Bagaimana menyampaikan dalam bahasa Sunda, apa kabar? dan bagaimana cara menjawabnya?
ilukman
Dalam bahasa Sunda, untuk menyampaikan kata "apa kabar dan jawabannya", dapat dipakai dua jenis atau ragam bahasa, yaitu dapat digunakan ragam bahasa halus dan bahasa biasa atau loma. Contoh dalam ragam bahasa halus, pertanyaan apa kabar adalah "Kumaha damang ?", dan jawabannya "Pangesto, kumaha samulihna ?". Sedangkan contoh dalam ragam bahasa biasa atau loma, pertanyaan apa kabar adalah "Kumaha anjeun cageur ?", dan jawabannya "Kuring cageur, kumaha anjeun oge cageur ?".
Dalam bahasa Sunda, saat ini telah secara resmi ditetapkan bahwa ragam bahasa yang ada dalam bahasa Sunda ada dua, yaitu yang disebut Ragam Basa Hormat / Lemes (halus) dan Ragam Basa Loma. Ragam Basa Hormat / Lemes biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang yang dihormat. Sedangkan Ragam Basa Loma biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang atau teman yang sudah akrab.
Sebelumnya, dalam bahasa Sunda pernah tercatat ada sampai delapan tingkatan atau ragam bahasa, mulai dari yang paling halus sampai dengan yang paling kasar. Dari delapan tingkatan atau ragam bahasa tersebut, sebanyak enam tingkatan adalah merupakan bahasa Sunda yang halus, dan dua tingkatan untuk bahasa Sunda yang kasar atau dalam bahasa Sunda disebut bahasa "loma". Tetapi saat ini telah resmi ditetapkan bahwa dalam bahasa Sunda hanya ada dua tingkatan atau ragam bahasa saja.
Menurut sejarah, sebelumnya dalam bahasa Sunda hanya digunakan bahasa "loma" saja. Tetapi setelah daerah Sunda atau Jawa Barat berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram, mulai dikenalkan adanya ragam bahasa halus dan kasar. Daerah Sunda yang tidak pernah berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram adalah daerah Banten. Oleh sebab itu penduduk yang berasal dari daerah Banten sampai sekarang banyak yang masih menggunakan bahasa "loma", dimana bagi sebagian besar orang Sunda, selain penduduk Banten, bahasa "loma" tersebut dianggap sebagai bahasa yang kasar. Padahal sebetulnya bahasa "loma" tersebut adalah merupakan bahasa Sunda yang asli.
Dalam bahasa Sunda, saat ini telah secara resmi ditetapkan bahwa ragam bahasa yang ada dalam bahasa Sunda ada dua, yaitu yang disebut Ragam Basa Hormat / Lemes (halus) dan Ragam Basa Loma. Ragam Basa Hormat / Lemes biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang yang dihormat. Sedangkan Ragam Basa Loma biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang atau teman yang sudah akrab.
Sebelumnya, dalam bahasa Sunda pernah tercatat ada sampai delapan tingkatan atau ragam bahasa, mulai dari yang paling halus sampai dengan yang paling kasar. Dari delapan tingkatan atau ragam bahasa tersebut, sebanyak enam tingkatan adalah merupakan bahasa Sunda yang halus, dan dua tingkatan untuk bahasa Sunda yang kasar atau dalam bahasa Sunda disebut bahasa "loma". Tetapi saat ini telah resmi ditetapkan bahwa dalam bahasa Sunda hanya ada dua tingkatan atau ragam bahasa saja.
Menurut sejarah, sebelumnya dalam bahasa Sunda hanya digunakan bahasa "loma" saja. Tetapi setelah daerah Sunda atau Jawa Barat berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram, mulai dikenalkan adanya ragam bahasa halus dan kasar. Daerah Sunda yang tidak pernah berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram adalah daerah Banten. Oleh sebab itu penduduk yang berasal dari daerah Banten sampai sekarang banyak yang masih menggunakan bahasa "loma", dimana bagi sebagian besar orang Sunda, selain penduduk Banten, bahasa "loma" tersebut dianggap sebagai bahasa yang kasar. Padahal sebetulnya bahasa "loma" tersebut adalah merupakan bahasa Sunda yang asli.