Bulan adalah satelit alami planet Bumi. Ia selalu bergerak memutari porosnya, Bumi, setiap 27,3 hari. Oleh karenanya, bulan tidak terlihat di belahan Bumi yang sama sepanjang waktu.
Perputaran bulan mengelilingi Bumi juga yang menyebabkan ia terlihat hanya pada malam hari. Saat malam, bulan seolah-olah terlihat seperti memiliki cahayanya sendiri. Padahal, cahayanya merupakan pantulan dari cahaya matahari.
Di bulan, tidak ditemukan air, udara, serta sistem pelindung sekuat lapisan atmosfer yang melindungi permukaan bulan dari hantaman benda langit, seperti asteroid atau komet. Oleh karena itulah, tidak ada kehidupan di bulan.
Hantaman benda langit tersebut menyebabkan kawah-kawah di permukaan bulan. Kawah paling besar bernama Clavius. Ia memiliki diameter sejauh 230 km dan kedalaman sedalam 3,6 km.
Struktur bulan dari yang terdalam adalah inti, mantel, dan kerak. Inti bulan memiliki bagian dalam yang keras setebal 240 km serta bagian luar berupa cairan setebal 300 km. Terdapat kandungan besi yang sangat banyak dalam inti bulan.
Setelah inti, ada mantel yang amat tebal. Ia disusun oleh sedikit logam besi dan banyak mineral silikat. Kemudian yang terluar adalah kerak. Kerak bulan tersusun atas batuan granit dan juga mineral kalsium dengan ketebalan berkisar antara 48 hingga 74 km.
Jarak bulan dengan Bumi sangatlah jauh. Jika dihitung dari pusat bulan ke pusat Bumi, jarak rata-ratanya adalah 384.405 km atau sejauh 30 kali diameter Bumi. Meski jauh, bulan masih dalam jangkauan gaya gravitasi Bumi tapi ia tak jatuh menimpa porosnya.
Hal demikian terjadi karena gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh pergerakan bulan mengelilingi Bumi. Gaya sentrifugal tersebut sedikit lebih besar daripada tarikan gravitasi Bumi, sehingga bulan tetap pada tempatnya.
Gaya sentrifugal ini pulalah yang menyebabkan bulan bergerak semakin menjauhi bumi dengan kecepatan sekitar 3,8 cm tiap tahunnya.
Contoh teks observasi
Bulan
Bulan adalah satelit alami planet Bumi. Ia selalu bergerak memutari porosnya, Bumi, setiap 27,3 hari. Oleh karenanya, bulan tidak terlihat di belahan Bumi yang sama sepanjang waktu.
Perputaran bulan mengelilingi Bumi juga yang menyebabkan ia terlihat hanya pada malam hari. Saat malam, bulan seolah-olah terlihat seperti memiliki cahayanya sendiri. Padahal, cahayanya merupakan pantulan dari cahaya matahari.
Di bulan, tidak ditemukan air, udara, serta sistem pelindung sekuat lapisan atmosfer yang melindungi permukaan bulan dari hantaman benda langit, seperti asteroid atau komet. Oleh karena itulah, tidak ada kehidupan di bulan.
Hantaman benda langit tersebut menyebabkan kawah-kawah di permukaan bulan. Kawah paling besar bernama Clavius. Ia memiliki diameter sejauh 230 km dan kedalaman sedalam 3,6 km.
Struktur bulan dari yang terdalam adalah inti, mantel, dan kerak. Inti bulan memiliki bagian dalam yang keras setebal 240 km serta bagian luar berupa cairan setebal 300 km. Terdapat kandungan besi yang sangat banyak dalam inti bulan.
Setelah inti, ada mantel yang amat tebal. Ia disusun oleh sedikit logam besi dan banyak mineral silikat. Kemudian yang terluar adalah kerak. Kerak bulan tersusun atas batuan granit dan juga mineral kalsium dengan ketebalan berkisar antara 48 hingga 74 km.
Jarak bulan dengan Bumi sangatlah jauh. Jika dihitung dari pusat bulan ke pusat Bumi, jarak rata-ratanya adalah 384.405 km atau sejauh 30 kali diameter Bumi. Meski jauh, bulan masih dalam jangkauan gaya gravitasi Bumi tapi ia tak jatuh menimpa porosnya.
Hal demikian terjadi karena gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh pergerakan bulan mengelilingi Bumi. Gaya sentrifugal tersebut sedikit lebih besar daripada tarikan gravitasi Bumi, sehingga bulan tetap pada tempatnya.
Gaya sentrifugal ini pulalah yang menyebabkan bulan bergerak semakin menjauhi bumi dengan kecepatan sekitar 3,8 cm tiap tahunnya.