5 nama bangunan peningggalan kerajaaan islam, Fungsi dari Ke limanya
buyukku
Peninggalan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara yaang memeluk agama Islam. Islam masuk ke kawasan Sumatra melalui aktivitas perdagangan. Ujung Barat Sumatra merupakan tempat persinggahan yang strategis bagi saudagar Islam yang mempunyai rute Cina-India-Persia-Arab.
Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai
Oleh karena itu, di kawasan ini banyak ditemukan mata uang seperti dirham. Mata uang ini terbuat dari emas dan telah ada sejak raja pertama Kerajaan Samudra Pasai.
Sebagian pedagang itu singgah dan menetap di pesisir Samudra dan membangun permukiman. Disinilah mereka menjalankan aktivitas perdagangan dan kebudayaan. Bahkan, pengaruh Islam berkembang dalam bentuk pemerintahan kerajaan. Pada masa Kerajaan Samudra Pasai, kebudayaan berkembang secara pesat, ditandai adanya karya sastra, kaligrafi, sufistik, dan lain-lain.
Salah satu bukti kehadiran ISlam di kawasan ini terlihat dari nisan peninggalaan Sultan Malik as-Saleh. Batu nisa yang ditemukan di gampong Samudra. Lhoksumawe ini berhiaskan kaligrafi dari kutipan ayat-ayat Al-Qur'an. Diyakini bahwa batu nisan ini merupakan pengaruh kebudayaan Cambay, Gujarat. Sultan Malik as-Saleh meninggal pada tahun 1326 M. Kebesaran raja ini diungkap pula oleh seorang pengelana dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah. Melalui catatan perjalanannya, kita banyak menerima informasi tentang kerajaan Islam di Indonesia.
B. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang memerintah pada tahun 1478-1518 M. Pada abad XV M, Demak merupakan pusat pengembang dan penyebar agama Islam di Jawa. Toko Utama penyebaran agama Islam adalah Wali Sanga. Mereka di kenal sangat ahli dalam menggunakan saluran-saluran kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat untuk mengenalkan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, banyak peninggalan sejarah pada masa ini yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan sebelum Islam.
1. Makam Demak
Makam Demaak terletak di kompleks Masjid demak. Banyak tokoh pendidikan atau perintis Islam di Jawa yag di makamkan di sini. Misalnya makam Raden Patah, Pati Unus, Nyi Ageng Serang, Arya Penangsang, Pangeran Benowo, dan lain-lain.
2. Masjid Agung Demak
Masjid inilah yang menjadi pusat kegiatan para wali dalam menjalankan dakwah Islam. Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia dan mengundung beberapa bentuk kebudayaan Jawa. Misalnya, atap tumpang tersusun tiga, empat buah pilar utama yang merupakan saka guru, serambi dari majapahit, mihbab, pintu berukir, serta beduk dan kentungan peninggalan wali. Salah satu saka guru masjid ini terbuat dari tatal (serpihan kayu) merupakan krya Sunan Kalijaga. Oleh karena telah lapuk, saka guru Masjid Demak kini disimpan di museum yang terletak di samping masjid.
C. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati, tetapi puncak kejayaan saat di bawah Sulat Ageng Tirtayasa. Banten merupakan pelabuhan pertama yang di datangai bangsa Belanda. Peninggalan sejarah yang utama dari kerajaan Banten antara lain sebagaai berikut :
1. Menara Masjid Banten Masjid Agung Banten sudah berdiri ketika Belanda pertama kali belabuh di Banten tahun 1596. Terdapat banyak bangunan di dalam kompleks masjid iniseperti makam para sultan, menara masjid, tiyamah (bangunan dua tingkat dengan arsitektur Eropa yang dulu di gunakan sebagai tempat kumpul untuk membahas masalah keagamaan dan sosial).
Selain itu, ada pula kolam wudhu, dan pawestren (banguan untuk jemaah perempuan), dan istiwa atau jam matahari penunjuk waktu salat. Masjid Banten konon di bangun oleh seorang arsitek Belanda yang telah masuk Islam, yaitu Hendrik Lucaszoon Cardeel.
2. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan di bangun oleh Sultan Maulana Hasanudin secara bertahap antara tahun 1552-1570 M dengan arsitek Hendrik Lucaszoon Cardeel. Dindingnya tinggi, lebih dari dua meter dengan lebar sekitar tujuh meter, dan berwarna coklat. Keraton Surosowan lebih mirip sebuah benteng Belanda yang kukuh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di tempat sudut bangunannya.
