Bantuan dong .... Diantara unsur berikut,unsur manakah yang titik leleh dan titik didihnya paling tinggi. A. Li,Na,K,Rb,Cs,Fr. B. F2,Cl2, Br2,I2. C. Na,Mg,AL,Si,P Berizin dong alasan dikit aja.... Satu kelas gue ngga ada yang tau :(
Diantara unsur berikut, unsur manakah yang titik leleh dan titik didihnya paling tinggi:
A. Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. -> paling tinggi adalah Li
B. F2, Cl2, Br2, I2. -> paling tinggi adalah I2
C. Na, Mg, AL, Si, P -> -> paling tinggi adalah Si
Jawaban panjang:
Titik didih adalah titik dimana unsur berubah dari bentuk zat cair menjadi bentuk zat gas. Sementara titik leleh adalah titik di mana unsur berubah dari bentuk padat menjadi bentuk cair.
Tinggi atau rendahnya titik didih dan titik leleh ditentukan oleh ikatan antara atom unsur tersebut. Semakin kuat ikatan atom antara atom unsur tersebut, maka semakin besar energi panas yang diperlukan untuk memecah ikatan tersebut, dan semakin tinggi pula titik didih dan titik lelehnya.
Secara umum, ikatan antara atom pada unsur logam sangat kuat dibanding dengan ikatan antar atom unsur non logam. Sehingga, unsur logam umumnya memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dari unsur non logam.
Lihium (Li), Natrium(Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan Francium (Fr) adalah logam-logam alkali (Golongan IA). Pada logam alkali, titik didih dan titik leleh menurun seiring dengan semakin bawah posisi di tabel periodik. Lithium, yang terletak paling atas, memiliki titik leleh paling tinggi sekitar 180 derajat Celsius, sementara Francium memiliki titik leleh 21 derajat Celsius.
Penurunan titik leleh ini disebabkan meningkatnya radius atom semakin ke bawah dalam tabel periodik, yang mengakibatkan ikatan antara proton di inti atom dengan “lautan elektron” di logam tersebut melemah. Karena ikatan melemah, maka energi yang diperlukan untuk melelehkan dan mendidihkan logam berkurang, dan membuat titik didih dan titik leleh menurun.
Florin (F2), Khlorin (Cl2), Bromin (Br2), dan Iodin (I2), adalah unsur di golongan Halogen (VIIA). Pada gas halogen, titik didih dan titik leleh meningkat seiring dengan semakin bawah posisi di tabel periodik. Florin, yang terletak paling atas, memiliki titik leleh paling rendah sekitar -219 derajat Celsius, sementara Iodin memiliki titik leleh paling tinggi sebesar sekitar 113 derajat Celsius.
Peningkatan ini terjadi akibat gaya dispersi Van der Waal pada molekul-molekul gas halogen. Pada molekul gas ini, elektron dapat bergerak dan mengakibatkan polaritas sementara, negatif pada bagian molekul tempat elektron menuju, dan positif di tempat yang ditinggalkan elektron. Gas halogen di baris bawah seperti iodin, memiliki jumlah elektron lebih banyak, sehingga semakin banyak peluang terjadinya pergerakan elektron dan polaritas sementara. Polaritas sementara ini akan menarik molekul-molekul unsur tersebut agar merapat, da meningkatkan energi yang diperlukan untuk memisahkan antara molekul-molekul ini. Akibatnya, titik didih dan titik leleh pada halogen meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah elektron.
Natrium (Na), Magnesium (Mg), Alumunium (Al), Si (Silikon), fosfor (P) adalah atom pada Periode 3, dengan golongan berbeda-beda dari IA sampai VA. Di antara semua atom ini, silikon memiliki titik leleh tertinggi sebesar 1414 derajat Celsius.
Tingginya titik leleh silikon disebabkan ikatan kovalen antara 4 elektron terluar silikon. Ikatan yang sama juga terdapat pada karbon, yang seperti silikon juga terdapat pada golongan IVA. Ikatan kovalen ini sangat kuat dan menyebabkan besar energi yang diperlukan untuk melelehkanya sangat besar pula, akibatnya titik didih dan titik lelehnya menjadi tinggi.
