B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar ! Karena Kasihmu
Karya : Amir Hamzah
Karena kasihmu Engkau tentukan waktu Sehari lima kali kita bertemu Aku anginkan rupamu Kulebihi sekali Sebelum cuaca menali sutera Berulang-ulang kuintai-intai Terus menerus kurasa-rasakan Sampai sekarang tiada tercapai Hasrat sukma idaman badan Pujiku dikau laguan kawi Datang turun dari datuku Diujung lidah engkau letakkan Piatu teruna di tengah gembala Sunyi sepi pitunang Poyang Tadak meretak dendang dambaku Layang lagu tiada melangsing Haram gemerencing genta rebana
Hatiku, hatiku Hatiku sayang tiada bahagia Hatiku kecil berduka raya Hilang ia yang dilihatnya
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang Segenap warga desa mengepung hutan itu Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal! Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa. Majulah Joko Pandan! Di mana ia? Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang. Joko Pandan! Di mana ia! Hanya padanya seorang kukandung dosa. Bedah perutnya tapi masih setan ia Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di manakah ia! Hanya padanya seorang kukandung dosa. Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba. Pada langkah pertama keduanya sama baja. Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah. Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang Ia telah membunuh bapaknya. Kita bergantian menghirup asam Batuk dan lemas terceruk Marah dan terbaret-baret Cinta membuat kita bertahan dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok Mengira lelah akan hilang di ujung terowongan yang terang Namun cinta tidak membawa kita memahami satu sama lain Kadang kita merasa beruntung Namun harusnya kita merenung Akankah kita sampai di altar Dengan berlari terpatah-patah Mengapa cinta tak mengajari kita Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus Serut-serut sinar matahari Sementara kita sudah lupa rasanya mengalir bersama kehidupan Melupakan hal-hal kecil yang dulu termaafkan Mengapa kita saling menyembunyikan Mengapa marah dengan keadaan? Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan? Kita percaya pada cinta Yang borok dan tak sederhana Kita tertangkap jatuh terperangkap Dalam balada orang-orang tercinta 4. Tentukan majas dalam puisi tersebut dan berikan bukti larik puisi tersebut ! 5. Simpulkan puisi tersebut!
Jawaban:
1.isi puisi tersebut adalah mendeskripsikan seseorng yang merutnya sngat berharga
2.
3.puisi tersebut dituliskan kembali
4.
5.simpulkan isi puisi tersebut dengan mengisikan isi puisi tersebut makna puisi.