Berikan contoh karangan teks deskripsi menggunakan majas(gaya bahasa) yang bertema buku atau benda lainnya!
hakimiumKelas : IX Pelajaran : Bahasa Indonesia Kategori : Majas (Gaya Bahasa) Kata Kunci : karangan, teks dekripsi, buku
Pembahasan
Majas adalah gaya bahasa kiasan dalam bahasa tulis maupun lisan. Majas mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
Kali ini diberikan contoh karangan teks deskripsi menggunakan majas yang bertema buku. Sebelum menyusun menjadi sebuah karangan, kita kelompokkan setiap kalimat penyusun paragraf sesuai dengan majas yang digunakan. (1). Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya dengan jawaban sudah diketahui Siapakah yang enggan menjadi seorang yang pandai? (2). Eufemisme adalah majas berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dianggap lebih kasar Secara pribadi, bagiku dalam waktu yang cukup panjang bila tidak membaca sebuah buku rasanya seperti kehilangan akal. (3). Epanalepsis adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat. Kita harus menyadari bahwa sebuah buku dapat menambah wawasan kita. (4). Antithesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang saling berlawanan atau bertentangan makna. Kaya miskin, tua muda, besar kecil, semuanya memiliki kesempatan dan keharusan yang sama terhadap buku, yaitu kebiasaan untuk membacanya. (5). Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berurutan, semakin lama semakin menurun. Apa jadinya bila saat ini kita merasa sudah cukup mengetahui sesuatu, tetapi malas membaca, kurang tertarik menambah wawasan dan pengetahuan, semakin lama bangsa ini akan jauh terpuruk dan tertinggal dibandingkan bangsa-bangsa lain, bahkan mudah dikuasai di segala bidang kehidupan. (6) Hiperbola adalah majas yang bersifat melebih-lebihkan dari keadaan sebenarnya. Mungkin buku akan menangis tersedu-sedu saat kita campakkan begitu saja. (7). Epizeukis adalah majas perulangan yang bersifat langsung. Kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lain, kita harus rajin membaca, membaca, dan membaca. (8). Paralelisme adalah majas yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama. Bagiku, jika aku diajak membaca, aku akan membaca buku biografi dan sejarah. (9). Metafora adalah majas yang menyamakan sesuatu yang berbeda karena memiliki kesamaan. Bagiku tidak masalah ketika teman-teman melihat si kutu buku sedang duduk tekun membaca di perpustakaan sekolah pada jam istirahat. (10). Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berurutan, semakin lama semakin meningkat. Yakinlah, bahwa saat kita mulai membuka sebuah buku, lalu membacanya, menambah catatan sendiri pada apa yang kita simak, mengajak berdiskusi teman tentang isi buku tersebut, kita merasakan sesuatu yang berbeda dan sangat positif termasuk kepercayaan diri kita. (11). Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Budaya membaca pasti membuat suatu bangsa semakin maju ke depan. (12). Sinisme adalah majas sindiran yang agak halus. Kita bisa menganjurkan kepada para pejabat koruptor, kaum elit politik negeri ini, dan bahkan pengedar narkoba agar kembali membaca buku tentang budi pekerti, moral, dan keagamaan. (13). Personifikasi adalah majas yang melukiskan benda seolah-olah bertingkah laku seperti manusia. Setiap helai halaman buku melambai dan memanggil kita, ia ingin dinikmati sebagaimana halnya dengan makanan. (14). Epistrofa (Epifora) adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Buku yang banyak kita baca, tinta yang kita tuliskan adalah ciri khas insan terpelajar. (15). Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama. Majas ini biasanya terdapat pada puisi. Indahnya impian insan cendekia tatkala segenap bangsa ini memiliki budaya membaca. (16). Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Selamat tinggal kebodohan, selamat tinggal malas membaca!
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kategori : Majas (Gaya Bahasa)
Kata Kunci : karangan, teks dekripsi, buku
Pembahasan
Majas adalah gaya bahasa kiasan dalam bahasa tulis maupun lisan. Majas mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
Kali ini diberikan contoh karangan teks deskripsi menggunakan majas yang bertema buku. Sebelum menyusun menjadi sebuah karangan, kita kelompokkan setiap kalimat penyusun paragraf sesuai dengan majas yang digunakan.
(1). Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya dengan jawaban sudah diketahui
Siapakah yang enggan menjadi seorang yang pandai?
(2). Eufemisme adalah majas berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dianggap lebih kasar
Secara pribadi, bagiku dalam waktu yang cukup panjang bila tidak membaca sebuah buku rasanya seperti kehilangan akal.
(3). Epanalepsis adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat.
Kita harus menyadari bahwa sebuah buku dapat menambah wawasan kita.
(4). Antithesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang saling berlawanan atau bertentangan makna.
Kaya miskin, tua muda, besar kecil, semuanya memiliki kesempatan dan keharusan yang sama terhadap buku, yaitu kebiasaan untuk membacanya.
(5). Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berurutan, semakin lama semakin menurun.
Apa jadinya bila saat ini kita merasa sudah cukup mengetahui sesuatu, tetapi malas membaca, kurang tertarik menambah wawasan dan pengetahuan, semakin lama bangsa ini akan jauh terpuruk dan tertinggal dibandingkan bangsa-bangsa lain, bahkan mudah dikuasai di segala bidang kehidupan.
(6) Hiperbola adalah majas yang bersifat melebih-lebihkan dari keadaan sebenarnya.
Mungkin buku akan menangis tersedu-sedu saat kita campakkan begitu saja.
(7). Epizeukis adalah majas perulangan yang bersifat langsung. Kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lain, kita harus rajin membaca, membaca, dan membaca.
(8). Paralelisme adalah majas yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama.
Bagiku, jika aku diajak membaca, aku akan membaca buku biografi dan sejarah.
(9). Metafora adalah majas yang menyamakan sesuatu yang berbeda karena memiliki kesamaan.
Bagiku tidak masalah ketika teman-teman melihat si kutu buku sedang duduk tekun membaca di perpustakaan sekolah pada jam istirahat.
(10). Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berurutan, semakin lama semakin meningkat.
Yakinlah, bahwa saat kita mulai membuka sebuah buku, lalu membacanya, menambah catatan sendiri pada apa yang kita simak, mengajak berdiskusi teman tentang isi buku tersebut, kita merasakan sesuatu yang berbeda dan sangat positif termasuk kepercayaan diri kita.
(11). Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Budaya membaca pasti membuat suatu bangsa semakin maju ke depan.
(12). Sinisme adalah majas sindiran yang agak halus.
Kita bisa menganjurkan kepada para pejabat koruptor, kaum elit politik negeri ini, dan bahkan pengedar narkoba agar kembali membaca buku tentang budi pekerti, moral, dan keagamaan.
(13). Personifikasi adalah majas yang melukiskan benda seolah-olah bertingkah laku seperti manusia.
Setiap helai halaman buku melambai dan memanggil kita, ia ingin dinikmati sebagaimana halnya dengan makanan.
(14). Epistrofa (Epifora) adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan
Buku yang banyak kita baca, tinta yang kita tuliskan adalah ciri khas insan terpelajar.
(15). Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama. Majas ini biasanya terdapat pada puisi.
Indahnya impian insan cendekia tatkala segenap bangsa ini memiliki budaya membaca.
(16). Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Selamat tinggal kebodohan, selamat tinggal malas membaca!
Teks pada gambar terlampir