Menurut buku biografi Pattimura versi Pemerintah yang pertama kali terbit. M. Sapija menulis “Pahlawan Kapitan Pattimura termasuk turunan bangsawan, yang berasal dari Nusa Ina (Serang)”
Ayahnya yang bernama Antonim Matulessy dan kakeknya bernama Kasimiliali Pattimura mattulessy Pattimura adalah pahlawan yang berjuang berjuang melawan Belanda (VOC). Dahulu Pattimura merupakan mantan Sersan pada tantara Inggris, namun tahun 1816 Inggris kalah oleh Belanda.
Kembalinya kolonial Belanda pada tahun 1817 ditentang keras oleh rakyat, karena selama 2 abad belanda memonopoli perdagangan dan memiliki hubungan kemasyarakatan yang buruk.
Rakyat Maluku berusaha melawan dengan pimpinan Pattimura. Maryarakat Saparua menobatkannya sehingga memiliki gelar Kapitan Pattimura.
Pada tanggal 16 Mei 1817, suatu pertempuran yang luar biasa terjadi. benteng Duurstede berhasil direbut kembali, termasuk semua tentara Belanda ditaklukan bersama Resident Johannes Rudolph van den Berg.
Pasukan Belanda yang dikirim untuk merebut benteng Duurstede, berhasil ditaklukan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Pattimura, namun Belanda tidak mau menyerahkan begitu saja.
Belanda yang tidak mau kalah, kembali menyerang dengan membawa pasukan dengan senjata modern, akhirnya pasukan Kapitan Pattimura berhasil dikalahkan dan mundur.
Kapitan Pattimura ditangkap kembali oleh pasukan Belanda di Siri Sori, beberapa temannya dia dibawa ke Ambon. Sesampainya di sana beliau terus dibujuk agar bersedia bekerjasama, namun selalu ditolaknya.
Akhirnya Kapitan Pattimura mendapatkan hukuman gantung. Belanda yang masih ingin memaksanya untuk bekerjasama, masih berusaha satu hari sebelum hukuman gantung, tetapi masih saja ditolaknya, beliau menunjukkan sebuah contoh perjuangan sejati.
Di depan benteng Victoria Ambon tanggal 16 Desember 1817, eksekusi terhadap Kapitan Pattimura pun dilakukan. Sebagai bentuk penghitmatan, setiap tanggal 15 Mei di Kota Ambon diadakan acara memperingati perjuangan Pattimura. Masyarakat Ambon akan turun kejalan menari Cakalele, sambil membawa Parang salawaku yang juga menjadi senjata andalan Pattimura.
Kapitan Pattimura gugur sebagai pahlawan nasional dari perjuangannya dia Meninggalkan pesan tersirat kepada waris bangsa ini agar sekali-kali Jangan pernah menjual kehormatan diri keluarga terutama bangsa dan negara ini.
Ok, terima kasih sudah membaca cerita pendek tentang pahlawan.
Menurut buku biografi Pattimura versi Pemerintah yang pertama kali terbit. M. Sapija menulis “Pahlawan Kapitan Pattimura termasuk turunan bangsawan, yang berasal dari Nusa Ina (Serang)”
Ayahnya yang bernama Antonim Matulessy dan kakeknya bernama Kasimiliali Pattimura mattulessy Pattimura adalah pahlawan yang berjuang berjuang melawan Belanda (VOC). Dahulu Pattimura merupakan mantan Sersan pada tantara Inggris, namun tahun 1816 Inggris kalah oleh Belanda.
Kembalinya kolonial Belanda pada tahun 1817 ditentang keras oleh rakyat, karena selama 2 abad belanda memonopoli perdagangan dan memiliki hubungan kemasyarakatan yang buruk.
Rakyat Maluku berusaha melawan dengan pimpinan Pattimura. Maryarakat Saparua menobatkannya sehingga memiliki gelar Kapitan Pattimura.
Pada tanggal 16 Mei 1817, suatu pertempuran yang luar biasa terjadi. benteng Duurstede berhasil direbut kembali, termasuk semua tentara Belanda ditaklukan bersama Resident Johannes Rudolph van den Berg.
Pasukan Belanda yang dikirim untuk merebut benteng Duurstede, berhasil ditaklukan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Pattimura, namun Belanda tidak mau menyerahkan begitu saja.
Belanda yang tidak mau kalah, kembali menyerang dengan membawa pasukan dengan senjata modern, akhirnya pasukan Kapitan Pattimura berhasil dikalahkan dan mundur.
Kapitan Pattimura ditangkap kembali oleh pasukan Belanda di Siri Sori, beberapa temannya dia dibawa ke Ambon. Sesampainya di sana beliau terus dibujuk agar bersedia bekerjasama, namun selalu ditolaknya.
Akhirnya Kapitan Pattimura mendapatkan hukuman gantung. Belanda yang masih ingin memaksanya untuk bekerjasama, masih berusaha satu hari sebelum hukuman gantung, tetapi masih saja ditolaknya, beliau menunjukkan sebuah contoh perjuangan sejati.
Di depan benteng Victoria Ambon tanggal 16 Desember 1817, eksekusi terhadap Kapitan Pattimura pun dilakukan. Sebagai bentuk penghitmatan, setiap tanggal 15 Mei di Kota Ambon diadakan acara memperingati perjuangan Pattimura. Masyarakat Ambon akan turun kejalan menari Cakalele, sambil membawa Parang salawaku yang juga menjadi senjata andalan Pattimura.
Kapitan Pattimura gugur sebagai pahlawan nasional dari perjuangannya dia Meninggalkan pesan tersirat kepada waris bangsa ini agar sekali-kali Jangan pernah menjual kehormatan diri keluarga terutama bangsa dan negara ini.
Ok, terima kasih sudah membaca cerita pendek tentang pahlawan.