Total luas bangunan berdenah persegi panjang ini sekitar tiga hektar. Keraton ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Keraton Surosowan adalah bangunan yang didirikan dengan beragam fungsi. Salah satunya adalah benteng. Tujuan didirikan benteng adalah melindungi penghuni dari serangan orang dari luar.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara yaang memeluk agama Islam. Islam masuk ke kawasan Sumatra melalui aktivitas perdagangan. Ujung Barat Sumatra merupakan tempat persinggahan yang strategis bagi saudagar Islam yang mempunyai rute Cina-India-Persia-Arab.
Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai
Oleh karena itu, di kawasan ini banyak ditemukan mata uang seperti dirham. Mata uang ini terbuat dari emas dan telah ada sejak raja pertama Kerajaan Samudra Pasai.
Sebagian pedagang itu singgah dan menetap di pesisir Samudra dan membangun permukiman. Disinilah mereka menjalankan aktivitas perdagangan dan kebudayaan. Bahkan, pengaruh Islam berkembang dalam bentuk pemerintahan kerajaan. Pada masa Kerajaan Samudra Pasai, kebudayaan berkembang secara pesat, ditandai adanya karya sastra, kaligrafi, sufistik, dan lain-lain.
Salah satu bukti kehadiran ISlam di kawasan ini terlihat dari nisan peninggalaan Sultan Malik as-Saleh. Batu nisa yang ditemukan di gampong Samudra. Lhoksumawe ini berhiaskan kaligrafi dari kutipan ayat-ayat Al-Qur'an. Diyakini bahwa batu nisan ini merupakan pengaruh kebudayaan Cambay, Gujarat. Sultan Malik as-Saleh meninggal pada tahun 1326 M. Kebesaran raja ini diungkap pula oleh seorang pengelana dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah. Melalui catatan perjalanannya, kita banyak menerima informasi tentang kerajaan Islam di Indonesia.
B. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang memerintah pada tahun 1478-1518 M. Pada abad XV M, Demak merupakan pusat pengembang dan penyebar agama Islam di Jawa. Toko Utama penyebaran agama Islam adalah Wali Sanga. Mereka di kenal sangat ahli dalam menggunakan saluran-saluran kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat untuk mengenalkan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, banyak peninggalan sejarah pada masa ini yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan sebelum Islam.
1. Makam Demak
Makam Demaak terletak di kompleks Masjid demak. Banyak tokoh pendidikan atau perintis Islam di Jawa yag di makamkan di sini. Misalnya makam Raden Patah, Pati Unus, Nyi Ageng Serang, Arya Penangsang, Pangeran Benowo, dan lain-lain.
2. Masjid Agung Demak
Masjid inilah yang menjadi pusat kegiatan para wali dalam menjalankan dakwah Islam. Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia dan mengundung beberapa bentuk kebudayaan Jawa. Misalnya, atap tumpang tersusun tiga, empat buah pilar utama yang merupakan saka guru, serambi dari majapahit, mihbab, pintu berukir, serta beduk dan kentungan peninggalan wali. Salah satu saka guru masjid ini terbuat dari tatal (serpihan kayu) merupakan krya Sunan Kalijaga. Oleh karena telah lapuk, saka guru Masjid Demak kini disimpan di museum yang terletak di samping masjid.
C. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati, tetapi puncak kejayaan saat di bawah Sulat Ageng Tirtayasa. Banten merupakan pelabuhan pertama yang di datangai bangsa Belanda. Peninggalan sejarah yang utama dari kerajaan Banten antara lain sebagaai berikut :
1. Menara Masjid Banten
Masjid Agung Banten sudah berdiri ketika Belanda pertama kali belabuh di Banten tahun 1596. Terdapat banyak bangunan di dalam kompleks masjid iniseperti makam para sultan, menara masjid, tiyamah (bangunan dua tingkat dengan arsitektur Eropa yang dulu di gunakan sebagai tempat kumpul untuk membahas masalah keagamaan dan sosial).
Selain itu, ada pula kolam wudhu, dan pawestren (banguan untuk jemaah perempuan), dan istiwa atau jam matahari penunjuk waktu salat. Masjid Banten konon di bangun oleh seorang arsitek Belanda yang telah masuk Islam, yaitu Hendrik Lucaszoon Cardeel.
2. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan di bangun oleh Sultan Maulana Hasanudin secara bertahap antara tahun 1552-1570 M dengan arsitek Hendrik Lucaszoon Cardeel. Dindingnya tinggi, lebih dari dua meter dengan lebar sekitar tujuh meter, dan berwarna coklat. Keraton Surosowan lebih mirip sebuah benteng Belanda yang kukuh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di tempat sudut bangunannya.
Total luas bangunan berdenah persegi panjang ini sekitar tiga hektar. Keraton ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Keraton Surosowan adalah bangunan yang didirikan dengan beragam fungsi. Salah satunya adalah benteng. Tujuan didirikan benteng adalah melindungi penghuni dari serangan orang dari luar.