Aktivitas perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara telah berjalan baik, terutama pada masa kerajaan-kerajaan Islam. Di Nusantara muncul beberapa bandar penting yang berperan sebagai penghasil barang, pemasok barang bagi pelabuhan lain, atau sebagai pelabuhan transitio. Dalam tata jaringan pelayaran dan perdagangan Nusantara itu, Kesultanan Samudera Pasai tercatat sebagai bandar dagang penting yang berada di sekitar Selat Malaka. Peranan itu kemudian digantikan oleh Malaka. Namun, semenjak kejatuhan Malaka pada tahun 1511, timbullah perubahan pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan di kepulauan Nusantara. Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya. Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal, dan kemampuan diplomasi dagang. Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yan Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu a.lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu, bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera);
f. perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu Kei (Maluku dan Papua). berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara.
Aktivitas perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara telah berjalan baik, terutama pada masa kerajaan-kerajaan Islam. Di Nusantara muncul beberapa bandar penting yang berperan sebagai penghasil barang, pemasok barang bagi pelabuhan lain, atau sebagai pelabuhan transitio. Dalam tata jaringan pelayaran dan perdagangan Nusantara itu, Kesultanan Samudera Pasai tercatat sebagai bandar dagang penting yang berada di sekitar Selat Malaka. Peranan itu kemudian digantikan oleh Malaka. Namun, semenjak kejatuhan Malaka pada tahun 1511, timbullah perubahan pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan di kepulauan Nusantara.
Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya. Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal, dan kemampuan diplomasi dagang. Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yan
Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu
a.lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu, bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera);
b.beras, gula, kayu jati (Jawa);
c.emas, intan, kayu-kayuan (Kalimantan);
d.kayu cendana, kapur barus, beras, ternak, belerang (Nusa Tenggara);e.emas, kelapa (Sulawesi); dan
f. perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu Kei (Maluku dan Papua). berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara.