatan yang to user muncul guna untuk perbaikancommit lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 9. Revisi produk Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi. 10. Produk Media Produk media merupakan produk jadi yang dihasilkan setelah melewati uji coba perorangan, uji coba kelompok terbatas dan uji coba kelompok besar. C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Media pembelajaran yang sudah divalidasi oleh para ahli seperti ahli materi Fisika, ahli media pembelajaran, dan ahli bahasa Indonesia, maka media pembelajaran dapat diujicobakan setelah hasil validasi direvisi. Media diujicobakan dengan sampel populasi siswa SMA kelas XI di eksKeresidenan Surakarta. Selanjutnya siswa dimintai tanggapan dan masukan mengenai media yang telah dibuat. Adapun tahapan dalam pengujian antara lain: a. Uji Coba Perorangan Pada uji perorangan melibatkan 5 siswa yang bersedia untuk menjadi subjek penelitian dari pengembangan modul elektronik animasi interaktif. Pada awal pertemuan siswa diberi angket pretest motivasi belajar. Setelah itu, setiap siswa diberikan modul elektronik animasi interaktif dan mendapatkan pengarahan dari peneliti terkait penggunaan modul tersebut. Setelah siswa paham akan penggunaan modul, maka proses pembelajaran dapat dilakukan. Setelah ada satu pekan siswa mempelajari modul elektronik, siswa diminta kembali untuk mengisi angket postest motivasi belajar. Selain itu juga dilakukan wawancara to terkait user dengan modul elektronik. dengan siswa yang bersifatcommit informal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 b. Uji coba terbatas Pada uji coba tahap ini melibatkan 19 siswa yang bersedia untuk menjadi subjek penelitian dari pengembangan media yang telah dibuat. Sebelum siswa menerima media yang akan dipakai untuk belajar, siswa diberikan angket pretest motivasi belajar. Setelah pengisian angket selesai, setiap siswa diberi modul elektronik animasi interaktif. Siswa yang telah menerima modul akan mendapatkan pengarahan dari peneliti terkait penggunaan modul tersebut. Setelah siswa paham akan penggunaan modul, maka proses pembelajaran dapat dilakukan. Setelah ada satu pekan siswa mempelajari modul itu, siswa diminta kembali untuk mengisi angket motivasi belajar terhadap media pembelajaran dan angket produk media pembelajaran. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan siswa yang bersifat informal terkait dengan media yang telah digunakan dalam pembelajaran. c. Uji coba pemakaian Uji coba pemakaian merupakan uji coba dengan subjek penelitian dalam jumlah yang besar. Pada uji coba tahap ini, siswa diawal akan mengisi angket terkait motivasi belajar. Setelah angket selesai diisi setiap siswa akan diberikan media pembelajaran berupa modul elektronik animasi interaktif. Kemudian siswa akan diberikan penjelasan penggunaan modul sebelum proses pembelajaran dimulai. Selanjutnya siswa akan mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan modul kurang lebih satu pekan. Setelah proses pembelajaran dinyatakan selesai, siswa diberikan angket motivasi diakhir dan angket penilaian produk media. Selain itu juga diadakan wawancara informal dengan beberapa siswa terkait modul yang telah digunakan dalam pembelajaran. 2. Jenis Data Pada penelitian ini jenis data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan kualitataif. Data yang bersifat kuantitatif yaitu angket validasi dari ketiga ahli, angket motivasi belajar dan angket produk dari siswa. Sedangkan data yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 bersifat kualitatif diperoleh berdasarkan wawancara dengan guru, siswa dan analisis kuantitatif angket validasi serta angket produk media oleh siswa. 3. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya: a. Teknik wawancara Teknik wawancara dilakukan selama proses uji coba kepada guru Fisika di sekolah dan kepada perwakilan siswa-siswa kelas XI SMA di eks Keresidenan Surakarta. b. Teknik angket (quesioner) Pada teknik ini bertujuan untuk mengukur kelayakan media pembelajaran dari aspek materi, media dan bahasa. Proses pengambilan data dengan cara angket diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli bahasa Indonesia dan siswa sesuai kebutuhan dan tujuannya. Selain untuk mengukur kelayakan media, teknik angket dipakai untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran modul elektronik animasi interaktif. 