Manusia purba menyikapi fenomena alam yang keras dan tidak stabil dengan berbagai cara, antara lain:
Berlindung dalam gua. Manusia purba menggunakan gua alami sebagai tempat tinggal untuk melindungi diri dari cuaca ekstrem dan binatang buas. Mereka juga berburu dan mengumpulkan makanan di sekitar gua untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menggunakan kulit hewan sebagai pakaian. Manusia purba yang hidup di iklim dingin membuat pakaian dari kulit hewan untuk menghangatkan tubuh mereka. Pakaian tersebut juga bisa digunakan sebagai kantong tidur dan gendongan bayi.
Menyesuaikan bentuk tubuh dengan lingkungan. Manusia purba yang hidup di iklim dingin memiliki tubuh yang lebih kekar dan lebih pendek untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Sedangkan manusia purba yang hidup di iklim panas memiliki tubuh yang kurus dengan kaki yang panjang untuk mempermudah penguapan panas tubuh.
Menyesuaikan jenis rambut dengan lingkungan. Manusia purba yang hidup di iklim panas memiliki rambut yang keriting dan tidak menutupi leher untuk memudahkan penguapan panas dan keringat. Sedangkan manusia purba yang hidup di iklim dingin memiliki rambut yang lurus dan menutupi leher untuk membantu insulasi panas dan memberikan kehangatan tambahan.
Pengaruh fenomena alam yang keras dan tidak stabil terhadap kondisi fisik manusia purba adalah:
Membuat fisik manusia purba lebih kuat. Manusia purba tidak memiliki alat transportasi, sehingga mereka harus berjalan kaki sejauh bermil-mil sambil membawa berbagai bawaan. Hal ini membuat tulang dan otot mereka lebih kuat daripada manusia modern.
Membuat sistem imun manusia purba lebih tangguh. Manusia purba terpapar berbagai penyakit dan infeksi akibat lingkungan yang kotor dan tidak higienis. Hal ini membuat sistem imun mereka lebih berkembang dan mampu melawan berbagai patogen.
Jawaban:
Manusia purba menyikapi fenomena alam yang keras dan tidak stabil dengan berbagai cara, antara lain:
Pengaruh fenomena alam yang keras dan tidak stabil terhadap kondisi fisik manusia purba adalah: