Pada masa Hindu Belanda, masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh budaya Hindu dan budaya asing dari Belanda. Pemerintah Belanda mengambil alih wilayah Indonesia dan menjalankan sistem kolonial untuk mengatur dan mengendalikan wilayah tersebut. Masyarakat Indonesia pada masa ini mengalami diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah kolonial. Pemerintah Belanda juga memaksakan budaya dan bahasa mereka kepada masyarakat Indonesia.
Sementara itu, pada masa Islam, masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan dan mempraktikkan agama Islam. Pada masa ini, terjadi proses penyebaran Islam ke seluruh wilayah Indonesia dan masyarakat mulai memeluk Islam sebagai agama mereka. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mulai berkembang dan terjadi perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Masyarakat Indonesia pada masa ini juga mulai memperjuangkan hak-hak mereka dan memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah kolonial.
Kesimpulannya, perjalanan kehidupan masyarakat pada masa Hindu Belanda dan masa Islam sangat berbeda. Pada masa Hindu Belanda, masyarakat mengalami diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah kolonial, sedangkan pada masa Islam, masyarakat mulai memperjuangkan hak-hak mereka dan memperkenalkan dan mempraktikkan agama Islam.
Pada masa sebelum kekuatan Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, kadang-kadang hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu mereka berada pada kondisi berperang satu sama lain. Nusantara yang luas ini kurang memiliki rasa persatuan sosial dan politik seperti yang dimiliki Indonesia sekarang.
Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini terhitung sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan itu merupakan aset yang penting bagi sebuah kerajaan dan seorang raja untuk mendapatkan kekayaan dan komoditas, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan besar dan berpengaruh. Namun, semakin global jaringan perdagangan itu, semakin banyak pengaruh asing berhasil masuk ke Nusantara; suatu perkembangan yang akhirnya mengarah pada kondisi penjajahan.
Keberadaan sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah. Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500 Masehi, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat pada bahan yang mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis yang lembab dan standar teknik konservasi yang berkualitas rendah pada saat itu - ini berarti bahwa para sejarawan harus bergantung pada inskripsi/prasasti di batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling lama Nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur politik jaman lama itu karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa.
Sejarah Indonesia memiliki salah satu ciri sangat khas, yaitu, pada umumnya, sejarah ini berpusat di bagian barat Nusantara (khususnya di pulau Sumatera dan Jawa). Soalnya, sebagian besar bagian timur Nusantara memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah karena terletaknya jauh dari jalur-jalur perdagangan utama (seperti Selat Malaka). Maka kerajaan-kerajaan dan suku-suku di bagian timur tidak bisa menjadi kekuatan politik yang berpengaruh; suatu situasi yang sebenarnya berlanjut hingga hari ini!
*Pengaruh Agama Hindu dan Budha di Indonesia*
Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara dikenal sebagai Prasasti Kutai dan berasal dari Kalimantan Timur, yang tertanggal sekitar tahun 375 Masehi ketika kerajaan Kutai Martadipura berkuasa. Prasasti ini pakai bahasa Sansekerta (bahasa liturgis agama Hindu) menggunakan tulisan Palawa, tulisan yang dikembangkan di India Selatan sekitar abad ketiga Masehi. Dalam prasasti ini tiga raja Kutai Martadipura disebutkan, dan tulisannya menggambarkan sebuah ritual yang merupakan karakteristik Hindu kuno.
Sekitar satu abad kemudian, batu prasasti pertama (yang diketahui) di Jawa diukir. Prasasti ini, yang juga dalam bahasa Sansekerta, menyatakan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara (yang berkuasa pada abad keempat sampai ketujuh) di Jawa Barat dan menghubungkan sang raja ini dengan dewa Hindu (Wisnu). Secara keseluruhan, prasasti ini menunjukkan bukti pengaruh besar dari agama Hindu India terhadap kalangan elit penguasa kerajaan pribumi di Nusantara.
Meskipun demikian, hubungan perdagangan antara India dan Nusantara diketahui telah dibentukkan berabad-abad sebelum prasasti Kutai itu. Selat Malaka, jalur laut yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, telah menjadi saluran pengiriman utama untuk perdagangan lintas laut antara Cina, India, dan Timur Tengah sejak ingatan manusia. Sebagian besar garis pantai Sumatera terletak di sebelah jalur Selat Malaka itu, yang menyebabkan pedagang antara India dan China berhenti pantai Sumatera, atau di seberang (sekarang: Malaysia) untuk menunggu angin musim yang tepat yang membawa mereka ke tujuannya
Jawaban:
Pada masa Hindu Belanda, masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh budaya Hindu dan budaya asing dari Belanda. Pemerintah Belanda mengambil alih wilayah Indonesia dan menjalankan sistem kolonial untuk mengatur dan mengendalikan wilayah tersebut. Masyarakat Indonesia pada masa ini mengalami diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah kolonial. Pemerintah Belanda juga memaksakan budaya dan bahasa mereka kepada masyarakat Indonesia.
Sementara itu, pada masa Islam, masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan dan mempraktikkan agama Islam. Pada masa ini, terjadi proses penyebaran Islam ke seluruh wilayah Indonesia dan masyarakat mulai memeluk Islam sebagai agama mereka. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mulai berkembang dan terjadi perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Masyarakat Indonesia pada masa ini juga mulai memperjuangkan hak-hak mereka dan memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah kolonial.
Kesimpulannya, perjalanan kehidupan masyarakat pada masa Hindu Belanda dan masa Islam sangat berbeda. Pada masa Hindu Belanda, masyarakat mengalami diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah kolonial, sedangkan pada masa Islam, masyarakat mulai memperjuangkan hak-hak mereka dan memperkenalkan dan mempraktikkan agama Islam.
Pada masa sebelum kekuatan Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, kadang-kadang hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu mereka berada pada kondisi berperang satu sama lain. Nusantara yang luas ini kurang memiliki rasa persatuan sosial dan politik seperti yang dimiliki Indonesia sekarang.
Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini terhitung sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan itu merupakan aset yang penting bagi sebuah kerajaan dan seorang raja untuk mendapatkan kekayaan dan komoditas, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan besar dan berpengaruh. Namun, semakin global jaringan perdagangan itu, semakin banyak pengaruh asing berhasil masuk ke Nusantara; suatu perkembangan yang akhirnya mengarah pada kondisi penjajahan.
Keberadaan sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah. Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500 Masehi, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat pada bahan yang mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis yang lembab dan standar teknik konservasi yang berkualitas rendah pada saat itu - ini berarti bahwa para sejarawan harus bergantung pada inskripsi/prasasti di batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling lama Nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur politik jaman lama itu karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa.
Sejarah Indonesia memiliki salah satu ciri sangat khas, yaitu, pada umumnya, sejarah ini berpusat di bagian barat Nusantara (khususnya di pulau Sumatera dan Jawa). Soalnya, sebagian besar bagian timur Nusantara memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah karena terletaknya jauh dari jalur-jalur perdagangan utama (seperti Selat Malaka). Maka kerajaan-kerajaan dan suku-suku di bagian timur tidak bisa menjadi kekuatan politik yang berpengaruh; suatu situasi yang sebenarnya berlanjut hingga hari ini!
*Pengaruh Agama Hindu dan Budha di Indonesia*
Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara dikenal sebagai Prasasti Kutai dan berasal dari Kalimantan Timur, yang tertanggal sekitar tahun 375 Masehi ketika kerajaan Kutai Martadipura berkuasa. Prasasti ini pakai bahasa Sansekerta (bahasa liturgis agama Hindu) menggunakan tulisan Palawa, tulisan yang dikembangkan di India Selatan sekitar abad ketiga Masehi. Dalam prasasti ini tiga raja Kutai Martadipura disebutkan, dan tulisannya menggambarkan sebuah ritual yang merupakan karakteristik Hindu kuno.
Sekitar satu abad kemudian, batu prasasti pertama (yang diketahui) di Jawa diukir. Prasasti ini, yang juga dalam bahasa Sansekerta, menyatakan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara (yang berkuasa pada abad keempat sampai ketujuh) di Jawa Barat dan menghubungkan sang raja ini dengan dewa Hindu (Wisnu). Secara keseluruhan, prasasti ini menunjukkan bukti pengaruh besar dari agama Hindu India terhadap kalangan elit penguasa kerajaan pribumi di Nusantara.
Meskipun demikian, hubungan perdagangan antara India dan Nusantara diketahui telah dibentukkan berabad-abad sebelum prasasti Kutai itu. Selat Malaka, jalur laut yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, telah menjadi saluran pengiriman utama untuk perdagangan lintas laut antara Cina, India, dan Timur Tengah sejak ingatan manusia. Sebagian besar garis pantai Sumatera terletak di sebelah jalur Selat Malaka itu, yang menyebabkan pedagang antara India dan China berhenti pantai Sumatera, atau di seberang (sekarang: Malaysia) untuk menunggu angin musim yang tepat yang membawa mereka ke tujuannya