Bisa jelaskan ngak human cloning dari segi... 1.agama 2. moral dan etika 3. kesehatan 4. dll.
DelaAja
1. agama : Dari sudut pandang agama, penerapan kloning tidak disinggung secara eksplisit dan spesifik. Dalam bahasa lain, dengan mengutip pendapat Harris, Muhammad Ali menyatakan kloning was not anticipated the extant holy books of the various religions (persoalan kloning tidak diantisipasi dalam berbagai kitab suci agama-agama yang ada). Diakui bahwa sains dan agama memiliki ranah yang berbeda, tetapi tidak berarti tidak ada konvegensi (titik singgung). Agama memang lebih banyak berkutat pada wilayah abstrak, batin, spritual, dan moral, sementara sains bersifat positif, empiris, rasional, dan setia pada kaidah hukum alam. Problematika yang muncul kemudian adalah bahwa perkembangan sains tidak selalu memperhatikan aspirasi dan pendapat agama. Sains berjalan dalam relnya sendiri, demikian juga agama berjalan di rel yang lain.
2. Moral dan Etika
Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning dapat dilihat dari dua sudut pandang berbeda yaitu deontologi dan teleologi. Pada paham deontologi, penilaian etis-tidaknya suatu perbuatan lebih ditekankan kepada perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical imperative-nya. Menurutnya, perbuatan yang secara umum (universal) dinyatakan terlarang, apa pun alasannya tidak boleh dilakukan. Mencuri, membunuh, atau berbohong adalah perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik atau jahat, dan karena itu tidak boleh dilakukan meskipun tujuannya, misalnya, untuk menyelamatkan orang lain. Sebaliknya paham teleologi lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju dari perbuatan itu. Kalau tujuannya berupa suatu kebaikan, perbuatan itu masih diperbolehkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, sering juga penganut paham ini disebut sebagai konsekuensialis. Jadi, menurut faham ini, mencuri, membunuh, dan berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang diperbolehkan. Itu tidak berarti bahwa paham deontologi tidak membolehkan menyelamatkan orang lain. Hanya saja, ia menekankan agar penyelamatan itu tidak dilakukan melalui perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik.
3. Kesehatan Dalam bidang kesehatan, kloning tentu dapat membantu ( ada dampak positif ) dan ada pula efek sampingnya ( ada dampak negatifnya )... Kloning dapat mempermudah pasangan yang tidak mempunyai anak , tetapi sifat anak itu hanya dapat sama dengan salah satu orang tuanya, tergantung dari sel mana ia diambil dan dikembangkan.
Dari sudut pandang agama, penerapan kloning tidak disinggung secara eksplisit dan spesifik. Dalam bahasa lain, dengan mengutip pendapat Harris, Muhammad Ali menyatakan kloning was not anticipated the extant holy books of the various religions (persoalan kloning tidak diantisipasi dalam berbagai kitab suci agama-agama yang ada). Diakui bahwa sains dan agama memiliki ranah yang berbeda, tetapi tidak berarti tidak ada konvegensi (titik singgung). Agama memang lebih banyak berkutat pada wilayah abstrak, batin, spritual, dan moral, sementara sains bersifat positif, empiris, rasional, dan setia pada kaidah hukum alam. Problematika yang muncul kemudian adalah bahwa perkembangan sains tidak selalu memperhatikan aspirasi dan pendapat agama. Sains berjalan dalam relnya sendiri, demikian juga agama berjalan di rel yang lain.
2. Moral dan Etika
Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning dapat dilihat dari dua sudut pandang berbeda yaitu deontologi dan teleologi. Pada paham deontologi, penilaian etis-tidaknya suatu perbuatan lebih ditekankan kepada perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical imperative-nya. Menurutnya, perbuatan yang secara umum (universal) dinyatakan terlarang, apa pun alasannya tidak boleh dilakukan. Mencuri, membunuh, atau berbohong adalah perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik atau jahat, dan karena itu tidak boleh dilakukan meskipun tujuannya, misalnya, untuk menyelamatkan orang lain. Sebaliknya paham teleologi lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju dari perbuatan itu. Kalau tujuannya berupa suatu kebaikan, perbuatan itu masih diperbolehkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, sering juga penganut paham ini disebut sebagai konsekuensialis. Jadi, menurut faham ini, mencuri, membunuh, dan berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang diperbolehkan. Itu tidak berarti bahwa paham deontologi tidak membolehkan menyelamatkan orang lain. Hanya saja, ia menekankan agar penyelamatan itu tidak dilakukan melalui perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik.
3. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, kloning tentu dapat membantu ( ada dampak positif ) dan ada pula efek sampingnya ( ada dampak negatifnya )... Kloning dapat mempermudah pasangan yang tidak mempunyai anak , tetapi sifat anak itu hanya dapat sama dengan salah satu orang tuanya, tergantung dari sel mana ia diambil dan dikembangkan.
Smoga membantu... :D