August 2018 2 19 Report
Apa amanat yang dapat di ambil dari cerita di bawah ini?

Di hutan yang rindang, hidup seekor
anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman
karena teman-temannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. “Maaf
Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam,” kata Cici kelinci
dan teman-temannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih.
“Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada
seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku,” gumam Landi.
Hari-hari berikutnya Landi hanya
melamun di tepi sungai. “Ah, andai saja semua duriku ini hilang, aku bisa bebas
bermain dengan teman-temanku”, kata Landi dalam hati. Landi merasa tidaklah
adil hidupnya ini, selalu dijauhi teman-temannya. Ketika sedang asyik dengan
lamunannya, muncullah Koko Kura-kura. “Apa yang sedang kau lamunkan, Landi?”
sapa Koko mengejutkan. “Ah, tidak ada,” jawab Landi malu. “Jika kau mempunyai
masalah, aku siap mendengarkannya,” kata Koko

Koko kura-kura kemudian duduk di
sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. “Kau tak perlu
khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah!” kata Koko sambil
menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman.
“Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa?” tanya Landi.
“Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa
melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke
dalam. Hebat kan ? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal.
“Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku”, kata Koko kura-kura
sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur.


Suatu hari, teman Landi yang bernama
Sam Kodok berulang tahun. Semua diundang, termasuk Landi Landak.”Ayo Landi, kau
harus datang ke pesta itu,” bujuk Koko kura-kura. “Aku tidak mau karena nanti
teman-teman yang lain pasti akan menjauhiku karena takut tertusuk duri,” kata
Landi dengan sedih. “Jangan khawatir, kau kan tidak sendirian. Aku akan
menemanimu. Di sana banyak kue yang lezat dam tentu saja buah apel loh!”
Mendengar kata apel, Landi menjadi tergoda. Ia memang sangat menyukai apel.
Akhirnya Landi mau juga berangkat bersama Koko kura-kura.
Pesta Sam kodok sangat meriah. Wangi
aneka bunga tercium disetiap sudut ruangan. Ada dua meja panjang diletakkan di
sisi kiri dan kanan halaman Sam kodok. Di atasnya tersedia berbagai macam kue
dan buah-buahan. “Lihat! Di dekat meja ada satu tong sirup apel !, kata Landi”.
Landi dan Koko kura-kura memberikan selamat pada Sam kodok. Setelah meniup
lilin. Semua bertepuk tangan sambil bernyanyi “Selamat Ulang Tahun”. Pada saat
berdansa, semua yang diundang menghindar dari Landi landak. Mereka takut
tertusuk duri Landi landak. Akhirnya, Koko kura-kura lah yang menemani Landi
berdansa.

Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan
itu terhenti dengan teriakan Cici Kelinci. Ia datang sambil berlari ketakutan.
“Awas! Serigala jahat datang! Tolong…! Tolong…! Teriaknya dengan napas
tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri.
Karena tidak bisa berlari, Koko kura-kura langsung memasukkan kepala dan
kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung
tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar teman-teman Landi
tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, “Brukk, aduhhh…” teriak serigala jahat.
Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat
langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya.


“Hore..! Hore…! Hidup Landi Landak!”
semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. “Maafkan
aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku.
Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua,” sesal Cici Kelinci.
Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak
karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak
karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak
merasa kesepian lagi. Teman-temannya tidak takut lagi akan durinya yang tajam.
Bahkan mereka merasa aman jika Landi berada didekat mereka.


#terimakasih:)

More Questions From This User See All

Apakah teks dibawah ini merupakan teks eksemplum? Jika iya apa insidennya? Di taman bunga perumahan green garden tempat tinggal Rima, ada banyak peri-peri kecil yang hidup di sekitar bunga-bunga yang berwarna – warni. Mereka tidak terlihat oleh kasat mata manusia, karena mereka sangat kecil sekali, dan pandai menyamarkan warna baju mereka menyerupai warna kelopak dan mahkota bunga yang ia tinggali. Di sekitar tanaman bunga mawar merah, ada peri-peri yang berbaju merah menyerupai mahkota bunga mawar merah. Disekitar bunga melati, hidup peri-peri yang bajunya menyerupai kelopak bunga melati. Di sekitar bunga terompet ungu hidup peri-peri bunga berbaju menyerupai bunga terompet ungu. Namun, si Rosy peri bunga mawar merah ia sedang jahil dan bosan dengan kostum bajunya. Akhirnya ia mempoles baju dan sayapnya menjadi warna warni, yang seharusnya berwarna merah dan hijau seperti bunga mawar. “Aku bosan memakai baju merah dan hijau, aku mau mengecat bajuku dan sayapku ahhh… dengan pewarna bunga-bunga yang berwarna-warni itu. Biar terlihat cerah dan tidak membosankan.” Kata si Rosy. Suatu hari sepulang dari sekolah, Rima yang masih duduk di bangku sekolah dasar ingin memberi kejutan kepada neneknya yang sedang berulang tahun pada hari itu. “Hari ini nenek ulang tahun, aku belum punya kado untuknya. Mmmm.. kira-kira apa ya, kado untuk nenek…” pikirnya dalam hati sambil berjalan pulang melewati taman-taman bunga di sekitar rumahnya . “Ahh.. aku kasih bunga mawar aja ah.. itu di taman banyak sekali bunga mawar yang sedang bermekaran. Pasti nenek suka, karena harum dan cantik bunga nya.” Rima mendekati taman bunga di sekitar perumahannya yang terdiri dari sederatan bunga mawar merah. Dan seketika itu, Rima melihat si Rosy peri bunga mawar yang sedang terbang di sekitar tanaman bunga mawar merah. Walau kecil, namun Rosy mencolok warna dengan kostum barunya yang warna-warni. “Ihhh apa itu?!! Heyy,,kamu peri ya? Aku tangkap kamu. Aku tangkap,… upss upss yahhh… Heyy… jangan terbang.” “Ahhhhh,,,,legaaa…lega….hampir saja. Hampir saja aku akan ditangkap oleh bocah SD itu. Aku kapokkk.. Aku harus cuci di kolam itu agar smua warna-warni polesan ini luntur oleh air dan kembali ke warna semulaku.” Ujar di Rosy Akhirnya Rima si bocah SD itu pulang dengan beberapa tangkai bunga mawar merah di tangannya, untuk diberikan kepada neneknya yang sedang ulang tahun. Dan Rosy, si peri bunga menyesal atas kecerobohannya, ia tidak akan pernah mencoba memoles badannya lagi dengan warna-warna yang mencolok mata. Karena anak-anak pasti akan mengetahui keberadaannya dan menangkapnya.
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.