clarapristiwari
Mata peajaran: IPS Sejarah kelas: 6 SD kategori: perkembangan agama Islam di Indonesia kata kunci: pengaruh Islam, pendidikan Islam
Jawaban singkat: Pengaruh islam di bidang pendidikan di Nusantara, khususnya Indonesia yaitu munculnya pengajian di langgar atau masjid sebagai sarana pendidikan, munculnya pondok-pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang diasuh oleh kyai.
Pembahasan: Nusantara memiliki letak yang strategis dalam rangka pelayaran dan perdagangan yang merupakan salah satu sarana masuknya ajaran Islam. Para saudagar Islam, ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap penyebaran Islam. Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang) guna menyebarkan dakwah Islamnya. Istilah “pesantren” berasal dari ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama. Di sinilah calon-calon santri yang tadinya non muslim dididik oleh guru-guru mereka untuk membaca Al-Quran, baca tulis huruf Arab, dan segenap aspek Islam lainnya. Materi-materi yang diajarkannya sebagai besar meliputi hukum (syariat) Islam Para Wali di Jawa.
Sistem pendidikan Islam tradisional di pondok-pondok pesantren belum tersentuh sistem pendidikan ala Barat berlangsung hingga abad ke-18. Setelah pendidikan formal Barat diperkenalkan, materi-materi yang diajarkan di pesantren bertambah. Malah banyak di antaranya pesantren tersebut yang menjadi pelopor perlawan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Atas nama Tuhan dan semangat jihad melawan kaum penjajah yang kebetulan berbeda keyakinan, pondok-pondok pesantren merupakan pusat perlawanan.
kelas: 6 SD
kategori: perkembangan agama Islam di Indonesia
kata kunci: pengaruh Islam, pendidikan Islam
Jawaban singkat: Pengaruh islam di bidang pendidikan di Nusantara, khususnya Indonesia yaitu munculnya pengajian di langgar atau masjid sebagai sarana pendidikan, munculnya pondok-pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang diasuh oleh kyai.
Pembahasan:
Nusantara memiliki letak yang strategis dalam rangka pelayaran dan perdagangan yang merupakan salah satu sarana masuknya ajaran Islam. Para saudagar Islam, ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap penyebaran Islam. Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang) guna menyebarkan dakwah Islamnya. Istilah “pesantren” berasal dari ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama. Di sinilah calon-calon santri yang tadinya non muslim dididik oleh guru-guru mereka untuk membaca Al-Quran, baca tulis huruf Arab, dan segenap aspek Islam lainnya. Materi-materi yang diajarkannya sebagai besar meliputi hukum (syariat) Islam Para Wali di Jawa.
Sistem pendidikan Islam tradisional di pondok-pondok pesantren belum tersentuh sistem pendidikan ala Barat berlangsung hingga abad ke-18. Setelah pendidikan formal Barat diperkenalkan, materi-materi yang diajarkan di pesantren bertambah. Malah banyak di antaranya pesantren tersebut yang menjadi pelopor perlawan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Atas nama Tuhan dan semangat jihad melawan kaum penjajah yang kebetulan berbeda keyakinan, pondok-pondok pesantren merupakan pusat perlawanan.