argyahanisi
Soekarno bersekolah pertama kali di Tulung Agung, yang kemudian pindah ke Mojokerto mengikuti ayahnya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, Soekarno masuk ke Eerste Inlandse School, sekolah dimana ayahnya bekerja. Pada tahun 1991, Soekarno pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya melanjutkan ke Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya. Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan sekolahnya di ELS dan melanjutkan ke HBS Surabaya. Di Surabaya, Soekarno dikenalkan dengan kawan ayahnya, bernama Tjokroaminoto. Tjokroaminoto merupakan pemimpin organisasi Serekat Islam yang merupakan organisasi besar saat. Dari organisasi tersebut, Soekarno juga mengenal tokoh-tokoh penting lain seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (yang sekarang dikenal ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali[13] dan tamat pada tahun 1926. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.