4. Instrumen Pengambilan Data a. Instrumen Penelitian Angket merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Adapun angket yang dibuat diantaranya yaitu angket ahli materi, ahli media, angket ahli bahasa Indonesia dan angket siswa. Skala angket yang digunakan dalam pengambilan data analisis kebutuhan yaitu Skala Guttman dan pengambilan data untuk validasi dan motivasi siswa menggunakan Skala Likert. Adapun penjelasan masing-masing instrumen sebagai berikut: 1) Angket Ahli Materi Angket yang dibuat untuk ahli materi terdiri dari kompenen berupa identitas, petunjuk pengisian, item pertanyaan, komentar/saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket materi. Item user pernyataan untuk angketcommit materitosebanyak 20 pernyataan yang secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 umum terdiri dari aspek-aspek sebagi berikut, aspek kelayakan dalam penyajian materi, sistematika penyajian, pemahaman materi dan kelengkapan penyajian. 2) Angket Ahli Media Angket yang dibuat untuk ahli media terdiri dari kompenen berupa identitas, petunjuk pengisian, item pertanyaan, komentar/saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket materi. Item pernyataan untuk angket materi sebanyak 20 pernyataan yang secara umum terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut: aspek visual, teks, pembelajaran dan media interaktif. 3) Angket Ahli Bahasa Angket yang dibuat untuk ahli bahasa terdiri dari kompenen berupa identitas, petunjuk pengisian, item pertanyaan, komentar/saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket materi. Item pernyataan untuk angket materi sebanyak 15 pernyataan yang secara umum terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut: aspek ketepatan dalam penggunaan bahasa dan ketepatan dalam penulisan. 4) Angket Produk Siswa Angket yang dibuat untuk penilaian produk dari siswa terdiri dari kompenen berupa identitas, petunjuk pengisian, item pertanyaan, komentar/saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket materi. Item pernyataan untuk angket materi sebanyak 20 pernyataan yang secara umum terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut: aspek isi/materi, aspek media dan aspek interaktif. 5) Angket Motivasi Belajar Siswa Angket motivasi belajar siswa yang disusun terdiri dari identitas, petunjuk pengisian dan pernyataan. Angket motivasi belajar tersusun atas sembilan
indikator
penilaian yaitu
ketertarikan terhadap
media
pembelajaran, perhatian terhadap manfaat dari media pembelajaran, minat belajar, mandiri dalam belajar, percaya diri dalam belajar, percaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 diri dalam mengerjakan soal, kepuasan terhadap media pembelajaran, adanya ulangan dan lingkungan belajar. Angket motivasi belajar dibedakan menjadi angket tryout, pretest dan postest motivasi belajar siswa. Angket tryout motivasi belajar siswa terdiri dari 50 item pernyataan yang selanjutnya akan diujikan ke siswa. Setelah mendapatkan hasil tryout, angket tryout motivasi belajar akan dianalisis untuk mendapatakan tingkat reliabilitas dari angket tersebut. Dari hasil analisis yang diperoleh maka disusunlah angket prestest dan postest motivasi belajar siswa. Angket tersebut berisi pernyataan dan jumlah pernyataan yang sama. b. Analisis Instrumen Penelitian Instrumen yang dianalisis dalam penelitian yaitu angket tryout motivasi belajar siswa. Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan item pernyataan yang valid dan menentukan tingkat reliabilitas suatu instrumen. Selanjutnya item yang valid dapat digunakan untuk penyusunan angket motivasi belajar siswa. Adapun penjelasan dari analisis intrumen penelitian sebagai berikut: 1) Validitas angket Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid, jika mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dalam validitas angket selama keberjalanannya ada beberapa catatan diantaranya dalam pembuatan angket motivasi sebaiknya pengisian angket tidak dengan cek list, hal ini untuk menghindari pengisian jawaban oleh siswa secara acak tanpa membaca pertanyaan terlebih dahulu. Kemudian setiap pasangan pernyataan positif harus mempunyai pasangan negatif, dan setiap pertanyaan hindarkan dari pernyataan positif atau negatif ganda. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen memiliki arti bahwa sesuatu instrumen commitdigunakan to user sebagai alat pengumpul data cukup dapat dipercaya untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya (reliable) akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Adapun dalam penelitian ini untuk mendapatkan reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha, karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan nilai antara 1-4. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 196), “Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus alpha sebagai berikut: 𝑟11 =
𝑘 𝑘−1
1−
𝜎𝑏2 𝜎2 𝑡
Keterangan 𝑟11
= reliabilitas instrument
k
= banyaknya butir pernyataan atau banyakanya soal 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎2𝑡
= varians total (Suharismi, Arikunto. 2006: 196). Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus
alpha. Adapun langkah-langkah perhitungan reliabilitas dengan rumus alpha dalam SPSS 16 sebagai berikut: a) Membuka file baru di SPSS 16. b) Masukkan data dengan mecopy data dari Microsoft Excel ke lembar kerja di SPSS 16. c) Mengganti nama variabel pada variable view dengan item 1 sampai 50. d) Pada toolbar terdapat pilihan menu, kliklah Analyze kemudian, klik Scale, dan klik Reliability Analysis. e) Klik item1 sampai item 50 dan pindahkan item1 sampai item 50 ke kotak Items dengan mengklik tanda anak panah. Setelah itu, pilih commit to user model Alpha.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 f) Klik Statistics, pada kotak Descriptive for dipilih Item, Scale, dan Scale if item deleted. g) Klik Continue dan Klik OK. Setelah itu, muncullah kotak pada output SPSS 16. Hasil perhitungan dari uji reliabilitas diinterpretasikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Nilair11 Besarnya nilai r11 0,800 < r11 ≤ 1,000 0,600 < r11 ≤ 0,800 0,400 < r11 ≤ 0,600 0,200 < r11 ≤ 0,400 0,000 < r11 ≤ 0,200
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2006: 276)
Tabel 3.2 Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0.820 50 Berdasarkan data dari Reliability Statistics di atas, diperoleh nilai cronbach’s alpha adalah 0,820. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005: 133) jika nilai cronbach’s alpha > 0,60 dikatakan reliabel dan jika cronbach’s alpha < 0,06 dikatakan tidak reliabel. Nilai cronbach alpha > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut reliabel. Kemudian, berdasarkan acuan penilaian reliabilitas di atas, item-item angket yang diolah termasuk item yang memiliki reliabilitas sangat tinggi. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif yaitu memberikan analisis dari data yang diperoleh dan mendeskripsikan data yang bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dari angket para ahli dan siswa akan dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan data yang dianalisis secara kualitatif berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara, commit to user dokumentasi dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 a. Analisis Data Pengembangan Media Penentuan kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan, dilakukan berdasarkan kriteria seperti yang digunakan oleh Sugiyono (2012: 141) berdasarkan angket rating skala. Adapun teknik analisis datanya adalah sebagai berikut: 1) Angket yang telah diisi responden disusun sesuai dengan kode responden dan diperiksa kelengkapan jawabannya. 2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan. 3) Membuat tabulasi data. 4) Menghitung prosentase dari komponen angket dengan rumus sebagai berikut: Skor =
Jumlah total skor penilaian x 100% Jumlah skor maksimum
5) Dari prosentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel supaya pembacaan hasil penelitian menjadi mudah. Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara: a) Menentukan prosentase skor maksimum = 100% b) Menentukan prosentase skor minimum = 0% c) Menentukan range 0 sampai 100 = 100 d) Menentukan interval yang dikehendaki (sangat baik/sesuai,baik, cukup, kurang baik, sangat tidak baik/sesuai) e) Menentukan lebar interval (100/5 = 20) Berdasarkan perhitungan langkah (e) di atas, maka range prosentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sebagaimana Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.3 Range Prosentase dan Kriteria Penilaian No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 80%< skor ≤ 100% 60% < skor ≤ 80% 40% < skor ≤ 60% 20% < skor ≤ 40% 0% < skor ≤ 20% commit to user
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang baik Sangat tidak baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 b. Analisis Data Motivasi Belajar Data yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data motivasi belajar secara kuantitatif menggunakan uji-t berpasangan. Uji-t berpasangan dirumuskan sebagai berikut: t
D d0 t n 1 Sd n
Keterangan: D rerata observer berpasangan X Y X data skor angket sebelum pemberian media Y data skor angket setelah pemberian media
d 0 sebab tidak dibicarakannya selisih rerata S d deviasi baku
n jumlah siswa yang diobservasi (Budiyono, 2009: 160). Pada analisis uji-t data motivasi belajar digunakan SPSS 16. Adapun sebelum uji-t dilakukan, terlebih dulu melakukan uji normalitas. Pada uji normalitas menggunakan metode Lilliefors. Rumus uji Lilliefors sebagai berikut: 𝑍𝑖 =
𝑋𝑖 − 𝑋 𝑠
Keterangan: 𝑋𝑖 = Skor data variabel yang akan diuji normalitasnya 𝑋 = Nilai rata-rata populasi 𝑆 = Standar deviasi sampel (Budiyono, 2005: 170). Adapun langkah-langkah uji Kolmogorov Smirnov dengan SPSS 16 sebagai berikut: 1) Membuka lembar kerja baru di SPSS 16. 2) Masukkan data ke dalam Microsoft Excel. Adapun data awal diberi nama variabel “pretest” dan data akhir diberi nama variabel “Postest”. commit to user Kemudian keduanya disatukan dalam variabel total dan membuat variabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 dengan nama keadaan yang berisi angka 1 dan 2 yang mewakili data awal dan akhir di kolom baru sebelahnya. 3) Klik Analyze, klik descriptive statistic, klik explore 4) Klik variabel pretest, kemudian pindahkan dengan klik tanda panah pada Dependent list, begitu juga dengan variable posttest. 5) Klik Plot, kemudian klik Normality plot with test, dan hilangkan tanda cek list pada stem and leaf serta pilih none pada kolom boxplots. 6) Klik OK. Pada data Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov terlihat nilai Sig. Data dikatakan normal jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05. Sebaliknya jika nilai Sig. bernilai lebih kecil dari 0,05 maka data tidak normal. Setelah
uji
normalitas
dilakukan,
selanjutnya
dilakukan
uji-t
berpasangan (Paired Sample T Test). Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji-t berpasangan antara lain: 1) Membuka file baru di SPSS 16. 2) Adapun data awal diberi nama variabel “pretest” dan data akhir diberi nama variabel “postest” pada langkah sebelumnya dapat digunakan kembali. 3) Klik Analyze, klik Compare Means, klik Paired Samples T Test. 4) Memindahkan variabel awal dan akhir ke dalam kotak Paired Variables dengan mengklik tanda anak panah. 5) Klik OK. Pada bagian Output Samples Correlations, dapat dilihat pada bagian nilai t dan dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai t > t tabel, maka data mengalami peningkatan ataupun sebaliknya. Kemudian pada bagian Sig.(2-tailed), jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka kenaikan signifikan. Namun jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka tidak signifikan. Setelah
data
angket
dianalisis,
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis data angket secara kualitatif. Untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi terhadap siswa juga dianalisis secara kualitatif. commit to user