1. kata sifat sikap 2. kata benda dan kata kerja 3.metafora 4.rujukan 5.kalimat majemuk setara 6.kalimat majemuk bertingkat
ErynEcha
1. Kata Sifat 1. Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se – / -nya. Contoh : – indah ( indah sekali, seindah-indahnya) – Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya) 2. Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah dibelakang kata benda yang sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah. 3. Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri. 4. Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu. 5. Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu nakal, adikku gemuk sekali 2 .Kata Benda a. Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair. b. Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan. c. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya. d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran. e. Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan. f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan. g. Kata yang diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin). Kata Kerja a. Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan …….., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya: – Pergi (dengan adik) – Berjalan (dengan gembira) – Menulis ( dengan musuh) b. Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dll. c. Kata kerja berimbuhan sesperti: – awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat. – awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda – awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat – awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan terlihat – awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan persingkat – awalan –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, abacakan, dan damaikan – awalan –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.
3. metafora - perancangan yang mengungkapkan atau mengidentifikasikan hubungan antara benda-benda yang lebih bersifat abstrak daripada yang sebenarnya (nyata). Bentuk-bentuk yang nyata tersebut diolah dan dipadukan dengan imajinasi seseorang. -merujuk kepada satu set proses linguistik yang mana sesetengah karakteristik sesuatu subjek ‘diangkat ke atas’ atau dipindahkan kepada objek yang lain. - menggambarkan sistem konseptual sesuatu bahasa dan kepercayaan terhadap kebudayaan para penutur asli bahasa tersebut.
4. rujukan - menjelaskan sumber yang dapat dipercaya yang dapat mendukung pernyataan yang dituliskan dalam suatu artikel, terlebih lagi apabila pernyataan tersebut kontroversial. - setiap kali pembaca melakukan klik pada suatu angka diakhir sebuah kalimat yang memiliki rujukan maka pembaca akan dibawa menuju sumber rujukan dari pernyataan tersebut, dan sebaliknya (apabila pembaca melakukan klik pada huruf alphabetis yang terdapat pada sumber rujukan pada akhir artikel, maka pembaca akan dibawa menuju kalimat spesifik yang menggunakan rujukan tersebut). -
5. majemuk setara .Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.Penggabungannya disertai perubahan intonasi.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P6.
6. majemuk bertingkat - kalimat tunggal yang salah satu unsurnya diperluas sehingga membentuk pola baru. - Unsur yang membentuk pola baru tersebut lazim disebut dengan anak kalimat (klausa bawahan), sedangkan pola pertama yang disebut dengan induk kalimat (klausa atasan). - Letak induk kalimat dalam kalimat majemtik bertingkat tidak selalu berada di depan, tetapi bisa juga diletakkan di belakang. - Anak kalimat biasanya terletak setelah kata hubung dalam kalmlat majemuk bertingkat tersebut.
1. Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se – / -nya. Contoh :
– indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
– Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
2. Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah dibelakang kata benda yang sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah.
3. Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri.
4. Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu.
5. Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu nakal, adikku gemuk sekali
2 .Kata Benda
a. Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.
b. Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
c. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.
e. Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.
f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan.
g. Kata yang diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin).
Kata Kerja
a. Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan …….., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
– Pergi (dengan adik)
– Berjalan (dengan gembira)
– Menulis ( dengan musuh)
b. Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dll.
c. Kata kerja berimbuhan sesperti:
– awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat.
– awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda
– awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat
– awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan terlihat
– awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan persingkat
– awalan –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, abacakan, dan damaikan
– awalan –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.
3. metafora
- perancangan yang mengungkapkan atau mengidentifikasikan hubungan antara benda-benda yang lebih bersifat abstrak daripada yang sebenarnya (nyata). Bentuk-bentuk yang nyata tersebut diolah dan dipadukan dengan imajinasi seseorang.
-merujuk kepada satu set proses linguistik yang mana sesetengah karakteristik sesuatu subjek ‘diangkat ke atas’ atau dipindahkan kepada objek yang lain.
- menggambarkan sistem konseptual sesuatu bahasa dan kepercayaan terhadap kebudayaan para penutur asli bahasa tersebut.
4. rujukan
- menjelaskan sumber yang dapat dipercaya yang dapat mendukung pernyataan yang dituliskan dalam suatu artikel, terlebih lagi apabila pernyataan tersebut kontroversial.
- setiap kali pembaca melakukan klik pada suatu angka diakhir sebuah kalimat yang memiliki rujukan maka pembaca akan dibawa menuju sumber rujukan dari pernyataan tersebut, dan sebaliknya (apabila pembaca melakukan klik pada huruf alphabetis yang terdapat pada sumber rujukan pada akhir artikel, maka pembaca akan dibawa menuju kalimat spesifik yang menggunakan rujukan tersebut).
-
5. majemuk setara
.Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.Penggabungannya disertai perubahan intonasi.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P6.
6. majemuk bertingkat
- kalimat tunggal yang salah satu unsurnya diperluas sehingga membentuk pola baru.
- Unsur yang membentuk pola baru tersebut lazim disebut dengan anak kalimat (klausa bawahan), sedangkan pola pertama yang disebut dengan induk kalimat (klausa atasan).
- Letak induk kalimat dalam kalimat majemtik bertingkat tidak selalu berada di depan, tetapi bisa juga diletakkan di belakang.
- Anak kalimat biasanya terletak setelah kata hubung dalam kalmlat majemuk bertingkat tersebut.