Bagaimana susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup jamur lendir? Mengapa berbeda dari jamur non-jamur lendir?
rahmaapJamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime Mold) disebut juga Myxomycota (jamur lendir tidak bersekat). Jamur lendir ini bersifat heterotrof fagosit dan memiliki tahapan (fase) makan berbentuk massa ameboid (seperti Amoeba) dalam siklus hidupnya. Massa ameboid tersebut dinamakan plasmodium. Namun, perlu diingat bahwa plasmodium yang dimaksud di sini bukanlah plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria. Plasmodium Myxomycota merupakan massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi bagi oleh membran (tidak bersekat) sehingga mengandung banyak nukleus dan dapat tumbuh hingga diameter beberapa sentimeter. Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diploid (2n) dan dapat membelah secara mitosis secara bersamaan. Pada umumnya plasmodium berwarna cerah, kuning atau oranye. Terkadang plasmodium berbentuk seperti jaringan untuk memperluas permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh makanan dan oksigen lebih banyak.Pada fase plasmodium, jamur lendir ini memperoleh makanannya dengan cara menjulurkan pseudopodianya ke arah makanan, kemudian makanan tersebut ditelan (fagositosis). Makanan berupa sisa-sisa daun atau kayu yang membusuk, bakteri, atau jamur uniseluler yang terdapat di tanah lembap dan di hutan basah. Bila habitat mulai mengering dan makanan tidak ada, plasmodium Myxomycota berhenti tumbuh dan mengalami diferensiasi untuk memasuki tahap reproduksi seksual. Jamur lendir plasmodial bereproduksi secara aseksual dengan membentuk sporangium dan bereproduksi secara seksual dengan singami antara sesama sel ameboid atau antara sesama sel berflagela. Terdapat sekitar 500 spesies jamur lendir plasmodial, antara lain Physarum sp., Didymium sp., dan Fuligo septica.Siklus hidup jamur lendir plasmodial adalah sebagai berikut.1) Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan makanan dan oksigen lebih banyak.2) Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan), plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai (stalk). Plasmodium dewasa memiliki kromosom diploid (2n).3) Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan spora yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan