scondianova12
Syarat-syarat isim bisa dibentuk tatsniyah, sebagai berikut: Mu’rob (menerima i’rob) Maka lafadz yang mabni (lawan mu’rob) tidak bisa dibentuk tatsniyah. Adapun lafadzالّذان, الّتان, ذان, تان yang natabenenya sebagai isim-isim yang mabny) bukan merupakan bentuk tatsniyahnya lafadz الّذي, الّتي, ذي, تيakan tetapi merupakan lafadz-lafadz yang dibentuk (sejak awal) sebagai lafadz yang menunjukkan arti ganda. Mufrod Maka lafadz-lafadz dlam bentuk jama’ dan tatsniyah tidak dapat ditatsniyahkan. Munakkar (isim nakiroh/ tidak ma’rifat) Maka lafadz yang digunakan untuk nama/‘alam (العَلَم) dan masih mempertahankan status kema’rifatannya tidak dapat ditatsniyahkan. Jika bermaksud membentuk tatsniyah dari isim ’alam maka isim ’alam tersebut diniatkan sebagai isim nakiroh dengan memasang ال ,karena isim nakiroh adalah isim yang bisa menerima ال , seperti: الزيدان Tidak ditarkib Maka lafadz yang sudah ditarkib (dirangkai) baik tarkib isnady maupun tarkib mazji tidak bisa ditatsniyahkan. Seperti lafadz بعلبك (tarkib mazji) dan تأبّطَ شرّاً(tarkib isnady) yang digunakan sebagai nama. Adapun tarkib idlofy dapat dibentuk tasniyah dengan mentatsniyahkan juz (bagian) yang pertama, contoh: عبد الله menjadi عبدا الله danخادم الدار menjadi خادما الدار Cocok lafadznya Maka lafadz ابوين yang merupakan ringkasan dari اب وأمّ bukan tatsniyah melainkan mulhaq bit-tatsniyah. Cocok ma’nanya Maka dua lafadz yang ma’nanya beda tidak dapat dibentuk tatsniyah. Seperti lafadzعين و عين yang salah satunya dikehendaki ma’na mata dan yang satunya lagi dikehendaki ma’na mata air (sumber) tidak boleh ditatsniyahkan menjadi عينان . Memiliki padan Maka lafadz قمر (rembulan) yang mana tidak mempunyai padan karena di bumi hanya ada satu rembulan, tidak dapat ditatsniyahkan. Adapun lafadz قمرَيْنِ yang berasal dari شمس و قمر adalah Mulhaq bit tatsniyah bukan isim tatsniyah. Tidak terwakili oleh lafadz yang lain Maka lafadz سواء (berarti: ‘sama’) tidak bisa dibentuk tatsniyah karena sudah terwakili (tercukupi) oleh tatsniyahnya lafadz ,سي yakniسيانِ (berarti: kedua-duanya sama). Tidak boleh dikatakan سواءانِ . jika ada isim yang menunjukkan arti dua/ganda dan tidak memenuhi syarat-syarat di atas maka disebut Mulhaq bit tatsniyah (ملحق بالتثنية). Ada beberapa isim yang i’robnya disamakan (Mulhaq) dengan isim tatsniyah, yaitu: اثنان, اثنتان, ثنتان isim-isim tersebut bukan isim tatsniyah karena tidak mempunyai bentuk mufrod (tunggal). Jadi, isim-isim tersebut bukan merupakan bentuk ringkasan dari dua isim yang di’athofkan. كلا, كلتا yang diidlofahkan pada isim dlomir. Jika di’athofkan pada isim dhohir, maka menggunakan i’rob taqdiry yakni dengan harokat (tanda i’rob asli) yang dikira-kirakan pada huruf alif. Karena! Ingat! Alif selamanya tidak mampu menyandang harokat
Mu’rob (menerima i’rob)
Maka lafadz yang mabni (lawan mu’rob) tidak bisa dibentuk tatsniyah. Adapun lafadzالّذان, الّتان, ذان, تان yang natabenenya sebagai isim-isim yang mabny) bukan merupakan bentuk tatsniyahnya lafadz الّذي, الّتي, ذي, تيakan tetapi merupakan lafadz-lafadz yang dibentuk (sejak awal) sebagai lafadz yang menunjukkan arti ganda.
Mufrod
Maka lafadz-lafadz dlam bentuk jama’ dan tatsniyah tidak dapat ditatsniyahkan.
Munakkar (isim nakiroh/ tidak ma’rifat)
Maka lafadz yang digunakan untuk nama/‘alam (العَلَم) dan masih mempertahankan status kema’rifatannya tidak dapat ditatsniyahkan. Jika bermaksud membentuk tatsniyah dari isim ’alam maka isim ’alam tersebut diniatkan sebagai isim nakiroh dengan memasang ال ,karena isim nakiroh adalah isim yang bisa menerima ال , seperti: الزيدان
Tidak ditarkib
Maka lafadz yang sudah ditarkib (dirangkai) baik tarkib isnady maupun tarkib mazji tidak bisa ditatsniyahkan. Seperti lafadz بعلبك (tarkib mazji) dan تأبّطَ شرّاً(tarkib isnady) yang digunakan sebagai nama. Adapun tarkib idlofy dapat dibentuk tasniyah dengan mentatsniyahkan juz (bagian) yang pertama, contoh: عبد الله menjadi عبدا الله danخادم الدار menjadi خادما الدار
Cocok lafadznya
Maka lafadz ابوين yang merupakan ringkasan dari اب وأمّ bukan tatsniyah melainkan mulhaq bit-tatsniyah.
Cocok ma’nanya
Maka dua lafadz yang ma’nanya beda tidak dapat dibentuk tatsniyah. Seperti lafadzعين و عين yang salah satunya dikehendaki ma’na mata dan yang satunya lagi dikehendaki ma’na mata air (sumber) tidak boleh ditatsniyahkan menjadi عينان .
Memiliki padan
Maka lafadz قمر (rembulan) yang mana tidak mempunyai padan karena di bumi hanya ada satu rembulan, tidak dapat ditatsniyahkan. Adapun lafadz قمرَيْنِ yang berasal dari شمس و قمر adalah Mulhaq bit tatsniyah bukan isim tatsniyah.
Tidak terwakili oleh lafadz yang lain
Maka lafadz سواء (berarti: ‘sama’) tidak bisa dibentuk tatsniyah karena sudah terwakili (tercukupi) oleh tatsniyahnya lafadz ,سي yakniسيانِ (berarti: kedua-duanya sama). Tidak boleh dikatakan سواءانِ .
jika ada isim yang menunjukkan arti dua/ganda dan tidak memenuhi syarat-syarat di atas maka disebut Mulhaq bit tatsniyah (ملحق بالتثنية).
Ada beberapa isim yang i’robnya disamakan (Mulhaq) dengan isim tatsniyah, yaitu:
اثنان, اثنتان, ثنتان isim-isim tersebut bukan isim tatsniyah karena tidak mempunyai bentuk mufrod (tunggal). Jadi, isim-isim tersebut bukan merupakan bentuk ringkasan dari dua isim yang di’athofkan.
كلا, كلتا yang diidlofahkan pada isim dlomir. Jika di’athofkan pada isim dhohir, maka menggunakan i’rob taqdiry yakni dengan harokat (tanda i’rob asli) yang dikira-kirakan pada huruf alif. Karena! Ingat! Alif selamanya tidak mampu menyandang harokat