Bcalah wacana berikut dengan saksama, kemudian perbaikilah penulisan huruf kapital, huruf miring, kata dasar, kata turunan, dan kata depan yang salah! Pembuat Peta Modern pembuat peta tak ubahnya seorang Antropologi. setidaknya mereka harus tahu adat istiadat masyarakat lokal, tempat mereka perlakukan survei lapangan. sebelum masuk kelokasi, mereka harus ketemu dengan pemuka masyarakat terlebih dahulu. memaparkan program dan pemakaian pemanduan setempat untuk diperiancar tugas jika tidak ingin mendapat masalah saat bekerja. tak akan pernah ada peta modern seperti yang kita kenal sekarang tanpa rintisan Penjelajah dan Peneliti alam. mereka rela melakukan jalanan kewilayah asing dan mencetak letak daratan. meskipun kini teknologi sudah serba digital, pembuat peta bukan pekerjaan mudah. saat kami mengikuti proyek pemetaan diperbatasan indonesia-malaysia dan indonesia-papua nugini. misalnya Radolf W. Matindas (54) ; kepala badan koordinasi survei dan pemetaan nasional (bakosurtanal), harus bertahan selama tiga bulan dilapangan. lintah dan nyamuk menjadi teman keseharian. sikap hati-hati-menjauhi sarang ular misalnya-di utamakan. oleh karena itu daya tahan tubuh tinggi juga di butuhkan oleh para pembuat peta. apa yang di alami Rudolf, Abdul Hakim, maupun Triyono tentu berbeda dengan para pendahulunya, perintis pembuatan peta lebih mengandalkan semangat keberanian, pengetahuan dan peralatan navigasi (*navigasi ditulis miring) terbatas pada jangka, sketsa, dan kompas. tahap berikutnya, kartograti-mebuat persiapan cetak. Lambang dan warna di buat lebih detail-apakah merah perlu di pertebal atau biru di pertipis. terakhir, memberi nama setiap lokasi kordinasi dan informasi tambahan lainnya.
gumantinr
Pembuat peta tak ubahnya seorang antropologi. Setidaknya mereka harus tahu adat-istiadat masyarakat lokal, tempat mereka melakukan survei lapangan. Sebelum masuk ke lokasi(dipisah), mereka harus bertemu dengan pemuka masyarakat terlebih dahulu. Memaparkan program dan pemakaian pemanduan setempat untuk memperlancar tugas jika tidak ingin mendapat masalah saat bekerja. Tak akan pernah ada peta modern seperti yang kita kenal sekarang tanpa rintisan penjelajah dan peneliti alam. Mereka rela melakukan perjalanan ke wilayah (dipisah) asing dan mencetak letak daratan. Meskipun kini teknologi sudah serba digital, pembuat peta bukan pekerjaan yang mudah. Saat kami mengikuti proyek pemetaan di perbatasan (dipisah) Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Papua Nugini. Misalnya Radolf W. Matindas (54) ; Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL), harus bertahan selama tiga bulan di lapangan (dipisah). Lintah dan nyamuk menjadi teman keseharian. Sikap hati-hati-menjauhi sarang ular misalnya-diutamakan (disambung). Oleh karena itu, (koma) daya tahan tubuh tinggi juga dibutuhkan (disambung) oleh para pembuat peta. Apa yang dialami (disambung) Rudolf, Abdul Hakim, maupun Triyono tentu berbeda dengan para pendahulunya, perintis pembuatan peta lebih mengandalkan semangat keberanian, pengetahuan, (koma) dan peralatan navigasi (*navigasi ditulis tidak miring) terbatas pada jangka, sketsa, dan kompas. Tahap berikutnya, kartograti-membuat (kurang 'm') persiapan cetak. Lambang dan warna dibuat (disambung) lebih detail-apakah merah perlu dipertebal (disambung) atau biru dipertipis (disambung). Terakhir, memberi nama di setiap lokasi kordinasi dan informasi tambahan lainnya.