1. Sumber pengetahuan: Dalam budaya empirisme, pengetahuan didasarkan pada pengalaman indrawi dan observasi langsung.
2. Pendekatan ilmiah: Empirisme menekankan metode ilmiah yang mendasarkan pengetahuan pada observasi dan eksperimen.
3. Objektivitas: Empirisme menekankan objektivitas dalam memperoleh pengetahuan, dengan mengabaikan pengalaman subjektif seseorang.
4. Realitas eksistensial: Empirisme cenderung memandang realitas sebagai sesuatu yang terbatas pada apa yang dapat diamati secara fisik.
5. Kepercayaan dan agama: Empirisme sering kali memiliki pandangan skeptis atau skeptisisme terhadap keyakinan agama atau kepercayaan yang tidak teruji secara empiris.
6. Konsep pengetahuan: Empirisme cenderung memandang pengetahuan sebagai akumulasi fakta dan pengamatan yang dapat dipercaya.
7. Keseimbangan antara akal dan pengalaman: Empirisme menekankan pentingnya pengalaman dalam memperoleh pengetahuan, sementara akal cenderung dianggap sebagai alat yang lebih rendah.
8. Nilai-nilai etis: Empirisme cenderung tidak memiliki dasar etis yang kuat, dengan menekankan pada analisis faktual dan objektif.
9. Interpretasi dan makna: Empirisme sering kali menekankan pada fakta dan pengamatan nyata, dengan mengurangi peran interpretasi dan makna subjektif.
10. Fokus pada materi: Empirisme cenderung memfokuskan perhatian pada hal-hal yang dapat diamati secara fisik, seperti materi atau fenomena alam.
Jawaban:
1. Sumber pengetahuan: Dalam budaya empirisme, pengetahuan didasarkan pada pengalaman indrawi dan observasi langsung.
2. Pendekatan ilmiah: Empirisme menekankan metode ilmiah yang mendasarkan pengetahuan pada observasi dan eksperimen.
3. Objektivitas: Empirisme menekankan objektivitas dalam memperoleh pengetahuan, dengan mengabaikan pengalaman subjektif seseorang.
4. Realitas eksistensial: Empirisme cenderung memandang realitas sebagai sesuatu yang terbatas pada apa yang dapat diamati secara fisik.
5. Kepercayaan dan agama: Empirisme sering kali memiliki pandangan skeptis atau skeptisisme terhadap keyakinan agama atau kepercayaan yang tidak teruji secara empiris.
6. Konsep pengetahuan: Empirisme cenderung memandang pengetahuan sebagai akumulasi fakta dan pengamatan yang dapat dipercaya.
7. Keseimbangan antara akal dan pengalaman: Empirisme menekankan pentingnya pengalaman dalam memperoleh pengetahuan, sementara akal cenderung dianggap sebagai alat yang lebih rendah.
8. Nilai-nilai etis: Empirisme cenderung tidak memiliki dasar etis yang kuat, dengan menekankan pada analisis faktual dan objektif.
9. Interpretasi dan makna: Empirisme sering kali menekankan pada fakta dan pengamatan nyata, dengan mengurangi peran interpretasi dan makna subjektif.
10. Fokus pada materi: Empirisme cenderung memfokuskan perhatian pada hal-hal yang dapat diamati secara fisik, seperti materi atau fenomena alam.