Bagaimana perjalanan galileo galilei dalam memperdebatkan ilmu geosentris dan heliosentris?
DavidNicholasPratama
GEOSENTRIS adalah paham yang dikemukakan ilmuwan yunani kuno yaitu Aristoteles yang percaya bahwa matahari, bulan dan planet-planet mengitari bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang rumit. ia mengetahui bahwa bumi dan bulan berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan memantulkan cahaya matahari, tetapi ia tak percaya bahwa bumi bergerak dalam antariksa ataupun bergerak dalam porosnya.
kemudian, Claudius Ptolemeus tahun 140 SM dalam karyanya Almagest, yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet bergerak mengitarinya termasuk matahari yang mengelilingi bumi berdasarkan pengamatan bahwa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat yang disetujui banyak ilmuwan kuno lainnya. mereka yang menganut paham geosentris percaya bahwa bumi diam dan dikelilingi oleh bulan, merkurius, venus, matahari, mars, jupiter, saturnus, dan bintang2.
HELIOSENTRIS adalah paham yang percaya bahwa matahari adalah pusat alam semesta.
sebenarnya pada masa yunani kuno sudah ada ilmuwan yang menyangkal teori geosentris yaitu Aristarchus (320–250 SM). Aristarchus percaya bahwa matahari adalah pusat alam semesta. ia orang pertama yang menghitung ukuran relatif matahari, bumi dan bulan. ia menemukan bahwa diameter bulan lebih dari 30% diameter bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya yaitu 0,27 kali diameter bumi). ia juga memperkirakan bahwa matahari memiliki diameter 7 kali diameter bumi. ini kira2 15kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.
namun demikian, sanggahan Aristarchus seperti angin lalu saja dan teori tersebut tetap bertahan hingga 17 abad lamanya. hingga akhirnya Nicolaus Copernicus (1473–1543) menemukan adanya kejanggalan dalam perhitungan astronomisnya secara matematis. kejanggalan yang muncul sebenarnya sederhana yaitu posisi bumi yang menjadi pusat alam semesta membuatnya pusing untuk merumuskan gerak retrogade benda langit, salah satunya adalah venus. maka pada tahun 1533 dia mengusulkan teori heliosentris, yaitu matahari sebagai pusat dari sistem pergerakan benda2 langit dalam bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit). Teori ini menjelaskan bahwa semua benda2 langit bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan2 yang berupa lingkaran dengan matahari sebagai pusatnya.
seperti para pendahulunya, Copernicus membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran2. jadi, teori ini membingungkan secara matematik. meski begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. para astronom lain pun tergugah, terutama astronom berkebangsaan denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan2 planet. dari data2 hasil pengamatan inilah yang membuat Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum2 gerak planet yang tepat.
akhirnya Galileo pun juga mampu mendapatkan bukti2 atas pernyataan Copernicus dan menampilkan konsep2 baru sebagai konsekuensi atas revolusi yang diperjuangkan oleh Copernicus. bukti dan konsep2 yang diajukan olehnya terkait dengan gerak benda kemudian dijadikan sebagai salah satu dasar pembangun mekanika klasik.
pengamatan cermat yang dilakukan Galileo Galilei pada 1609 pun makin memperkuat konsep heliosentrik itu. begitu juga, observasi observasi lain yang dia lakukan bertahun2 dengan giat kemudian melalui konsep2 baru melalui tokoh-tokoh seperi Keppler dan Newton. hingga tidaklah heran bila teori heliosentrik Copernicus dikatakan revolusioner. Terima Kasih... Semoga Bermanfaat!!!
kemudian, Claudius Ptolemeus tahun 140 SM dalam karyanya Almagest, yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet bergerak mengitarinya termasuk matahari yang mengelilingi bumi berdasarkan pengamatan bahwa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat yang disetujui banyak ilmuwan kuno lainnya. mereka yang menganut paham geosentris percaya bahwa bumi diam dan dikelilingi oleh bulan, merkurius, venus, matahari, mars, jupiter, saturnus, dan bintang2.
HELIOSENTRIS adalah paham yang percaya bahwa matahari adalah pusat alam semesta.
sebenarnya pada masa yunani kuno sudah ada ilmuwan yang menyangkal teori geosentris yaitu Aristarchus (320–250 SM). Aristarchus percaya bahwa matahari adalah pusat alam semesta. ia orang pertama yang menghitung ukuran relatif matahari, bumi dan bulan. ia menemukan bahwa diameter bulan lebih dari 30% diameter bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya yaitu 0,27 kali diameter bumi). ia juga memperkirakan bahwa matahari memiliki diameter 7 kali diameter bumi. ini kira2 15kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.
namun demikian, sanggahan Aristarchus seperti angin lalu saja dan teori tersebut tetap bertahan hingga 17 abad lamanya. hingga akhirnya Nicolaus Copernicus (1473–1543) menemukan adanya kejanggalan dalam perhitungan astronomisnya secara matematis. kejanggalan yang muncul sebenarnya sederhana yaitu posisi bumi yang menjadi pusat alam semesta membuatnya pusing untuk merumuskan gerak retrogade benda langit, salah satunya adalah venus. maka pada tahun 1533 dia mengusulkan teori heliosentris, yaitu matahari sebagai pusat dari sistem pergerakan benda2 langit dalam bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit). Teori ini menjelaskan bahwa semua benda2 langit bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan2 yang berupa lingkaran dengan matahari sebagai pusatnya.
seperti para pendahulunya, Copernicus membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran2. jadi, teori ini membingungkan secara matematik. meski begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. para astronom lain pun tergugah, terutama astronom berkebangsaan denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan2 planet. dari data2 hasil pengamatan inilah yang membuat Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum2 gerak planet yang tepat.
akhirnya Galileo pun juga mampu mendapatkan bukti2 atas pernyataan Copernicus dan menampilkan konsep2 baru sebagai konsekuensi atas revolusi yang diperjuangkan oleh Copernicus. bukti dan konsep2 yang diajukan olehnya terkait dengan gerak benda kemudian dijadikan sebagai salah satu dasar pembangun mekanika klasik.
pengamatan cermat yang dilakukan Galileo Galilei pada 1609 pun makin memperkuat konsep heliosentrik itu. begitu juga, observasi observasi lain yang dia lakukan bertahun2 dengan giat kemudian melalui konsep2 baru melalui tokoh-tokoh seperi Keppler dan Newton. hingga tidaklah heran bila teori heliosentrik Copernicus dikatakan revolusioner.
Terima Kasih... Semoga Bermanfaat!!!