Alkisah, di sebuah desa di lereng lembah Gianti, pada suatu malam lahirlah seorang bayi dari rahim seorang perempuan miskin. Perempuan miskin itu hidup sendirian dan tidak ada warga yang mengetahui bahwa ia sedang hamil. Ketika bayi itu lahir, hujan lebat beserta petir sedang melanda. Tepat pada tengah malam, sang bayi lahir bersamaan dengan petir yang menyambar rumah perempuan itu dan menyebabkan rumah terbakar. Perempuan itu mati terbakar dan secara ajaib, sang bayi berhasil selamat. Ia ditemukan keesokan harinya oleh seorang pengemis tua dan diasuhnya sang bayi tersebut.
Bayi itu diberi nama Ken Arok untuk mengenang peristiwa petir yang menyambar rumahnya. Ia tumbuh sebagai bayi yang nakal dan suka mengganggu temannya. Tubuhnya besar, membuat teman-temannya takut padanya. Ia pun memiliki sebuah kelebihan, yaitu kebal terhadap api. Karena kenakalannya, warga desa tidak menyukainya. Pak RT termasuk warga yang sangat membenci Ken Arok karena anaknya sering menjadi korban kenakalan Ken Arok. Pak RT bersama para warga mengadakan rapat untuk membahas Ken Arok. Mereka sepakat untuk mengusir Ken Arok apabila kenakalannya tidak dapat dikendalikan lagi. Pada suatu malam Jumat, hujan petir kembali melanda desa. Para warga ketakutan rumah mereka akan disambar petir. Petir ternyata menyambar beberapa rumah warga, termasuk rumah Pak RT yang akhirnya terbakar. Para warga mengungsi ke tempat yang aman, termasuk Pak RT. Tapi ternyata, anak Pak RT tidak sempat ikut mengungsi karena ia sedang tidur dan pintunya terkunci. Ia tidak sempat menyelamatkan diri.
Ken Arok yang mengetahui bahwa anak Pak RT yang masih berada di rumah, segera menuju ke rumah Pak RT dan menyelamatkan anak Pak RT. Tanpa takut, ia menerobos rumah yang terbakar dan segera mendobrak kamar anak Pak RT dan menyelamatkannya. Para warga merasa lega dan berterima kasih pada Ken Arok, terutama Pak RT. Setelah kejadian itu, mereka tidak lagi menganggap Ken Arok sebagai anak nakal. Mereka bahu membahu membantu Ken Arok dengan menyekolahkannya agar Ken Arok mempunyai pendidikan budi pekerti. Setelah sekolah, Ken Arok sadar bahwa kekuatannya seharusnya tidak digunakan untuk nakal pada temannya. Justru ia dapat menolong banyak orang dengan kekuatan supernya itu.
(Struktur teks fantasi: paragraf 1: Orientasi, paragraf 2: komplikasi, paragraf 3: resolusi)
Alkisah, di sebuah desa di lereng lembah Gianti, pada suatu malam lahirlah seorang bayi dari rahim seorang perempuan miskin. Perempuan miskin itu hidup sendirian dan tidak ada warga yang mengetahui bahwa ia sedang hamil. Ketika bayi itu lahir, hujan lebat beserta petir sedang melanda. Tepat pada tengah malam, sang bayi lahir bersamaan dengan petir yang menyambar rumah perempuan itu dan menyebabkan rumah terbakar. Perempuan itu mati terbakar dan secara ajaib, sang bayi berhasil selamat. Ia ditemukan keesokan harinya oleh seorang pengemis tua dan diasuhnya sang bayi tersebut.
Bayi itu diberi nama Ken Arok untuk mengenang peristiwa petir yang menyambar rumahnya. Ia tumbuh sebagai bayi yang nakal dan suka mengganggu temannya. Tubuhnya besar, membuat teman-temannya takut padanya. Ia pun memiliki sebuah kelebihan, yaitu kebal terhadap api. Karena kenakalannya, warga desa tidak menyukainya. Pak RT termasuk warga yang sangat membenci Ken Arok karena anaknya sering menjadi korban kenakalan Ken Arok. Pak RT bersama para warga mengadakan rapat untuk membahas Ken Arok. Mereka sepakat untuk mengusir Ken Arok apabila kenakalannya tidak dapat dikendalikan lagi. Pada suatu malam Jumat, hujan petir kembali melanda desa. Para warga ketakutan rumah mereka akan disambar petir. Petir ternyata menyambar beberapa rumah warga, termasuk rumah Pak RT yang akhirnya terbakar. Para warga mengungsi ke tempat yang aman, termasuk Pak RT. Tapi ternyata, anak Pak RT tidak sempat ikut mengungsi karena ia sedang tidur dan pintunya terkunci. Ia tidak sempat menyelamatkan diri.
Ken Arok yang mengetahui bahwa anak Pak RT yang masih berada di rumah, segera menuju ke rumah Pak RT dan menyelamatkan anak Pak RT. Tanpa takut, ia menerobos rumah yang terbakar dan segera mendobrak kamar anak Pak RT dan menyelamatkannya. Para warga merasa lega dan berterima kasih pada Ken Arok, terutama Pak RT. Setelah kejadian itu, mereka tidak lagi menganggap Ken Arok sebagai anak nakal. Mereka bahu membahu membantu Ken Arok dengan menyekolahkannya agar Ken Arok mempunyai pendidikan budi pekerti. Setelah sekolah, Ken Arok sadar bahwa kekuatannya seharusnya tidak digunakan untuk nakal pada temannya. Justru ia dapat menolong banyak orang dengan kekuatan supernya itu.