Bagaimana cara kita menyimpan dan menggunakan suatu ingatan.?
Ryder11
Yaitu dengan memahami apa yang sedang ingin kita simpan. Otomatis kita akan berhasil menyimpan suatu ingatan dengan baaik dan dapat digunakan kapan saja.
0 votes Thanks 1
MahatirAkanMembantu
Ingatan, berdasarkan sejumlah penelitian dan teori-teori terbaru, adalah informasi-informasi yang tersimpan di dalam otak. Proses mengingat tersebut terjadi dalam bentuk aktivitas neuron (sel-sel saraf) di salah satu bagian otak bernama hippocampus, dan selanjutnya membentuk jaringan sel saraf (neural network) di seluruh bagian otak.
Dengan kata lain, para ilmuwan menggambarkan proses mengingat itu sebagai proses terbentuknya gambaran-gambaran dalam pikiran, yang tidak lain adalah sel-sel saraf yang terhubung atau berkombinasi satu sama lain membentuk pola-pola tertentu.
— Dengan pendekatan ini, para ilmuwan berusaha menjelaskan semua fenomena yang berkaitan dengan ingatan, misalnya bagaimana terjadinya lupa, lupa sementara, lupa permanen, ingatan sementara, ingatan permanen, ingatan traumatis, ingatan spontan, ingatan sadar, ingatan verbal, ingatan suara dsb.
— Pendekatan ilmiah ini kenyataannya memang mampu menjelaskan berbagai gejala-gejala yang berkaitan dengan “ingatan”, bahwa terjadi fenomena kimiawi atau biologis ketika orang lupa, hilang ingatan atau trauma. Misalnya, orang yang mengidap penyakit alzheimer, memiliki volume otak yang lebih kecil, atau orang-orang yang memiliki pengalaman/ingatan traumatis melepaskan zat endorpin di dalam otaknya.
— Menurut saya, fenomena ingatan tidak bisa hanya dijelaskan dari pendekatan ilmiah saja berdasarkan gejala-gejala kimiawi atau biologis yang terjadi dalam otak. Karena ketika kita “mengingat”, kita mendapatkan gambaran-gambaran hidup dalam pikiran kita; ingatan tentang musik yang indah, bau yang enak, rasa yang lezat, kenangan pahit, kenangan manis dsb. Bagaimana proses-proses kimia dan biologi itu dipersepsi dan diterjemahkan sebagai gambaran-gambaran hidup seperti itu? Saya kira masalah ini tidak dapat dipahami sepenuhnya dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah, apa pun itu, hanya dapat menjelaskan gejala-gejala fisik yang teramati dalam proses “mengingat”.
Dengan kata lain, para ilmuwan menggambarkan proses mengingat itu sebagai proses terbentuknya gambaran-gambaran dalam pikiran, yang tidak lain adalah sel-sel saraf yang terhubung atau berkombinasi satu sama lain membentuk pola-pola tertentu.
—
Dengan pendekatan ini, para ilmuwan berusaha menjelaskan semua fenomena yang berkaitan dengan ingatan, misalnya bagaimana terjadinya lupa, lupa sementara, lupa permanen, ingatan sementara, ingatan permanen, ingatan traumatis, ingatan spontan, ingatan sadar, ingatan verbal, ingatan suara dsb.
—
Pendekatan ilmiah ini kenyataannya memang mampu menjelaskan berbagai gejala-gejala yang berkaitan dengan “ingatan”, bahwa terjadi fenomena kimiawi atau biologis ketika orang lupa, hilang ingatan atau trauma. Misalnya, orang yang mengidap penyakit alzheimer, memiliki volume otak yang lebih kecil, atau orang-orang yang memiliki pengalaman/ingatan traumatis melepaskan zat endorpin di dalam otaknya.
—
Menurut saya, fenomena ingatan tidak bisa hanya dijelaskan dari pendekatan ilmiah saja berdasarkan gejala-gejala kimiawi atau biologis yang terjadi dalam otak. Karena ketika kita “mengingat”, kita mendapatkan gambaran-gambaran hidup dalam pikiran kita; ingatan tentang musik yang indah, bau yang enak, rasa yang lezat, kenangan pahit, kenangan manis dsb. Bagaimana proses-proses kimia dan biologi itu dipersepsi dan diterjemahkan sebagai gambaran-gambaran hidup seperti itu? Saya kira masalah ini tidak dapat dipahami sepenuhnya dengan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah, apa pun itu, hanya dapat menjelaskan gejala-gejala fisik yang teramati dalam proses “mengingat”.
SEMUGA MEMBANTU