Antrean Raskin suatu hari di sebuah perdesaan ada pembagian beras untuk keluarga miskin alias raskin. Pembagian beras itu dilaksanakan di balai desa. Masyarakat harus mengantre untuk mendapatkan beras itu. Karena antrean terlalu panjang, salah seorang warga yang ikut mengantre pun marah- marah. "Ini pasti gara-gara kepala desa yang korupsi. Kita jadi susah begini harus antre panjang," kata warga tersebut. Karena sangat jengkel, warga tersebut lantas meninggalkan antrean pembagian raskin dan mendatangi rumah kepala desa. Ketika dalam perjalanan ke rumah kepala desa, Beran Kg Beras 5 Kg warga tersebut marah-marah. Warga tersebut ingin kepala desa bertanggung jawab. Karena perbuatan kepala desa, para warga harus antre panjang untuk mendapatkan beras. Setelah sampai di rumah kepala desa, ternyata sudah banyak orang yang mengantre ingin memarahi kepala desa. Bahkan, antrean di rumah kepala desa jauh lebih panjang dari antrean di tempat pembagian raskin. Warga yang tadi meninggalkan antrean. pembagian raskin dengan kesal mengomel sendiri, "Kalau harus mengantre juga di rumah kepala desa, mendingan saya mengantre pembagian raskin. soalnya 1.Tentukan struktur dari teks anekdot antrian Raskin seperti abstraksi ,orientasi, krisis dan reaksi 2. Tentukan kaidah kebahasaan dari teks tersebut 3.tentukan unsur interiksi dari texs tersebut bantu jawab dong kk plissss soalnya besok di antar
a. Abstraksi: Berisi pengantar singkat tentang pembagian beras Raskin dan antrean yang terjadi di balai desa.
b. Orientasi: Menjelaskan konteks antrean Raskin di perdesaan, di mana masyarakat harus mengantre di balai desa untuk mendapatkan beras Raskin. Salah seorang warga menjadi marah dan menyalahkan kepala desa atas panjangnya antrean.
c. Krisis: Warga tersebut meninggalkan antrean dan pergi ke rumah kepala desa untuk mengungkapkan kemarahan dan mendesak kepala desa bertanggung jawab.
d. Reaksi: Setelah sampai di rumah kepala desa, warga tersebut menyadari bahwa antrean di sana jauh lebih panjang daripada antrean di tempat pembagian Raskin. Warga yang marah menjadi kesal karena harus mengantre lagi, dan membandingkan antrean di rumah kepala desa dengan antrean di pembagian Raskin.
2. Kaidah kebahasaan dari teks tersebut:
a. Gaya Bahasa: Teks ini menggunakan gaya bahasa sehari-hari atau bahasa informal dalam ungkapan warga yang marah-marah, seperti "Ini pasti gara-gara kepala desa yang korupsi", "Kita jadi susah begini harus antre panjang", dan "mengomel sendiri".
b. Kalimat: Penyampaian dalam bentuk kalimat langsung dan kalimat tidak baku yang mencerminkan ekspresi warga yang marah dan kesal.
c. Istilah: Penggunaan istilah "Raskin" (Rice for the Poor) yang merujuk pada program bantuan pemerintah dalam bentuk beras untuk keluarga miskin.
3. Unsur interiksi dari teks tersebut:
Teks ini menggambarkan ketegangan dan emosi yang dialami oleh warga yang marah akibat antrean yang panjang. Unsur-unsur interiksi dalam teks ini termasuk kemarahan, ketidakpuasan, perasaan kecewa, dan rasa ketidakadilan warga terhadap kepala desa yang diduga korupsi. Interaksi ini memotivasi warga untuk mencari keadilan dan menuntut pertanggungjawaban kepala desa atas keadaan tersebut.
Jawaban:
1. Struktur dari teks anekdot antrean Raskin:
a. Abstraksi: Berisi pengantar singkat tentang pembagian beras Raskin dan antrean yang terjadi di balai desa.
b. Orientasi: Menjelaskan konteks antrean Raskin di perdesaan, di mana masyarakat harus mengantre di balai desa untuk mendapatkan beras Raskin. Salah seorang warga menjadi marah dan menyalahkan kepala desa atas panjangnya antrean.
c. Krisis: Warga tersebut meninggalkan antrean dan pergi ke rumah kepala desa untuk mengungkapkan kemarahan dan mendesak kepala desa bertanggung jawab.
d. Reaksi: Setelah sampai di rumah kepala desa, warga tersebut menyadari bahwa antrean di sana jauh lebih panjang daripada antrean di tempat pembagian Raskin. Warga yang marah menjadi kesal karena harus mengantre lagi, dan membandingkan antrean di rumah kepala desa dengan antrean di pembagian Raskin.
2. Kaidah kebahasaan dari teks tersebut:
a. Gaya Bahasa: Teks ini menggunakan gaya bahasa sehari-hari atau bahasa informal dalam ungkapan warga yang marah-marah, seperti "Ini pasti gara-gara kepala desa yang korupsi", "Kita jadi susah begini harus antre panjang", dan "mengomel sendiri".
b. Kalimat: Penyampaian dalam bentuk kalimat langsung dan kalimat tidak baku yang mencerminkan ekspresi warga yang marah dan kesal.
c. Istilah: Penggunaan istilah "Raskin" (Rice for the Poor) yang merujuk pada program bantuan pemerintah dalam bentuk beras untuk keluarga miskin.
3. Unsur interiksi dari teks tersebut:
Teks ini menggambarkan ketegangan dan emosi yang dialami oleh warga yang marah akibat antrean yang panjang. Unsur-unsur interiksi dalam teks ini termasuk kemarahan, ketidakpuasan, perasaan kecewa, dan rasa ketidakadilan warga terhadap kepala desa yang diduga korupsi. Interaksi ini memotivasi warga untuk mencari keadilan dan menuntut pertanggungjawaban kepala desa atas keadaan tersebut.