marcelinosatria
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah dan bahkan sering menemukan beberapa ekor hewan yang memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Tidak hanya pada hewan, tumbuhan yang dimakan oleh sebagian besar hewan pun memiliki penampakan yang tidak sama, meskipun namanya sama.Tumbuhan yang sama bisa berbunga putih, berbunga merah, berbatang tinggi dan ada yang berbatang rendah.
Begitu pula dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia di muka bumi ini tidak ada yang persis sama. Cobalah kita amati orang-orang yang paling dekat di sekitar kita. Anggota keluarga adalah orang yang paling dekat dengan diri kita. Kemudian bandingkanlah dirimu dengan Ibu, Bapak dan saudara-saudaramu! Apakah ada yang persis sama di antara anggota keluarga kalian? Apakah ada perbedaan yang sangat mencolok antara kamu dengan anggota keluargamu? Mengapa kita tidak persis sama dengan ayah dan ibu? Bagaimanakah hal itu dapat terjadi?
Pada waktu dilahirkan, orang sering menerka, anak yang baru lahir itu mirip Bapaknya atau Ibunya, atau tidak mirip dengan kedua orang tuanya. Yang lebih mencelakakan adalah anak yang baru lahir itu bisa mirip dengan paman atau bibinya. Bagi orang yang melahirkan di rumah sakit, seandainya kasus seperti ini terjadi, tentu akan mendapat penjelasan dari petugas sehingga tidak menimbulkan prasangka yang buruk terhadap seseorang.
Sebuah contoh untuk menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang persis sama dimuka bumi ini. Rudi itulah nama seorang anak laki-laki yang lahir dari hasil perkawinan antara Pak Joni dengan Buk Rediti lima tahun yang lalu. SiRudi ini memiliki kelopak mata dan bulu mata yang persis dengan bapaknya. Namun, anak ini memiliki bentuk hidung dan warna kulit yang persis dengan ibunya. Ada hal yang lain dari si Rudi, sifat rambut yang dimilikinya tidak mirip dengan kedua orang tuanya yaitu rambut lurus. Kalau kita tidak mengetahui bagaimana sifat-sifat itu diwariskan dari orang tua kepada anaknya, maka akan timbul prasangka “kasus perselingkuhan” yang dilakukan oleh ibu anak ini. Tetapi pada kenyataannya, Buk Rediti ini adalah tipe isteri sangat setia terhadap suaminya. Sementara itu, kucing Pak Joni beranak dua ekor. Satu ekor berbulu mengikuti corak bulu induk jantan, sedangkan yang satunya mengikuti corak bulu induk betina.
Dari kedua contoh di atas, maka dapat kita tentukan bahwa sifat yang dimiliki oleh si Rudi merupakan sifat yang diperoleh dari kedua orang tuanya. Demikian juga dari kucing Pak Joni. Lantas, bagaimanakah pewarisan sifat itu dapat terjadi? Apa sajakah yang berperan di dalamnya? Untuk menjawab pertanyaan itu marilah kita kaji lebih jauh tentang mekanisme pewarisan sifat pada mahkluk hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1) Bagaimanakah materi genetis bertanggung jawab dalam pewarisan sifat?
2) Bagaimanakah terminologi bidang genetika?
3) Bagaimanakah pewarisan sifat menurut hukum Mendel?
4) Bagaimanakah mekanisme pewarisan sifat pada manusia?
5) Apakah manfaat perwarisan sifat bagi kehidupan manusia dalam konteks Salingtemas?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mendeskripsikan materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat.
2) Untuk mendeskripsikan terminologi bidang genetika.
3) Untuk mendeskripsikan pewarisan sifat menurut hukum Mendel.
4) Untuk mendeskripsikan mekanisme pewarisan sifat pada manusia.
5) Untuk mendeskripsikan manfaat perwarisan sifat bagi kehidupan manusia dalam konteks Salingtemas.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Secara teoris, penulisan ini dapat dijadikan salah satu referensi dan salah satu sumber informasi yang berkaitan dengan pewarisan sifat pada makhluk hidup.
