November 2018 1 26 Report
Apakah teks di bawah ini termasuk ke dalam monolog anekdot? Tolong dijawab;)


Nahkoda Nusantara


Suatu siang yang terik, saya sedang berjalan-jalan di sekitar komplek. Lalu saya melihat bendera merah putih masih berkibar, padahal waktu itu bulan Agustus sudah lewat. Tiba-tiba terlintas di pikiran saya kalau Indonesia itu seperti kapal tua, yang berlayar tak tahu arah. Arah nya ada, hanya nahkodanya yang tak bisa membaca. Indonesia itu memang seperti kapal tua, dengan penumpang yang berbagai rupa, ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua, bersatu dalam Nusantara. Enam kali sudah kita ganti nahkoda, tapi masih jauh dari kata sejahtera.

Nahkoda pertama, sang proklamator bersama Hatta, membangun dengan semangat Pancasila, dan terkenal di kalangan wanita. Ia pernah berkata, mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda. Tapi itu kan kurang satu untuk tim sepakbola. Kalau begini kapan baru kita ikut piala dunia?

Nahkoda kedua, 32 tahun berkuasa. Datang dengan program pembangunan bernama pelita. Penumpang bersuara, berakhir di penjara, atau hilang di lautan tanpa berita.

Nahkoda ketiga, sang wakil yang naik tahta, mewarisi pecah belahnya masa orde baru. Belum sempat menjelajah samudera, ia terhenti di tahun pertama. Dibanggakan di Eropa, dipermainkan di Indonesia. Jerman dapat ilmunya, kita dapat apa? Antrian panjang nonton film nya.

Nahkoda selanjutnya, Sang Kiai dengan hati terbuka. Ia terhenti dalam sidang istimewa. Ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana, potong bebek saja. Gitu aja kok repot. Kata Gusdur featuring Ursula.

Nahkoda kelima, nahkoda pertama seorang wanita. Kata bapaknya, berikan aku sepuluh pemuda. Tapi apa daya, itu diluar kemampuannya. Kalau mau sepuluh pemuda, ambil saja dari followersnya Raditya Dika. Cemungud yah kaka.

Nahkoda keenam. Dua pemilu mengungguli perolehan suara. Dua kali disumpah atas nama garuda. Tapi itu hanya awal cerita. Cerita panjangnya terpampang di banyak media. Lapindo, Munir, centuri, hambalang, kami menolak lupa!

Kini 2014 telah tiba. Saatnya kita kembali memilih nahkoda. Pastikan dia yang mengerti Bhinneka Tunggal Ika, bukan boneka milik Amerika! Dia yang mengerti suara kita, suara kalau Indonesia bisa! Bukan suara ‘aitakata’ ‘ea ea’atau ‘folbek donk kaka’

Inilah cerita kapal tua kita. Lalu kemudian saya melihat orang-orang sekitar melirik saya dengan tatapan aneh. Saya bingung mengapa mereka melihat saya seperti itu. Mungkin saya melamun terlalu lama! Seberapa lamakah? 10 menit? Atau 15 menit? Sangat memalukan! Tidak dapat dibayangkan, melihat bendera merah putih saja bisa membuat melamun begitu, bagaimana kalau melihat burung garuda atau Bung Karno secara langsung? Mungkin Indonesia terlalu indah untuk dilirik.

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.