Gerak Brown dapat dijelaskan melalui tumbukan tak teratur secara terus-menerus dan cenderung acak antara partikel-partikel fase terdispersi dengan medium pendispersi.
Gerak Brown disebabkan oleh perbedaan jumlah tumbukan partikel koloid dengan molekul medium pendispersi. Ketika bertumbukan, partikel-partikel tersebut bergerak dengan arah dan kecepatan yang tidak sama yang selanjutnya bertemu dengan molekul-molekul medium pendispersi lain sehingga menimbulkan gerakan yang bersifat zigzag, yakni terjadinya gerakan yang tidak selalu menempuh garis lurus namun berubah arah.
Pelengkap Penjelasan
Gerak Brown diamati pertama kali pada serbuk sari oleh seorang ahli Botani Inggris, Robert Brown, tahun 1827. Gerak Brown dikembangkan secara teori kuantitatif oleh Einsteins (1905) dan Smoluchevsky (1906).
Gerak Brown dapat diamati di bawah mikroskop ultra yang khusus digunakan untuk mempelajari partikel koloid. Hasil pengamatan di bawah mikroskop ultra memperlihatkan bahwa partikel bergerak ke sana kemari tanpa beristirahat dengan cara zigzag.
Gerak partikel tak tergantung pada sifat koloid, namun bergantung pada ukuran partikel koloid. Ukuran partikel sangat penting dalam menentukan gerak Brown. Partikel yang lebih kecil akan menghasilkan gerak Brown yang lebih besar.
Gerak Brown juga bergantung pada faktor penting lainnya, yakni viskositas (tingkat kekentalan) medium pendispersi. Jika medium memiliki viskositas sangat tinggi, maka pergerakan partikel koloid dibatasi. Karena kekentalan menghalangi pergerakan partikel koloid sehingga memperlambat pergerakan fasa yang terdispersi, mengakibatkan terbatasnya gerak Brown.
Kelas : XI
Pelajaran : Kimia
Kategori : Koloid
Kata Kunci : Koloid, Gerak Brown, Penyebab
Penjelasan Utama
Gerak Brown dapat dijelaskan melalui tumbukan tak teratur secara terus-menerus dan cenderung acak antara partikel-partikel fase terdispersi dengan medium pendispersi.
Gerak Brown disebabkan oleh perbedaan jumlah tumbukan partikel koloid dengan molekul medium pendispersi. Ketika bertumbukan, partikel-partikel tersebut bergerak dengan arah dan kecepatan yang tidak sama yang selanjutnya bertemu dengan molekul-molekul medium pendispersi lain sehingga menimbulkan gerakan yang bersifat zigzag, yakni terjadinya gerakan yang tidak selalu menempuh garis lurus namun berubah arah.
Pelengkap Penjelasan
Gerak Brown diamati pertama kali pada serbuk sari oleh seorang ahli Botani Inggris, Robert Brown, tahun 1827. Gerak Brown dikembangkan secara teori kuantitatif oleh Einsteins (1905) dan Smoluchevsky (1906).
Gerak Brown dapat diamati di bawah mikroskop ultra yang khusus digunakan untuk mempelajari partikel koloid. Hasil pengamatan di bawah mikroskop ultra memperlihatkan bahwa partikel bergerak ke sana kemari tanpa beristirahat dengan cara zigzag.
Gerak partikel tak tergantung pada sifat koloid, namun bergantung pada ukuran partikel koloid. Ukuran partikel sangat penting dalam menentukan gerak Brown. Partikel yang lebih kecil akan menghasilkan gerak Brown yang lebih besar.
Gerak Brown juga bergantung pada faktor penting lainnya, yakni viskositas (tingkat kekentalan) medium pendispersi. Jika medium memiliki viskositas sangat tinggi, maka pergerakan partikel koloid dibatasi. Karena kekentalan menghalangi pergerakan partikel koloid sehingga memperlambat pergerakan fasa yang terdispersi, mengakibatkan terbatasnya gerak Brown.