ramamay
Dibagi menjadi 4 kategori : 1. Kesesatan karena aksen atau tekanan
Kesesatan ini diakibatkan perubahan arti pada suatu kalimat, karena perbedaan penekanan atau aksen pada satu kata.
Contoh yang pertama, di Jakarta, abang adalah sebutan untuk saudara laki-laki yang lebih tua, sehingga ketika Rudi adalah saudara tua dari Deni, maka Deni harus memanggil Rudi dengan sebutan “abang Rudi”. Namun, bagi kalangan Jawa, abang memiliki arti warna merah. Jadi, apabila kita menyelaraskan pada konteks pengertian dari kalangan Jawa, istilah abang Rudi bermakna merah Rudi
Contoh yang kedua, ada sebuah kalimat “Saya tidak tahu akan hal itu”. Tahu disini bermakna mengerti. Sedangkan disisi laiin, tahu berarti pula makanan. Apabila kita berpatokan pada pengertian kedua, maka pernyataan pertama tadi bermakna “Saya tidak tahu (makanan) akan hal itu”
2. Kesesatan karena Term Ekuivok
Kesesatan ini diakibatkan perbedaan penggunaan makna kata, pada kalimat-kalimat yang berbeda.
Contoh yang pertama, Anto adalah penggila bola. Ia juga menyukai Chelsea. Dalam pernyataan kedua, Chelsea adalah teman satu fakultas Anto. Jadi dapat disimpulkan bahwa Anto menyukai temannya, Chelsea
Contoh kedua, Malang adalah kota yang indah. Dalam pernyataan lain, orang yang miskin bernasib malang. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang miskin bernasib indah.
3. Kesesatan karena arti kiasan (Metafora)
Kesesatan iini diakibatkan dari kesalahan pemahaman antara makna konotasi dengan makna denotasi pada kalimat-kalimat tertentu.
Contoh yang pertama, Antoni sedang melambai-lambai. Di pernyataan yang kedua, Pohon-pohon kelapa di pantai melambai-lambai di tengah hembusan angin. Jadi dapat disimpulkan, bahwa baik Antoni maupun pohon kelapa di pantai sama-sama dapat melambai.
Contoh kedua, Luna adalah gadis yang jago bergoyang. Sedangkan ada pernyataan kedua, Tanyakan pada rumout yang bergoyang. Jadi, kesimpulannya, baik Luna ataupun rumput sama-sama bisa bergoyang.
4. Kesesatan karena amfiboli
Kesesatan ini diakibatkan dari penyusunan kalimat yang kompleks dan mengalami kerancuan pada saat memahaminya.
Contoh yang pertama, Mira anak pak Broto yang hilang ingatan itu, hilang dari rumah. Pertanyaannya, siapakah yang hilang? Pak Broto atau Mira? Maka, apabila yang dimaksudkan Mmira, kalimat tadi seharusnya diganti menjadi, Anak pak Broto yang bernama Mira, yang hilang ingatan itu, hilang dari rumah.
Contoh yang kedua, menurut kabar burung Iwan Fals meninggal dunia. Siapakah yang meninggal dunia? Iwan Fals atau burung Iwan Fals? Maka, apabila yang dimaksudkan burung Iwan Fals, pernyataan tadi seharusnya diganti menjadi, Menurut kabar, burung Iwan Fals meninggal dunia. Namun apabila yang dimaksud Iwan Fals, kalimat tadi seharusnya diganti menjadi Menurut kabar burung, Iwan Fals meninggal dunia.
1. Kesesatan karena aksen atau tekanan
Kesesatan ini diakibatkan perubahan arti pada suatu kalimat, karena perbedaan penekanan atau aksen pada satu kata.
Contoh yang pertama, di Jakarta, abang adalah sebutan untuk saudara laki-laki yang lebih tua, sehingga ketika Rudi adalah saudara tua dari Deni, maka Deni harus memanggil Rudi dengan sebutan “abang Rudi”. Namun, bagi kalangan Jawa, abang memiliki arti warna merah. Jadi, apabila kita menyelaraskan pada konteks pengertian dari kalangan Jawa, istilah abang Rudi bermakna merah Rudi
Contoh yang kedua, ada sebuah kalimat “Saya tidak tahu akan hal itu”. Tahu disini bermakna mengerti. Sedangkan disisi laiin, tahu berarti pula makanan. Apabila kita berpatokan pada pengertian kedua, maka pernyataan pertama tadi bermakna “Saya tidak tahu (makanan) akan hal itu”
2. Kesesatan karena Term Ekuivok
Kesesatan ini diakibatkan perbedaan penggunaan makna kata, pada kalimat-kalimat yang berbeda.
Contoh yang pertama, Anto adalah penggila bola. Ia juga menyukai Chelsea. Dalam pernyataan kedua, Chelsea adalah teman satu fakultas Anto. Jadi dapat disimpulkan bahwa Anto menyukai temannya, Chelsea
Contoh kedua, Malang adalah kota yang indah. Dalam pernyataan lain, orang yang miskin bernasib malang. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang miskin bernasib indah.
3. Kesesatan karena arti kiasan (Metafora)
Kesesatan iini diakibatkan dari kesalahan pemahaman antara makna konotasi dengan makna denotasi pada kalimat-kalimat tertentu.
Contoh yang pertama, Antoni sedang melambai-lambai. Di pernyataan yang kedua, Pohon-pohon kelapa di pantai melambai-lambai di tengah hembusan angin. Jadi dapat disimpulkan, bahwa baik Antoni maupun pohon kelapa di pantai sama-sama dapat melambai.
Contoh kedua, Luna adalah gadis yang jago bergoyang. Sedangkan ada pernyataan kedua, Tanyakan pada rumout yang bergoyang. Jadi, kesimpulannya, baik Luna ataupun rumput sama-sama bisa bergoyang.
4. Kesesatan karena amfiboli
Kesesatan ini diakibatkan dari penyusunan kalimat yang kompleks dan mengalami kerancuan pada saat memahaminya.
Contoh yang pertama, Mira anak pak Broto yang hilang ingatan itu, hilang dari rumah. Pertanyaannya, siapakah yang hilang? Pak Broto atau Mira? Maka, apabila yang dimaksudkan Mmira, kalimat tadi seharusnya diganti menjadi, Anak pak Broto yang bernama Mira, yang hilang ingatan itu, hilang dari rumah.
Contoh yang kedua, menurut kabar burung Iwan Fals meninggal dunia. Siapakah yang meninggal dunia? Iwan Fals atau burung Iwan Fals? Maka, apabila yang dimaksudkan burung Iwan Fals, pernyataan tadi seharusnya diganti menjadi, Menurut kabar, burung Iwan Fals meninggal dunia. Namun apabila yang dimaksud Iwan Fals, kalimat tadi seharusnya diganti menjadi Menurut kabar burung, Iwan Fals meninggal dunia.