Ruangan kelas terasa sangat dingin dan tegang, karena bertepatan dengan momen ujian semester sekolah. Andi dan Bani duduk sebangku, kemudian ada Siti dan Dina duduk sebangku di depannya, sedangkan Bidu duduk sendiri di samping Bani.
Saat itu, matematika adalah mata pelajaran yang sedang diujikan. Semua murid pun tampak kebingungan dan kewalahan saat melihat soalnya. Sehingga, terjadilah percakapan antara para sekawan, Andi, Bani, Bidu, Siti dan Dina.
Bani: "Dina, aku mau minta jawaban dari soal nomor 6 dan 7 dong!"
Dina: "B dan D"
Siti: Kalau nomor 11, 12, dan 13 jawabannya apa Ban?"
Bani: "11 A, 12 D, nomor 13 aku belum nih"
Andi: "Husssttt... jangan kenceng-kenceng nanti guru dengar lho"
Siti: "Soalnya susah sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan nih"
Kemudian mereka berempat pun memutuskan untuk saling contek menyontek. Namun, tidak dengan di Bidu. Bidu malah terlihat tenang dan mengerjakan soal ujiannya sendiri tanpa bergabung untuk menyontek.
Bani: "Bid, kamu udah selesai jawab soal?"
Bidu: "Belum, masih 2 soal lagi"
Bani: "Aku mau minta jawaban nomor 16 sampai 20 Bid!"
Bidu: "Nggak bisa, Ban"
Bani: "Lah kenapa? Kita kan sahabat, harus kerja sama"
Dina: "Iya Bidu, kita harus kerja sama"
Andi: "Iya, kamu kan paling pintar di sini Bid"
Bidu: "Tapi bukan kerja sama yang seperti ini harusnya"
Siti: "Kenapa emangnya? Cuma beberapa soal doang!"
Bidu: "Menyontek atau memberi contekan itu hal buruk sama dengan soda. Aku tidak mau menyontek karena dosa, atapun memberi contekan ke kalian. Aku minta maaf ya"
Siti: "Tapi saat ini mendesak Bid"
Dina: "Ya Bidu, bantu kami"
Bidu: "Tidak, maaf"
Andi: "Ya sudah, biarkan. Uruslah urusanmu sendiri Bid dan kami akan urus urusan kami sendiri" (Marah dan kesal)
Bani: "Kita lihat buku saja"
Bani pun lalu mengeluarkan buku matematika dari kolong mejanya secara diam-diam. Kemudian melihat rumus dan jawabannya. Lalu, Siti menanyakan hasilnya.
Siti: "Bagaimana Ban, ada tidak? apa jawabannya?
Bani: "Ada. kalian dengar ya. 16 A, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C"
Namun, suara Bani yang terdengar keras, membuat guru pun mendengarnya. Seketika menghampiri mereka.
Guru: "Hey, kalian ini, mencontek terus. Kelar saja kalian!"
Mereka berempat pun keluar dari kelas dan dihukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Bani: "Aku tidak menyangka akan dihukum seperti ini"
Siti: "Seharusnya kita belajar ya"
Andi & Dina: "Iya benar!"
Tiba-tiba Bidu keluar kelas dan menghampiri mereka. Kemudian ia ikut berdiri hormat sama seperti yang lain.
Dina: "Kenapa Bid? Kamu dihukum juga?"
Bidu: "Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita kan sahabat? Aku ingin kita bersama"
Siti: "Aku berharap ini jadi pelajaran untuk kita semua ya"
Dina: "Dan tidak boleh diulang lagi"
Andi: "Kita sahabat sejati!"
Lalu, mereka pun menjalani hukuman dengan tawa dan senyum. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan dan membuat kita tidak akan mengulangi hal buruk lagi.
Berikut adalah contoh naskah drama persahabatan.
Judul: "Persahabatan Mengalahkan Keburukan"
Tema: Pendidikan dan Persahabatan
Ruangan kelas terasa sangat dingin dan tegang, karena bertepatan dengan momen ujian semester sekolah. Andi dan Bani duduk sebangku, kemudian ada Siti dan Dina duduk sebangku di depannya, sedangkan Bidu duduk sendiri di samping Bani.
Saat itu, matematika adalah mata pelajaran yang sedang diujikan. Semua murid pun tampak kebingungan dan kewalahan saat melihat soalnya. Sehingga, terjadilah percakapan antara para sekawan, Andi, Bani, Bidu, Siti dan Dina.
Bani: "Dina, aku mau minta jawaban dari soal nomor 6 dan 7 dong!"
Dina: "B dan D"
Siti: Kalau nomor 11, 12, dan 13 jawabannya apa Ban?"
Bani: "11 A, 12 D, nomor 13 aku belum nih"
Andi: "Husssttt... jangan kenceng-kenceng nanti guru dengar lho"
Siti: "Soalnya susah sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan nih"
Kemudian mereka berempat pun memutuskan untuk saling contek menyontek. Namun, tidak dengan di Bidu. Bidu malah terlihat tenang dan mengerjakan soal ujiannya sendiri tanpa bergabung untuk menyontek.
Bani: "Bid, kamu udah selesai jawab soal?"
Bidu: "Belum, masih 2 soal lagi"
Bani: "Aku mau minta jawaban nomor 16 sampai 20 Bid!"
Bidu: "Nggak bisa, Ban"
Bani: "Lah kenapa? Kita kan sahabat, harus kerja sama"
Dina: "Iya Bidu, kita harus kerja sama"
Andi: "Iya, kamu kan paling pintar di sini Bid"
Bidu: "Tapi bukan kerja sama yang seperti ini harusnya"
Siti: "Kenapa emangnya? Cuma beberapa soal doang!"
Bidu: "Menyontek atau memberi contekan itu hal buruk sama dengan soda. Aku tidak mau menyontek karena dosa, atapun memberi contekan ke kalian. Aku minta maaf ya"
Siti: "Tapi saat ini mendesak Bid"
Dina: "Ya Bidu, bantu kami"
Bidu: "Tidak, maaf"
Andi: "Ya sudah, biarkan. Uruslah urusanmu sendiri Bid dan kami akan urus urusan kami sendiri" (Marah dan kesal)
Bani: "Kita lihat buku saja"
Bani pun lalu mengeluarkan buku matematika dari kolong mejanya secara diam-diam. Kemudian melihat rumus dan jawabannya. Lalu, Siti menanyakan hasilnya.
Siti: "Bagaimana Ban, ada tidak? apa jawabannya?
Bani: "Ada. kalian dengar ya. 16 A, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C"
Namun, suara Bani yang terdengar keras, membuat guru pun mendengarnya. Seketika menghampiri mereka.
Guru: "Hey, kalian ini, mencontek terus. Kelar saja kalian!"
Mereka berempat pun keluar dari kelas dan dihukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Bani: "Aku tidak menyangka akan dihukum seperti ini"
Siti: "Seharusnya kita belajar ya"
Andi & Dina: "Iya benar!"
Tiba-tiba Bidu keluar kelas dan menghampiri mereka. Kemudian ia ikut berdiri hormat sama seperti yang lain.
Dina: "Kenapa Bid? Kamu dihukum juga?"
Bidu: "Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita kan sahabat? Aku ingin kita bersama"
Siti: "Aku berharap ini jadi pelajaran untuk kita semua ya"
Dina: "Dan tidak boleh diulang lagi"
Andi: "Kita sahabat sejati!"
Lalu, mereka pun menjalani hukuman dengan tawa dan senyum. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan dan membuat kita tidak akan mengulangi hal buruk lagi.
Penjelasan: