rinniyuli
Teks berita tak terduga Bubarkan Tawuran Pelajar, Pemuda Acungkan Airsoft Gun Koran SINDO Jum'at, 7 Agustus 2015 − 09:58 WIB
JAKARTA - Edi Priyanto, 32, warga Cengkareng Timur, Jakarta Barat, terpaksa diamankan oleh Polsek Cengkareng kemarin.
Dia dibawa ke kantor polisi karena kedapatan menenteng airsoft gun jenis FN saat hendak membubarkan tawuran antarpelajar MTs di perempatan Rawa Buaya, Daan Mogot, Cengkareng. Polisi juga mengamankan seorang pelajar berinisial AD, 15, karena membawa senjata tajam.
”Motifnya tadi sekadar menakuti pelajar yang tawuran. Dia (Edi) mengacung-acungkan senjata apinya tidak sampai meletuskan tembakan. Saat ini masih kami dalami pemeriksaan berikut airsoft gun yang digunakan sudah diamankan,” ucap Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono.
Saat diperiksa, pemuda yang membawa airsoft gun tidak bisa menunjukkan surat izin. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Edy yang mengaku wartawan itu dijerat UU Darurat mengenai kepemilikan senjata api dengan ancaman lima tahun penjara.
Menurut dia, tawuran antarpelajar yang kerap terjadi setiap Senin dan Kamis di perempatan jalan itu tidak berdampak luas. Sebelum terjadi bentrokan lebih dulu dibubarkan oleh petugas. ”Kita juga menggalang para tukang ojek di perempatan Jalan Rawa Buaya untuk membantu mencegahaksitawuran,” ucapnya.
Di lokasi lain, sebanyak 20 pelajar SMK Dewi Sartika, Tanjung Duren, digiring ke Mapolsek Palmerah, Jakarta Barat, kemarin. Rombongan pelajar tersebut diamankan saat bergerombol di Slipi Jaya, Kemanggisan, Palmerah. Meski tidak ditemukan senjata tajam dalam tas bawaan pelajar, mereka tetap diberi sanksi jalan jongkok dan dihukum lari berkeliling lapangan bola Palmerah.
Kapolsek Palmerah Kompol Darmawan mengatakan, hukuman itu sekaligus memberikan efek jera agar para pelajar membiasakan pulang sekolah langsung ke rumah masing-masing. Polisi juga telah berkoordinasi dengan pengurus sekolah pelajar tersebut. ”Kita sudah hubungi pihak sekolah mereka nanti akan dimediasi. Terpenting tindakan preventif kami meredam potensi tawuran pelajar,” sebutnya.
Dari 20 pelajar kelas XI dan XII itu diamankan juga seorang alumni. Melalui pria pengangguran bernama Rama itu, adik-adik kelasnya diduga diarahkan untuk tawuran bersama sekolah lain di Jalan S Parman.
Yan yusuf
Teks berita terduga Dorna ke Jakarta, Lampu Hijau Indonesia Gelar MotoGP
Susanto Selasa, 20 Oktober 2015 − 15:00 WIB Kedatangan operator MotoGP Dorna ke Indonesia bisa jadi lampu hijau GP Indonesia 2017 /Dorna.com JAKARTA - Kabar gembira datang bagi penikmat MotoGP di Indonesia karena Dorna akan berkunjung ke tanah air pada Rabu (21/10/2015). Kedatangan operator MotoGP ke Indonesia menjadi lampu hijau penyelenggaraan balapan sepeda motor paling prestisius itu di Indonesia. Dorna dijadwalkan akan mengunjungi kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk memastikan kesiapan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan balapan MotoGP pada musim 2017 mendatang. Sayangnya, MoU yang dirancang pemerintah hingga hari ini belum rampung. "Kemarin kita sudah beri tahu ke Pak Tinton (pengelola Sirkuit Sentul) bahwa kita belum bisa sepakati MoU dengan Dorna karena menunggu payung hukum," kata Sekretaris Menpora, Alfitra Salam saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (20/10/2015). Padahal, payung hukum penyelenggaraan MotoGP di Indonesia merupakan hal urgen yang perlu diselesaikan secepatnya. Pasalnya, sebagai tuan rumah, Indonesia membutuhkan dana besar untuk menyelenggarakan balapan tersebut. "Saat ini kita sedang menjajaki kemungkinan dibuat Keppres. Dan itu nanti di luar anggaran Kementerian lembaga, karena tidak mungkin murni dari anggaran Kementerian saja," tambah Alfitra. Pemerintah sangat berharap kedatangan Dorna untuk memberi kepastian bahwa Indonesia benar-benar ditunjuk sebagai penyelenggara balapan musim depan. Dengan kepastian tersebut, kata Alfitra, Indonesia bisa lebih mantap dalam mempersiapkan persyaratan tuan rumah grandprix. (bbk)
Koran SINDO
Jum'at, 7 Agustus 2015 − 09:58 WIB
JAKARTA - Edi Priyanto, 32, warga Cengkareng Timur, Jakarta Barat, terpaksa diamankan oleh Polsek Cengkareng kemarin.