2) Manfaat Praktis
Dengan melakukan penulisan ini, penulis dapat meningkatakan pemahaman dan menambah wawasan berkaitan dengan pewarisan sifat pada makhluk hidup, serta dapat memberikan saran kepada masyarakat terkait dengan manfaat pewarisan sifat demi kelangsungan hidup organisme.
Begitu pula dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia di muka bumi ini tidak ada yang persis sama. Cobalah kita amati orang-orang yang paling dekat di sekitar kita. Anggota keluarga adalah orang yang paling dekat dengan diri kita. Kemudian bandingkanlah dirimu dengan Ibu, Bapak dan saudara-saudaramu! Apakah ada yang persis sama di antara anggota keluarga kalian? Apakah ada perbedaan yang sangat mencolok antara kamu dengan anggota keluargamu? Mengapa kita tidak persis sama dengan ayah dan ibu? Bagaimanakah hal itu dapat terjadi?
Pada waktu dilahirkan, orang sering menerka, anak yang baru lahir itu mirip Bapaknya atau Ibunya, atau tidak mirip dengan kedua orang tuanya. Yang lebih mencelakakan adalah anak yang baru lahir itu bisa mirip dengan paman atau bibinya. Bagi orang yang melahirkan di rumah sakit, seandainya kasus seperti ini terjadi, tentu akan mendapat penjelasan dari petugas sehingga tidak menimbulkan prasangka yang buruk terhadap seseorang.
Sebuah contoh untuk menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang persis sama dimuka bumi ini. Rudi itulah nama seorang anak laki-laki yang lahir dari hasil perkawinan antara Pak Joni dengan Buk Rediti lima tahun yang lalu. SiRudi ini memiliki kelopak mata dan bulu mata yang persis dengan bapaknya. Namun, anak ini memiliki bentuk hidung dan warna kulit yang persis dengan ibunya. Ada hal yang lain dari si Rudi, sifat rambut yang dimilikinya tidak mirip dengan kedua orang tuanya yaitu rambut lurus. Kalau kita tidak mengetahui bagaimana sifat-sifat itu diwariskan dari orang tua kepada anaknya, maka akan timbul prasangka “kasus perselingkuhan” yang dilakukan oleh ibu anak ini. Tetapi pada kenyataannya, Buk Rediti ini adalah tipe isteri sangat setia terhadap suaminya. Sementara itu, kucing Pak Joni beranak dua ekor. Satu ekor berbulu mengikuti corak bulu induk jantan, sedangkan yang satunya mengikuti corak bulu induk betina.
Dari kedua contoh di atas, maka dapat kita tentukan bahwa sifat yang dimiliki oleh si Rudi merupakan sifat yang diperoleh dari kedua orang tuanya. Demikian juga dari kucing Pak Joni. Lantas, bagaimanakah pewarisan sifat itu dapat terjadi? Apa sajakah yang berperan di dalamnya? Untuk menjawab pertanyaan itu marilah kita kaji lebih jauh tentang mekanisme pewarisan sifat pada mahkluk hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1) Bagaimanakah materi genetis bertanggung jawab dalam pewarisan sifat?
2) Bagaimanakah terminologi bidang genetika?
3) Bagaimanakah pewarisan sifat menurut hukum Mendel?
4) Bagaimanakah mekanisme pewarisan sifat pada manusia?
5) Apakah manfaat perwarisan sifat bagi kehidupan manusia dalam konteks Salingtemas?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mendeskripsikan materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat.
2) Untuk mendeskripsikan terminologi bidang genetika.
3) Untuk mendeskripsikan pewarisan sifat menurut hukum Mendel.
4) Untuk mendeskripsikan mekanisme pewarisan sifat pada manusia.
5) Untuk mendeskripsikan manfaat perwarisan sifat bagi kehidupan manusia dalam konteks Salingtemas.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Secara teoris, penulisan ini dapat dijadikan salah satu referensi dan salah satu sumber informasi yang berkaitan dengan pewarisan sifat pada makhluk hidup.
2) Manfaat Praktis
Dengan melakukan penulisan ini, penulis dapat meningkatakan pemahaman dan menambah wawasan berkaitan dengan pewarisan sifat pada makhluk hidup, serta dapat memberikan saran kepada masyarakat terkait dengan manfaat pewarisan sifat demi kelangsungan hidup organisme.
maaf klo salah
maaf jika saya salah