1. Negosiasi
Lina : Mobilmu masih ada,Yan?
Yani : Masih, kamu tertarik?
Lina : Boleh juga kalau harganya cocok.
Yani : Nawar berapa?
Lina : Aku lihat di internet kamu pasang Rp. 44 juta, nego.
Untukku Rp. 35 juta saja ya? Harga pertemanan, dong!
Yani : Yaaah, terlalu murah. Masa segitu? Terlalu … Tidaklah!
Lina : Habis, aku punya uangnya segitu.
Yani : Bisa saja kamu pinjam ke mana gitu. Pokoknya itu terlalu
murah, Lin. Naikkan lagi tawarannya.
Lina : Kamu minta berapa?
Yani : Aku inginya ya .. Rp. 34 juta. Sudah turun, tuh!
Lina : Sedikit sekali turunnya?
Yani : Sudah turun sejuta. Sudah turun, Lin. Mobilku masih
kinclong. Jadi harga itu tidak kemahalan. Coba bisa banding-banding dengan mobil yang lain dengan tahun yang sama. Pasti harga mobilku sudah termasuk murah.
Lina : Ya, saya percaya karena aku kan sering bareng kamu pakai mobil itu. Makanya aku berani nawar mobilmu itu. Tapi, harganya itu. Uangku tidak cukup.
Yani : Tidak langsung lunas juga tidak apa-apa, tapi harganya aku ingin tetap segitu, Rp. 43 juta.
Lina : Yah, kamu… Hmmm bagaimana kalau sebagian tukar tambah dengan motor? Kamu tahu ,kan, motor saya itu?
Yani : Ooh, motor yang biasa kamu pakai ke kantor? ya, ya. Bolehlah. Jadi dengan Rp. 35 juta, sisanya dengaan motor itu?
Lina : Iya, begitu. Jadi, motorku sama harganya delapan juta.
Yani : Harusnya motormu itu tujuh juta saja karena sudah tua. He he, tapi tidak apa-apa. Deal, ya?
Lina : Sip. Nanti sore aku ke rumahmu, ya?
Yani : Oke, deh. Aku tunggu.
Jelaskan mengapa Lina mensepakati permintaan Yani dan sebaliknya, mengapa Yani menerima kesepakatan yang ditawarkan Lina!