Dia dibawa ke kantor polisi karena kedapatan menenteng airsoft gun jenis FN saat hendak membubarkan tawuran antarpelajar MTs di perempatan Rawa Buaya, Daan Mogot, Cengkareng. Polisi juga mengamankan seorang pelajar berinisial AD, 15, karena membawa senjata tajam.
”Motifnya tadi sekadar menakuti pelajar yang tawuran. Dia (Edi) mengacung-acungkan senjata apinya tidak sampai meletuskan tembakan. Saat ini masih kami dalami pemeriksaan berikut airsoft gun yang digunakan sudah diamankan,” ucap Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono.
Saat diperiksa, pemuda yang membawa airsoft gun tidak bisa menunjukkan surat izin. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Edy yang mengaku wartawan itu dijerat UU Darurat mengenai kepemilikan senjata api dengan ancaman lima tahun penjara.
Menurut dia, tawuran antarpelajar yang kerap terjadi setiap Senin dan Kamis di perempatan jalan itu tidak berdampak luas. Sebelum terjadi bentrokan lebih dulu dibubarkan oleh petugas. ”Kita juga menggalang para tukang ojek di perempatan Jalan Rawa Buaya untuk membantu mencegahaksitawuran,” ucapnya.
Di lokasi lain, sebanyak 20 pelajar SMK Dewi Sartika, Tanjung Duren, digiring ke Mapolsek Palmerah, Jakarta Barat, kemarin. Rombongan pelajar tersebut diamankan saat bergerombol di Slipi Jaya, Kemanggisan, Palmerah. Meski tidak ditemukan senjata tajam dalam tas bawaan pelajar, mereka tetap diberi sanksi jalan jongkok dan dihukum lari berkeliling lapangan bola Palmerah.
Kapolsek Palmerah Kompol Darmawan mengatakan, hukuman itu sekaligus memberikan efek jera agar para pelajar membiasakan pulang sekolah langsung ke rumah masing-masing. Polisi juga telah berkoordinasi dengan pengurus sekolah pelajar tersebut. ”Kita sudah hubungi pihak sekolah mereka nanti akan dimediasi. Terpenting tindakan preventif kami meredam potensi tawuran pelajar,” sebutnya.
Dari 20 pelajar kelas XI dan XII itu diamankan juga seorang alumni. Melalui pria pengangguran bernama Rama itu, adik-adik kelasnya diduga diarahkan untuk tawuran bersama sekolah lain di Jalan S Parman.
Yan yusuf
Teks berita terduga Dorna ke Jakarta, Lampu Hijau Indonesia Gelar MotoGP
Susanto
Selasa, 20 Oktober 2015 − 15:00 WIB Kedatangan operator MotoGP Dorna ke Indonesia bisa jadi lampu hijau GP Indonesia 2017 /Dorna.com JAKARTA - Kabar gembira datang bagi penikmat MotoGP di Indonesia karena Dorna akan berkunjung ke tanah air pada Rabu (21/10/2015). Kedatangan operator MotoGP ke Indonesia menjadi lampu hijau penyelenggaraan balapan sepeda motor paling prestisius itu di Indonesia. Dorna dijadwalkan akan mengunjungi kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk memastikan kesiapan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan balapan MotoGP pada musim 2017 mendatang. Sayangnya, MoU yang dirancang pemerintah hingga hari ini belum rampung. "Kemarin kita sudah beri tahu ke Pak Tinton (pengelola Sirkuit Sentul) bahwa kita belum bisa sepakati MoU dengan Dorna karena menunggu payung hukum," kata Sekretaris Menpora, Alfitra Salam saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (20/10/2015). Padahal, payung hukum penyelenggaraan MotoGP di Indonesia merupakan hal urgen yang perlu diselesaikan secepatnya. Pasalnya, sebagai tuan rumah, Indonesia membutuhkan dana besar untuk menyelenggarakan balapan tersebut. "Saat ini kita sedang menjajaki kemungkinan dibuat Keppres. Dan itu nanti di luar anggaran Kementerian lembaga, karena tidak mungkin murni dari anggaran Kementerian saja," tambah Alfitra. Pemerintah sangat berharap kedatangan Dorna untuk memberi kepastian bahwa Indonesia benar-benar ditunjuk sebagai penyelenggara balapan musim depan. Dengan kepastian tersebut, kata Alfitra, Indonesia bisa lebih mantap dalam mempersiapkan persyaratan tuan rumah grandprix. (bbk)