Bagaimana upaya untuk mengatasi masalah entosentrisme yang berlebihan
lostsagaarya
Untuk mencapai komunikasi antarbudaya yang benar-benar efektif ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu: 1. menghormati anggota budaya lain sebagai manusia 2. menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang dikehendaki 3. menghormati hak anggota budaya lain untuk bertindak berbeda dari cara bertindak 4. komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari budaya lain.
Selain itu, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami komunikasi antar budaya. Ketiga elemen ini merupakan bangunan dasar yang menyebabkan kegagalan, sekaligus keberhasilan komunikasi antar budaya. Elemen-elemen tersebut yaitu :1. persepsiPersepsi adalah proses mengungkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang akan memiliki opini yang berbeda mengenai keadaan di sekelilingnya. Menurut Mulyana (Mulyana, 2003:176) bahwa persepsi sosial mengandung beberapa prinsip, antara lain: persepsi berdasar pengalaman, persepsi bersifat selektif, persepsi bersifat dugaan, persepsi bersifat evaluatif, dan persepsi bersifat kontekstual. 2. Komunikasi VerbalMulyana (2003:237-238) mengatakan bahwa bahasa sebagai sistem kode verbal, terbentuk dari beberapa simbol, dan di atur untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, kemudian digunakan dan dipahami suatu kelompok.Andrea L. Rich (dalam Mulyana, 2003:251) mengatakan bahwa bahasa terikat oleh budaya. Karenanya, menurut hipotesis Sapir-Whorf, sering juga disebut Teori Relativitas Linguistik, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan penggunanya.Menurut Ohoiwutun (1997:99-107) dalam komunikasi antarbudaya ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: kapan orang berbicara, apa yang dikatakan, hal memperhatikan, intonasi, gaya kaku dan puitis, dan juga bahasa tidak langsung. Dalam hal ini, kehati-hatian sangat penting dalam berkomunikasi karena tidak jarang jika kita salah sedikit saja ataupun sesuatu yang kita ucapkan dimaknai berbeda oleh orang lain maka akan timbul kesalahpahaman, konflik, kebencian.3. Komunikasi Non-VerbalSecara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata (Mulyana,2003:308). Kebanyakan isyarat nonverbal tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun dimana, kapan, dan kepada siapa kita menunjukkan emosi ini dipelajari, oleh karena itu perlunya pengaruh konteks dan budaya. Simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan bila dibandingkan dengan simbol-simbol verbal. Namun tidak sedikit juga melihat bahwa bahasa nonverbal cenderung selaras dengan bahasa verbal, misalnya setiap gerakan sinkron dengan ucapan, seperti kita menyatakan setuju selalu disertai dengan anggukan kepala, menolak disertai gelengan kepala, kerutan dahi ketika merasa bingung.
1. menghormati anggota budaya lain sebagai manusia
2. menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang dikehendaki
3. menghormati hak anggota budaya lain untuk bertindak berbeda dari cara bertindak
4. komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari budaya lain.
Selain itu, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami komunikasi antar budaya. Ketiga elemen ini merupakan bangunan dasar yang menyebabkan kegagalan, sekaligus keberhasilan komunikasi antar budaya. Elemen-elemen tersebut yaitu :1. persepsiPersepsi adalah proses mengungkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang akan memiliki opini yang berbeda mengenai keadaan di sekelilingnya. Menurut Mulyana (Mulyana, 2003:176) bahwa persepsi sosial mengandung beberapa prinsip, antara lain: persepsi berdasar pengalaman, persepsi bersifat selektif, persepsi bersifat dugaan, persepsi bersifat evaluatif, dan persepsi bersifat kontekstual.
2. Komunikasi VerbalMulyana (2003:237-238) mengatakan bahwa bahasa sebagai sistem kode verbal, terbentuk dari beberapa simbol, dan di atur untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, kemudian digunakan dan dipahami suatu kelompok.Andrea L. Rich (dalam Mulyana, 2003:251) mengatakan bahwa bahasa terikat oleh budaya. Karenanya, menurut hipotesis Sapir-Whorf, sering juga disebut Teori Relativitas Linguistik, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan penggunanya.Menurut Ohoiwutun (1997:99-107) dalam komunikasi antarbudaya ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: kapan orang berbicara, apa yang dikatakan, hal memperhatikan, intonasi, gaya kaku dan puitis, dan juga bahasa tidak langsung. Dalam hal ini, kehati-hatian sangat penting dalam berkomunikasi karena tidak jarang jika kita salah sedikit saja ataupun sesuatu yang kita ucapkan dimaknai berbeda oleh orang lain maka akan timbul kesalahpahaman, konflik, kebencian.3. Komunikasi Non-VerbalSecara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata (Mulyana,2003:308). Kebanyakan isyarat nonverbal tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun dimana, kapan, dan kepada siapa kita menunjukkan emosi ini dipelajari, oleh karena itu perlunya pengaruh konteks dan budaya. Simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan bila dibandingkan dengan simbol-simbol verbal. Namun tidak sedikit juga melihat bahwa bahasa nonverbal cenderung selaras dengan bahasa verbal, misalnya setiap gerakan sinkron dengan ucapan, seperti kita menyatakan setuju selalu disertai dengan anggukan kepala, menolak disertai gelengan kepala, kerutan dahi ketika merasa bingung.