stebaal
Sebenarnya bagus tapi lebih bgus blajar disekolah,karna dapat begaul dengan teman.
2 votes Thanks 2
aryagading
Saya berpendapat bahwa homeschooling, belajar di rumah, masih menjadi pro- kontra. Tidak semua orang tua setuju anak-anaknya belajar di rumah. Mereka masih ragu dengan metode belajar homeschooling untuk perkembangan prestasi maupun perkembangan sang anak. Ada beberapa dampak positif dan negatif yang perlu Anda ketahui dari pola pengajaran homeschooling, seperti yang dikutip dari WebMD dan Conectique: Dampak positif: 1. Kebebasan belajar Anak-anak mempunyai pilihan untuk belajar. Mereka bebas menentukan apa yang ingin mereka pelajari dan kapan mereka ingin belajar. Mereka juga tidak selalu berkutat pada tugas sekolah yang terkadang memberatkan. 2. Terlepas dari beban fisik Berdasarkan pengalaman mengikuti homeschooling , anak- anak memiliki banyak waktu luang. Ritme kehidupan mereka tidak lagi berputar pada jam sekolah anak, tugas sekolah ataupun pertemuan di sekolah yang wajib mereka hadiri. 3. Kebebasan emosional. Tekanan, kompetisi dan kebosanan merupakan bagian yang paling khas dari sekolah. Pergaulan bebas, tawuran, rokok dan obat-obat terlarang juga merupakan hal yang ditakuti orangtua yang tak bisa mengawasi putra-putrinya sepanjang waktu. Dengan homeschooling, pengaruh negatif ini dapat dihindari. Mereka juga bisa berpenampilan, bertindak ataupun berpikir sesuai kata hatinya, tanpa perlu takut. 4. Hubungan keluarga semakin dekat. Homeschooling berperan penting dalam meningkatkan hubungan antarsemua anggota keluarga. Ini sangat menguntungkan bagi orang tua yang memiliki anak berusia belia. Umumnya, di usia yang masih belia, mereka cenderung bersikap suka menentang dan berperilaku destruktif. Namun dampak ini berkurang setelah mereka mengikuti homeschooling. 5. Istirahat cukup. Tidur sangat penting bagi kesehatan emosional dan fisik anak, terutama anak berusia belasan tahun. Rutinitas bangun pagi pada sekolah umum, terkadang membuat mereka merasa letih, terutama yang tidak terbiasa bangun pagi. Namun dengan homeschooling, mereka bisa mengatur jadwal tidurnya dengan baik. Dampak negatif: 1. Bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani homeschooling , mungkin agak sulit untuk mengatur waktu. Karena kesibukan di kantor, seringkali Anda tak punya waktu untuk melibatkan dan berinteraksi dengan si kecil saat belajar. Padahal salah satu keberhasilan metode ini adalah dukungan dari orangtua. 2. Jika Anda memilih homeschooling untuk anak-anak berarti Anda harus siap menghabiskan waktu dengan mereka lebih banyak. Kalau Anda tidak menikmati kebersamaan dengan mereka, maka homeschooling bukanlah pilihan yang tepat. 3. Biaya pendidikan yang mahal. Bagi orangtua yang baru saja membina karier, finansial adalah salah satu masalah yang dihadapi. Dapat dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan homeschooling lebih besar dibanding dengan pendidikan formil disekolah umum. 4. Tidak ada kompetisi atau persaingan. Anak tidak bisa membandingkan sampai di mana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusia dia. Selain itu anak belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya. 5. Lingkup interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial terbatas. Padahal hal inilah yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat
kontra. Tidak semua orang tua setuju anak-anaknya
belajar di rumah. Mereka masih ragu dengan metode
belajar homeschooling untuk perkembangan prestasi
maupun perkembangan sang anak.
Ada beberapa dampak positif dan negatif yang perlu Anda
ketahui dari pola pengajaran homeschooling, seperti yang
dikutip dari WebMD dan Conectique:
Dampak positif:
1. Kebebasan belajar
Anak-anak mempunyai pilihan untuk belajar. Mereka bebas
menentukan apa yang ingin mereka pelajari dan kapan
mereka ingin belajar. Mereka juga tidak selalu berkutat pada
tugas sekolah yang terkadang memberatkan.
2. Terlepas dari beban fisik
Berdasarkan pengalaman mengikuti homeschooling , anak-
anak memiliki banyak waktu luang. Ritme kehidupan mereka
tidak lagi berputar pada jam sekolah anak, tugas sekolah
ataupun pertemuan di sekolah yang wajib mereka hadiri.
3. Kebebasan emosional.
Tekanan, kompetisi dan kebosanan merupakan bagian yang
paling khas dari sekolah. Pergaulan bebas, tawuran, rokok
dan obat-obat terlarang juga merupakan hal yang ditakuti
orangtua yang tak bisa mengawasi putra-putrinya sepanjang
waktu. Dengan homeschooling, pengaruh negatif ini dapat
dihindari. Mereka juga bisa berpenampilan, bertindak
ataupun berpikir sesuai kata hatinya, tanpa perlu takut.
4. Hubungan keluarga semakin dekat.
Homeschooling berperan penting dalam meningkatkan
hubungan antarsemua anggota keluarga. Ini sangat
menguntungkan bagi orang tua yang memiliki anak berusia
belia. Umumnya, di usia yang masih belia, mereka cenderung
bersikap suka menentang dan berperilaku destruktif. Namun
dampak ini berkurang setelah mereka mengikuti
homeschooling.
5. Istirahat cukup.
Tidur sangat penting bagi kesehatan emosional dan fisik
anak, terutama anak berusia belasan tahun. Rutinitas
bangun pagi pada sekolah umum, terkadang membuat
mereka merasa letih, terutama yang tidak terbiasa bangun
pagi. Namun dengan homeschooling, mereka bisa mengatur
jadwal tidurnya dengan baik.
Dampak negatif:
1. Bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani
homeschooling , mungkin agak sulit untuk mengatur waktu.
Karena kesibukan di kantor, seringkali Anda tak punya waktu
untuk melibatkan dan berinteraksi dengan si kecil saat
belajar. Padahal salah satu keberhasilan metode ini adalah
dukungan dari orangtua.
2. Jika Anda memilih homeschooling untuk anak-anak berarti
Anda harus siap menghabiskan waktu dengan mereka lebih
banyak. Kalau Anda tidak menikmati kebersamaan dengan
mereka, maka homeschooling bukanlah pilihan yang tepat.
3. Biaya pendidikan yang mahal. Bagi orangtua yang baru
saja membina karier, finansial adalah salah satu masalah
yang dihadapi. Dapat dipastikan biaya yang dikeluarkan
untuk pendidikan homeschooling lebih besar dibanding
dengan pendidikan formil disekolah umum.
4. Tidak ada kompetisi atau persaingan. Anak tidak bisa
membandingkan sampai di mana kemampuannya dibanding
anak-anak lain seusia dia. Selain itu anak belum tentu
merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika
memang mereka tidak punya pengalaman mengajar
sebelumnya.
5. Lingkup interaksi dengan teman sebaya dari berbagai
status sosial terbatas. Padahal hal inilah yang dapat
memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di
masyarakat