Kelas: X
Mata Pelajaran: Kimia
Materi: Tabel Periodik
Kata kunci: titik leleh dan titik didih
Jawaban pendek:
Diantara unsur berikut, unsur manakah yang titik leleh dan titik didihnya paling tinggi:
A. Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. -> paling tinggi adalah Li
B. F2, Cl2, Br2, I2. -> paling tinggi adalah I2
C. Na, Mg, AL, Si, P -> -> paling tinggi adalah Si
Jawaban panjang:
Titik didih adalah titik dimana unsur berubah dari bentuk zat cair menjadi bentuk zat gas. Sementara titik leleh adalah titik di mana unsur berubah dari bentuk padat menjadi bentuk cair.
Tinggi atau rendahnya titik didih dan titik leleh ditentukan oleh ikatan antara atom unsur tersebut. Semakin kuat ikatan atom antara atom unsur tersebut, maka semakin besar energi panas yang diperlukan untuk memecah ikatan tersebut, dan semakin tinggi pula titik didih dan titik lelehnya.
Secara umum, ikatan antara atom pada unsur logam sangat kuat dibanding dengan ikatan antar atom unsur non logam. Sehingga, unsur logam umumnya memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dari unsur non logam.
Lihium (Li), Natrium(Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan Francium (Fr) adalah logam-logam alkali (Golongan IA). Pada logam alkali, titik didih dan titik leleh menurun seiring dengan semakin bawah posisi di tabel periodik. Lithium, yang terletak paling atas, memiliki titik leleh paling tinggi sekitar 180 derajat Celsius, sementara Francium memiliki titik leleh 21 derajat Celsius.
Penurunan titik leleh ini disebabkan meningkatnya radius atom semakin ke bawah dalam tabel periodik, yang mengakibatkan ikatan antara proton di inti atom dengan “lautan elektron” di logam tersebut melemah. Karena ikatan melemah, maka energi yang diperlukan untuk melelehkan dan mendidihkan logam berkurang, dan membuat titik didih dan titik leleh menurun.
Florin (F2), Khlorin (Cl2), Bromin (Br2), dan Iodin (I2), adalah unsur di golongan Halogen (VIIA). Pada gas halogen, titik didih dan titik leleh meningkat seiring dengan semakin bawah posisi di tabel periodik. Florin, yang terletak paling atas, memiliki titik leleh paling rendah sekitar -219 derajat Celsius, sementara Iodin memiliki titik leleh paling tinggi sebesar sekitar 113 derajat Celsius.
Peningkatan ini terjadi akibat gaya dispersi Van der Waal pada molekul-molekul gas halogen. Pada molekul gas ini, elektron dapat bergerak dan mengakibatkan polaritas sementara, negatif pada bagian molekul tempat elektron menuju, dan positif di tempat yang ditinggalkan elektron. Gas halogen di baris bawah seperti iodin, memiliki jumlah elektron lebih banyak, sehingga semakin banyak peluang terjadinya pergerakan elektron dan polaritas sementara. Polaritas sementara ini akan menarik molekul-molekul unsur tersebut agar merapat, da meningkatkan energi yang diperlukan untuk memisahkan antara molekul-molekul ini. Akibatnya, titik didih dan titik leleh pada halogen meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah elektron.
Natrium (Na), Magnesium (Mg), Alumunium (Al), Si (Silikon), fosfor (P) adalah atom pada Periode 3, dengan golongan berbeda-beda dari IA sampai VA. Di antara semua atom ini, silikon memiliki titik leleh tertinggi sebesar 1414 derajat Celsius.
Tingginya titik leleh silikon disebabkan ikatan kovalen antara 4 elektron terluar silikon. Ikatan yang sama juga terdapat pada karbon, yang seperti silikon juga terdapat pada golongan IVA. Ikatan kovalen ini sangat kuat dan menyebabkan besar energi yang diperlukan untuk melelehkanya sangat besar pula, akibatnya titik didih dan titik lelehnya menjadi tinggi.