Dealin
Kota Metropolitan dengan Sungai yang Jernih Ketika saya melancong ke kota metropolitan, saya mendapatkan sungai yang jernih dengan penuh sampah mengapung diatas sungai tersebut. Dengan lamunanku yang begitu penuh arti, sejenak aku memikirkan tentang kota metropolitan itu seperti apa? Dan ternyata seperti inikah tampaknya. Kota yang padat penduduknya, ekonomi di kota tersebut juga tidak mencukupi, dan orang-orang bersinggah juga tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan .Disinilah para penduduk mulai bermalas-malasan dengan menerima pendapatan yang tidak menentu. Keseharian mereka adalah bermalas ria, dan tidak menjaga kebersihan lingkungannya. Kota tersebut menjadi kumuh, kotor, dan layaknya gubuk tercebur dalam got. Bagaimana jadinya kalau terus-terusan seperti ini? Kenapa bisa jadi begini? Memangya sampai sebegitu tega manusia merusak sungai? . Sungai itu harus dilestarikan. Tetapi sekarang yang melintas di kawasan sungai tersebut bukanlah anak-anak kecil riang yang sedang berenang, ikan-ikan yang biasanya digunakan masyarakat sebagai lauk pauk, dan sampan. Melainkan sampah yang berserakan dan benda kuning yang misterius. Seharusnya, masyarakat lebih sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Bukannya enak-enakan atau santai-santai nongkrong di pinggir sungai sambil makan dan membuang sampahnya ke sungai.Agar alam sekitar ini menjadi yang lebih baik, usahakan kebiasaan keseharian masyarakat tersebut diubah dengan lebih giat lagi dan melakukan kerja bakti di kota tersebut.
Ketika saya melancong ke kota metropolitan, saya mendapatkan sungai yang jernih dengan penuh sampah mengapung diatas sungai tersebut. Dengan lamunanku yang begitu penuh arti, sejenak aku memikirkan tentang kota metropolitan itu seperti apa? Dan ternyata seperti inikah tampaknya. Kota yang padat penduduknya, ekonomi di kota tersebut juga tidak mencukupi, dan orang-orang bersinggah juga tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan .Disinilah para penduduk mulai bermalas-malasan dengan menerima pendapatan yang tidak menentu. Keseharian mereka adalah bermalas ria, dan tidak menjaga kebersihan lingkungannya. Kota tersebut menjadi kumuh, kotor, dan layaknya gubuk tercebur dalam got. Bagaimana jadinya kalau terus-terusan seperti ini? Kenapa bisa jadi begini? Memangya sampai sebegitu tega manusia merusak sungai? . Sungai itu harus dilestarikan. Tetapi sekarang yang melintas di kawasan sungai tersebut bukanlah anak-anak kecil riang yang sedang berenang, ikan-ikan yang biasanya digunakan masyarakat sebagai lauk pauk, dan sampan. Melainkan sampah yang berserakan dan benda kuning yang misterius. Seharusnya, masyarakat lebih sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Bukannya enak-enakan atau santai-santai nongkrong di pinggir sungai sambil makan dan membuang sampahnya ke sungai.Agar alam sekitar ini menjadi yang lebih baik, usahakan kebiasaan keseharian masyarakat tersebut diubah dengan lebih giat lagi dan melakukan kerja bakti di kota tersebut.