kalau 5 conoth kalimat, mungkin saya bisa bantu : Daun-daun itu seakan melambai-lambai kepadaku, Ombak itu memecah batu karang, Lukisan nan indah itu seakan menatapku, Angin yang sepoi seakan membisik telingaku dengan perlahan, Api unggun itu seakan memelukku dengan hangatnya.
shelviwulandariMalam ini hujan kembali mengunjungiku, kunjungan yang kesekian puluh. Tak pasti hujan mengunjungiku (benar-benar berkunjung dan bercakap denganku). Terkadang ia hanya lewat di depan halaman. Lalu pergi usai menyapa bunga dan rerumputan. Sesekali hujan menggodaku, mengetuk jendela kamarku, tersenyum, dan berlalu. Lain waktu, hujan singgah cukup lama (setelah cukup lama pula ia menunggu di depan pintu). Kami lantas bercerita apa saja, tentang cuaca ataupun cerita perjalanan dari satu kota ke kota lainnya. Aku tak pernah bosan mendengar ceritanya. Seperti ia yang tak pernah bosan mendengar ceritaku. Tentangmu. Seperti malam ini, kami asyik berbincang hingga jam dua pagi. Kau tahu, aku tadi menceritakan tentang bintang dan kupu-kupu biru. Sebelum pergi, aku menitipkan pesan untukmu (kau akan tahu pesanku saat ia mengunjungimu). Apakah hujan mengunjungimu malam ini?Hujan bertandang kembali, tepat tiga hari setelah kunjungan terakhirnya. Tiga hari sejak aku menitipkan pesan untukmu. Entah, malam ini hujan begitu pendiam. Tak seperti biasanya. Sesekali bergumam, lebih banyak diam, mendinginkan secangkir the hitam yang kuseduhkan.Aku, entah mengapa, kali ini tak berani menanyakan apa-apa. Tak pula ada niat sekedar menanyakan apakah pesanku sudah diterima olehmu. Malam ini kami hanya saling menatap diri. Entah, apa yang hendak diceritakan hujan malam ini : sunyi. AKU INGIN MEMANGGIL HUJAN Aku ingin memanggil hujan. Semoga masih ada sedikit waktu untuk menghapus dahagaku. Haus aku pada kata-katamu, pada tangismu, pada tawamu. Dan segala apapun yang kau lagukan untukku. Aku ingin memanggil hujan. Seperti malam itu, saat kau mengirim air matamu. Saat kata-kataku mencoba mengusap pipimu, mengusap punggungmu, mendekap tubuhmu. Dan segala apapun yang menjadi tenangmu. Aku ingin memanggil hujan. Sapalah sepiku: Kau! AKU INGINAku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
kalau 5 conoth kalimat, mungkin saya bisa bantu :
Daun-daun itu seakan melambai-lambai kepadaku,
Ombak itu memecah batu karang,
Lukisan nan indah itu seakan menatapku,
Angin yang sepoi seakan membisik telingaku dengan perlahan,
Api unggun itu seakan memelukku dengan hangatnya.
Tak pasti hujan mengunjungiku (benar-benar berkunjung dan bercakap denganku). Terkadang ia hanya lewat di depan halaman. Lalu pergi usai menyapa bunga dan rerumputan. Sesekali hujan menggodaku, mengetuk jendela kamarku, tersenyum, dan berlalu. Lain waktu, hujan singgah cukup lama (setelah cukup lama pula ia menunggu di depan pintu). Kami lantas bercerita apa saja, tentang cuaca ataupun cerita perjalanan dari satu kota ke kota lainnya. Aku tak pernah bosan mendengar ceritanya. Seperti ia yang tak pernah bosan mendengar ceritaku. Tentangmu. Seperti malam ini, kami asyik berbincang hingga jam dua pagi. Kau tahu, aku tadi menceritakan tentang bintang dan kupu-kupu biru. Sebelum pergi, aku menitipkan pesan untukmu (kau akan tahu pesanku saat ia mengunjungimu).
Apakah hujan mengunjungimu malam ini?Hujan bertandang kembali, tepat tiga hari setelah kunjungan terakhirnya. Tiga hari sejak aku menitipkan pesan untukmu.
Entah, malam ini hujan begitu pendiam. Tak seperti biasanya. Sesekali bergumam, lebih banyak diam, mendinginkan secangkir the hitam yang kuseduhkan.Aku, entah mengapa, kali ini tak berani menanyakan apa-apa. Tak pula ada niat sekedar menanyakan apakah pesanku sudah diterima olehmu.
Malam ini kami hanya saling menatap diri.
Entah, apa yang hendak diceritakan hujan malam ini
: sunyi.
AKU INGIN MEMANGGIL HUJAN Aku ingin memanggil hujan. Semoga masih ada sedikit waktu untuk menghapus dahagaku. Haus aku pada kata-katamu, pada tangismu, pada tawamu. Dan segala apapun yang kau lagukan untukku. Aku ingin memanggil hujan. Seperti malam itu, saat kau mengirim air matamu. Saat kata-kataku mencoba mengusap pipimu, mengusap punggungmu, mendekap tubuhmu. Dan segala apapun yang menjadi tenangmu.
Aku ingin memanggil hujan.
Sapalah sepiku: Kau!
AKU INGIN Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada